
Jumlah Pengguna Tol Nyungsep 50% Selama Pandemi Corona
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
07 April 2020 11:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat adanya penurunan traffic jalan tol sejak 2 pekan terakhir. Tingkat penurunan secara akumulasi 2 pekan terakhir mencapai 50%.
Kepala BPJT Kementerian PUPR, Danang Parikesit, menjelaskan bahwa perubahan traffic secara harian memang cukup dinamis.
"Tapi memang ada kecenderungan mengalami penurunan. Sudah sekitar 2 minggu yang lalu kita pantau, dan minggu ini juga sudah kita pantau terus. Secara akumulasi jumlah penurunan mencapai 40-50%," kata Danang kepada CNBC Indonesia, Senin (6/4/20).
Danang bilang, tingkat penurunan tersebut bervariasi di tiap-tiap daerah. Pada ruas-ruas yang masuk jaringan Tol Trans Sumatera misalnya, tingkat penurunan nya masih sekitar 10%-15%.
"Tapi di daerah perkotaan terutama DKI Jakarta yang didorong terus oleh pemerintah daerah adanya work from home, kemudian cukup banyak isu soal pembatasan perjalanan, jumlah pengguna jalan tol ini ada kecenderungan yang menurun banyak," imbuhnya.
Danang bilang, penurunan traffic memang sejalan dengan kebijakan pemerintah. Diprediksi dalam beberapa waktu ke depan kondisi serupa masih terjadi
"Pemerintah kan juga mengatakan sebaiknya juga tidak mudik dan sebagainya. Sehingga minat orang untuk melakukan perjalanan kita harapkan sebenarnya juga mengalami penurunan," bebernya.
Adanya penurunan ini berdampak pula pada pendapatan para badan usaha jalan tol (BUJT). Dia memastikan pendapatan BUJT juga mengalami penurunan.
"Kalau jalan tol kan pendapatannya sangat tergantung pada traffic, dan penurunan traffic itu menunjukkan penurunan pada pendapatan," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Kepala BPJT Kementerian PUPR, Danang Parikesit, menjelaskan bahwa perubahan traffic secara harian memang cukup dinamis.
"Tapi memang ada kecenderungan mengalami penurunan. Sudah sekitar 2 minggu yang lalu kita pantau, dan minggu ini juga sudah kita pantau terus. Secara akumulasi jumlah penurunan mencapai 40-50%," kata Danang kepada CNBC Indonesia, Senin (6/4/20).
Danang bilang, tingkat penurunan tersebut bervariasi di tiap-tiap daerah. Pada ruas-ruas yang masuk jaringan Tol Trans Sumatera misalnya, tingkat penurunan nya masih sekitar 10%-15%.
"Tapi di daerah perkotaan terutama DKI Jakarta yang didorong terus oleh pemerintah daerah adanya work from home, kemudian cukup banyak isu soal pembatasan perjalanan, jumlah pengguna jalan tol ini ada kecenderungan yang menurun banyak," imbuhnya.
Danang bilang, penurunan traffic memang sejalan dengan kebijakan pemerintah. Diprediksi dalam beberapa waktu ke depan kondisi serupa masih terjadi
"Pemerintah kan juga mengatakan sebaiknya juga tidak mudik dan sebagainya. Sehingga minat orang untuk melakukan perjalanan kita harapkan sebenarnya juga mengalami penurunan," bebernya.
Adanya penurunan ini berdampak pula pada pendapatan para badan usaha jalan tol (BUJT). Dia memastikan pendapatan BUJT juga mengalami penurunan.
"Kalau jalan tol kan pendapatannya sangat tergantung pada traffic, dan penurunan traffic itu menunjukkan penurunan pada pendapatan," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular