Mantap, Ternyata RI Sudah Lama Swasembada Mobil

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 July 2023 17:45
Aktivitas Car Terminal di Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021). Pelabuhan Patimban memiliki lokasi strategis di antara Bandara Kertajati dan kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta. Pelabuhan Patimban akan menjadi kunci penghubung antar kawasan dan menopang percepatan ekspor. Percepatan pembangunan Pelabuhan Patimban diharapkan mendorong perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Barat. Pelabuhan ini diharapkan mendukung perekonomian regional dan nasional.. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Car Terminal di Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor barang konsumsi, termasuk mobil mengalami penurunan pada bulan Juni 2023 dibandingkan sebulan sebelumnya. Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, hal itu karena kini masyarakat Indonesia memiliki banyak pilihan untuk memilih mobil produksi dalam negeri.

"Kita sudah cukup lama swasembada kendaraan bermotor roda 4 atau lebih. Jadi nggak ada guna impor dari luar kalau jenis-jenis kendaraannya sudah diproduksi di sini. Katakan sedan, ada di sini. Dari yang biasa sampai premium. BMW sampai seri 7 sudah dirakit di sini, jadi gak ada alasan kuat untuk impor," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/7/23).

Sebagai gambaran, penjualan kendaraan roda empat di RI juga kian tinggi dari waktu ke waktu. Sepanjang semester I tahun 2023, penjualan mobil sudah tembus lebih dari 500 ribu unit. Sedangkan periode yang sama 2022 di angka 475.321 unit.

"Bisa dikatakan itu (memilih produksi mobil RI), ngapain impor kalau mobil biasa aja bisa dibuat di sini," kata Kukuh.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor barang konsumsi mencapai US$ 1,59 miliar per Juni 2023, turun dari bulan sebelumya senilai US$2,07 miliar dan dari tahun sebelumnya, yang mencapai US$1,70 miliar.

"Impor barang konsumsi mengalami penurunan 23,33%. Ini didorong oleh penurunan komoditas mesin dan perlengkapan elektronik dan bagiannya, kendaraan dan bagiannya, serta gula dan kembang gula," kata Sekretariat Utama (BPS) Atqo Mardiyanto.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Wuling Cs, Gelombang Mobil China Berdatangan Masuk RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular