
Dampak COVID-19
Jurus Otomotif RI Melawan COVID-19: Realistis Namun Terus Gas
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
03 April 2020 08:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor otomotif menjadi salah satu yang terpukul dalam masa pandemi virus corona ini. Penjualan mobil diprediksi bakal turun setidaknya hingga tiga bulan mendatang.
Pendapatan pun diprediksi bakal terus tergerus. Sementara operasional serta biaya pegawai masih harus tetap ditanggung. Lalu bagaimana perusahaan menyiasatinya?
Produsen mobil yang dikenal menyediakan pick-up, Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengambil langkah pengurangan produksi. Jadwal produksi kini disesuaikan.
"Baik dari segi jumlah unit produksi dan waktu produksinya. Pada saat ini kami mengikuti instruksi pemerintah untuk mengurangi kegiatan, sehingga produksi sudah selesai, kegiatan pabrik lebih ke proses maintenance, yang tidak memerlukan banyak karyawan," kata Kepala divisi Marketing Communication PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril, dalam keterangan resmi kepada CNBC Indonesia, kemarin Kamis (2/4/2020).
Pengurangan produksi tidak lepas dari menurunnya permintaan. Diperkirakan pada Maret 2020 sudah mulai jatuh, dan diikuti oleh beberapa bulan ke depan.
"Penjualan di Januari dan Februari masih normal, efeknya mulai terasa di Maret. Yang perlu diantisipasi adalah penjualan setelah Maret," ujarnya.
Tidak ketinggalan, Honda Prospect Motor (HPM) juga memutuskan menghentikan sementara kegiatan produksi mobil di Indonesia mulai 13 April 2020 selama dua pekan. Honda memiliki fasilitas produksi di Karawang, Jawa Barat, dengan kapasitas mencapai 120 ribu unit per tahun.
Pabrik itu memproduksi Honda Jazz, Mobilio, Brio, dan BR-V. Mulai Maret 2019 pabrik ini juga memproduksi Brio untuk pasar ekspor ke Filipina dan Vietnam.
"Kami telah menyesuaikan tingkat produksi kami dengan permintaan pasar. Karena situasi pasar yang berubah dengan cepat, kami terus menyesuaikan strategi kami untuk memenuhi permintaan pelanggan sambil tetap menjaga kondisi stok level yang sehat," kaya Yusak kepada CNBC Indonesia.
Serupa namun tak sama dengan Honda, ternyata Astra Daihatsu Motor (ADM) juga melakukan perubahan sistem kerja. Bahkan skema diatur sedemikian rupa agar karyawan tak mudik.
"Kami memilih kerja dua hari sekali supaya karyawan tidak mudik. Kalau libur dua minggu (sekaligus) karyawan umumnya balik kampung. Kami mau mendukung pemerintah mengatur supaya karyawan tidak mudik," kata Corporate Planning & Communications Director ADM Amelia Tjandra.
Menurutnya, kebijakan HPM yang merencanakan libur produksi atau tutup pabrik selama dua minggu dengan ADM yang menerapkan kerja dua hari sekali sama saja. "Ini kan urusan manajemen saja. Yang satu pilih per 2 mingguan kerja nya. ADM pilih kerja 2 hari sekali full 1 bulan," ujarnya.
Kondisi paceklik para anggotanya ini dipahami betul oleh Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi. Ia mengakui penurunan penjualan secara dalam kemungkinan besar terjadi.
Kondisi tersebut kini sudah mulai dirasakan, namun penurunan itu diprediksi bakal terus berlanjut. Masih ada beberapa waktu ke depan, tekanan itu bakal terus berlangsung. Bahkan diperkirakan koreksi bakal lebih dalam.
"Feeling saya pasti akan sangat berpengaruh. Pengaruhnya itu pasti akan membuat volume (penjualan) turun. Dan kalau kita liat April, Mei, Juni, tiga bulan ke depan ini second quarter akan sangat terpengaruh, karena itu puncak-puncaknya. (Apalagi) mulai dibatasi pergerakan (mobilitas) dan sebagainya, jadi saya rasa April, Mei, Juni, tiga bulan akan berpengaruh," ungkap Yohannes.
Padahal, biasanya waktu menuju mudik seperti tahun-tahun sebelumnya menjadi momen penting dalam penjualan mobil. Misalnya pada Bulan Mei tahun 2019 lalu, penjualan mencapai 84.146 unit, naik dibanding bulan sebelumnya. Bahkan pada periode sama di tahun 2018 lebih besar lagi, menjelang lebaran pada Mei 2018, penjualan mobil menyentuh 100 ribu unit.
Namun kini, banyak masyarakat yang memprioritaskan kebutuhan pokok dan kesehatan, sehingga mengurungkan niat untuk membeli unit mobil. Hal itu dinilai wajar karena pemerintah juga sudah menghimbau masyarakat untuk mengurungkan niatnya mudik. Bahkan, imbauan itu berpotensi menjadi larangan.
"Gini, mobil itu barang yang boleh dikata cukup mahal dan masih termasuk mewah di Indonesia. Otomatis kondisi gini, anak-anak sekolah aja dari rumah, pegawai kerja dari rumah, sebagian toko juga tutup. Pasti akan pengaruhi juga kebiasaan orang buat belanja, termasuk beli mobil. Jadi mungkin jarang sekali orang yang beli mobil. Tadinya, ah orang mau beli mobil, jadi nggak beli mobil," kata mantan Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia.
(sef/sef) Next Article Jokowi Mau Tahun 2025 Ada 2 Juta Motor Listrik, Mungkin Gak?
Pendapatan pun diprediksi bakal terus tergerus. Sementara operasional serta biaya pegawai masih harus tetap ditanggung. Lalu bagaimana perusahaan menyiasatinya?
Produsen mobil yang dikenal menyediakan pick-up, Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengambil langkah pengurangan produksi. Jadwal produksi kini disesuaikan.
"Baik dari segi jumlah unit produksi dan waktu produksinya. Pada saat ini kami mengikuti instruksi pemerintah untuk mengurangi kegiatan, sehingga produksi sudah selesai, kegiatan pabrik lebih ke proses maintenance, yang tidak memerlukan banyak karyawan," kata Kepala divisi Marketing Communication PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril, dalam keterangan resmi kepada CNBC Indonesia, kemarin Kamis (2/4/2020).
Pengurangan produksi tidak lepas dari menurunnya permintaan. Diperkirakan pada Maret 2020 sudah mulai jatuh, dan diikuti oleh beberapa bulan ke depan.
"Penjualan di Januari dan Februari masih normal, efeknya mulai terasa di Maret. Yang perlu diantisipasi adalah penjualan setelah Maret," ujarnya.
Tidak ketinggalan, Honda Prospect Motor (HPM) juga memutuskan menghentikan sementara kegiatan produksi mobil di Indonesia mulai 13 April 2020 selama dua pekan. Honda memiliki fasilitas produksi di Karawang, Jawa Barat, dengan kapasitas mencapai 120 ribu unit per tahun.
Pabrik itu memproduksi Honda Jazz, Mobilio, Brio, dan BR-V. Mulai Maret 2019 pabrik ini juga memproduksi Brio untuk pasar ekspor ke Filipina dan Vietnam.
"Kami telah menyesuaikan tingkat produksi kami dengan permintaan pasar. Karena situasi pasar yang berubah dengan cepat, kami terus menyesuaikan strategi kami untuk memenuhi permintaan pelanggan sambil tetap menjaga kondisi stok level yang sehat," kaya Yusak kepada CNBC Indonesia.
Serupa namun tak sama dengan Honda, ternyata Astra Daihatsu Motor (ADM) juga melakukan perubahan sistem kerja. Bahkan skema diatur sedemikian rupa agar karyawan tak mudik.
"Kami memilih kerja dua hari sekali supaya karyawan tidak mudik. Kalau libur dua minggu (sekaligus) karyawan umumnya balik kampung. Kami mau mendukung pemerintah mengatur supaya karyawan tidak mudik," kata Corporate Planning & Communications Director ADM Amelia Tjandra.
Menurutnya, kebijakan HPM yang merencanakan libur produksi atau tutup pabrik selama dua minggu dengan ADM yang menerapkan kerja dua hari sekali sama saja. "Ini kan urusan manajemen saja. Yang satu pilih per 2 mingguan kerja nya. ADM pilih kerja 2 hari sekali full 1 bulan," ujarnya.
Kondisi paceklik para anggotanya ini dipahami betul oleh Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi. Ia mengakui penurunan penjualan secara dalam kemungkinan besar terjadi.
Kondisi tersebut kini sudah mulai dirasakan, namun penurunan itu diprediksi bakal terus berlanjut. Masih ada beberapa waktu ke depan, tekanan itu bakal terus berlangsung. Bahkan diperkirakan koreksi bakal lebih dalam.
"Feeling saya pasti akan sangat berpengaruh. Pengaruhnya itu pasti akan membuat volume (penjualan) turun. Dan kalau kita liat April, Mei, Juni, tiga bulan ke depan ini second quarter akan sangat terpengaruh, karena itu puncak-puncaknya. (Apalagi) mulai dibatasi pergerakan (mobilitas) dan sebagainya, jadi saya rasa April, Mei, Juni, tiga bulan akan berpengaruh," ungkap Yohannes.
Padahal, biasanya waktu menuju mudik seperti tahun-tahun sebelumnya menjadi momen penting dalam penjualan mobil. Misalnya pada Bulan Mei tahun 2019 lalu, penjualan mencapai 84.146 unit, naik dibanding bulan sebelumnya. Bahkan pada periode sama di tahun 2018 lebih besar lagi, menjelang lebaran pada Mei 2018, penjualan mobil menyentuh 100 ribu unit.
Namun kini, banyak masyarakat yang memprioritaskan kebutuhan pokok dan kesehatan, sehingga mengurungkan niat untuk membeli unit mobil. Hal itu dinilai wajar karena pemerintah juga sudah menghimbau masyarakat untuk mengurungkan niatnya mudik. Bahkan, imbauan itu berpotensi menjadi larangan.
"Gini, mobil itu barang yang boleh dikata cukup mahal dan masih termasuk mewah di Indonesia. Otomatis kondisi gini, anak-anak sekolah aja dari rumah, pegawai kerja dari rumah, sebagian toko juga tutup. Pasti akan pengaruhi juga kebiasaan orang buat belanja, termasuk beli mobil. Jadi mungkin jarang sekali orang yang beli mobil. Tadinya, ah orang mau beli mobil, jadi nggak beli mobil," kata mantan Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia.
(sef/sef) Next Article Jokowi Mau Tahun 2025 Ada 2 Juta Motor Listrik, Mungkin Gak?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular