
Sedih, PHK dan Pengangguran di Mana-mana Gegara Corona...
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 April 2020 07:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona benar-benar dunia sengsara. Dari tragedi kesehatan dan kemanusiaan, serangan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Prinvisi Hubei, Republik Rakyat China ini merembet ke bidang ekonomi dan sosial.
Mengutip data satelt pemetaan ArcGis pada Jumat (3/4/2020) pukul 05:21 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia sudah di atas 1 juta orang, tepatnya 1.011.490. Korban meninggal juga tidak kurang dari 50.000 orang yaitu 52.863. Virus ini sudah menyebar di lebih dari 200 negara. Hampir tidak ada tempat yang aman.
Penyebaran virus yang begitu cepat dan masif membuat berbagai negara terpaksa melakukan upaya ekstrem. Virus menyebar melalui kontak dan interaksi antar-manusia, sehingga itu harus diminimalkan.
Manusia pun dicabut kodratnya sebagai makhluk sosial dan dianjurkan untuk mengurung diri di rumah. Bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.
Penerapan physical/social distancing yang lebih keras adalah melalui karantina wilayah alias lockdown, seperti yang diterapkan di India atau Filipina. Masyarakat benar-benar tidak boleh keluar rumah kecuali untuk urusan yang sangat mendesak. Transportasi publik juga tidak beroperasi.
"(Penyebaran virus) semakin luas. Sekali lagi, saya katakan kepada betapa seriusnya masalah ini dan Anda harus mendengarkan. Instruksi saya kepada polisi dan militer, jika ada masalah dan mereka (pelanggar lockdown) melawan, tembak saja.
"Mengerti? Mati. Daripada Anda membuat masalah, lebih baik saya kubur," tegas Rodrigo Duterte, Presiden Filipina, seperti dikutip dari Reuters.
Berbagai kebijakan tersebut bertujuan untuk mempersempit ruang gerak penyebaran virus corona dan menyelamatkan jutaan nyawa. Namun tidak bisa dipungkiri, aktivitas manusia yang sangat terbatas membuat laju perekonomian berjalan sangat lambat.
Pabrik dan kantor banyak yang tidak beroperasi, walau beroperasi tidak dalam kapasitas penuh. Hotel dan restoran sepi. Tempat wisata dan pusat perbelanjaan minim pengunjung, atau bahkan ada yang ditutup.
Dunia usaha kelimpungan. Pemasukan anjlok seanjlok-anjloknya, sementara pengeluaran jalan terus untuk membayar tagihan listrik, air, membayar utang, dan sebagainya.
Oleh karena itu, upaya efisiensi ditempuh. Salah satunya tentu dengan pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Kementerian Ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) melaporkan, jumlah klaim tunjangan pengangguran (unemployment benefits) pada pekan yang berakhir 28 Maret mencapai 6,65 juta. Melonjak lebih dari dua kali lipat dan menjadi rekor tertinggi sejak program tunjangan pengangguran mulai digulirkan pada 1967.
"Seperti pekan sebelumnya, data hari ini menunjukkan pengorbanan para pekerja AS kepada keluarga, tetangga, dan negara kita untuk menekan penyebaran virus corona. Pemerintah terus bertindak cepat untuk mengatasi dampak penyebaran virus terhadap para pekerja.
"Termasuk pengesahan aturan cuti berbayar dan peningkatan skala tunjangan pengangguran. Aturan tersebut juga memberikan insentif kepada dunia usaha untuk mempertahankan pekerja dan tetap membayar mereka," kata Eugene Scalia, Menteri Ketenagakerjaan AS, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
AS saat ini adalah negara dengan jumlah kasus corona terbanyak di dunia yaitu 242.182. Korban jiwa akibat corona di Negeri Paman Sam juga terus bertambah, saat ini adalah 5.850 orang.
Sektor yang paling banyak melakukan PHK di Negeri Adidaya adalah akomodasi dan pelayanan makanan. Di Negara Bagian Pennsylvania, dilaporkan klaim tunjangan pengangguran bertambah sebanyak 362.012 karena PHK di sektor akomodasi dan pelayanan makanan, transportasi dan pergudangan, pengolahan sampah, serta layanan kesehatan. Sementara di Negara Bagian Texas, klaim tunjangan pengangguran bertambah 139.250 karena PHK di sektor akomodasi dan pelayanan makanan, transportasi dan pergudangan, layanan kesehatan, dan pengolahan sampah. Sedangkan di Negara Bagian New York, daerah dengan kasus corona terbanyak di AS, ada tambahan klaim tunjangan pengangguran berjumlah 65.727 akibat PHK di sektor akomodasi dan pelayanan makanan, kesenian, hiburan, dan rekreasi, serta layanan kesehatan.
Peningkatan jumlah pengangguran juga terjadi di Spanyol. Pada Maret 2020, jumlah pengangguran di Negeri Matador adalah 3,55 juta, tertinggi sejak 2017. Naik 302.300 ribu dibandingkan bulan sebelumnya, laju kenaikan tertinggi sejak 2001.
Tambahan pengangguran terbanyak berasal dari pekerja di sektor jasa (206.000). Disusul oleh konstruksi (59.550), industri manufaktur (25.190), dan pertanian (6.520).
Berdasarkan wilayah, tambahan jumlah pengangguran terbanyak terjadi di Andalusia (138.600). Kemudian di Valencia (21.830) dan Katalunya (21.830).
Berbagai stimulus yang diberikan oleh otoritas fiskal dan moneter mungkin bisa meredakan gejolak ini. Namun tidak bisa menyembuhkan, karena virus corona masih bergentayangan. Lagipula, kapasitas pemerintah dan bank sentral tentu ada batasnya.
Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan saat ini adalah menunggu sampai ada vaksin perontok virus corona. Atau menunggu sampai serangan virus ini reda dengan sendirinya. Sembari menunggu, ayo terus jaga jarak, jaga kebersihan, dan jaga kesehatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Mengutip data satelt pemetaan ArcGis pada Jumat (3/4/2020) pukul 05:21 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia sudah di atas 1 juta orang, tepatnya 1.011.490. Korban meninggal juga tidak kurang dari 50.000 orang yaitu 52.863. Virus ini sudah menyebar di lebih dari 200 negara. Hampir tidak ada tempat yang aman.
Penyebaran virus yang begitu cepat dan masif membuat berbagai negara terpaksa melakukan upaya ekstrem. Virus menyebar melalui kontak dan interaksi antar-manusia, sehingga itu harus diminimalkan.
Penerapan physical/social distancing yang lebih keras adalah melalui karantina wilayah alias lockdown, seperti yang diterapkan di India atau Filipina. Masyarakat benar-benar tidak boleh keluar rumah kecuali untuk urusan yang sangat mendesak. Transportasi publik juga tidak beroperasi.
"(Penyebaran virus) semakin luas. Sekali lagi, saya katakan kepada betapa seriusnya masalah ini dan Anda harus mendengarkan. Instruksi saya kepada polisi dan militer, jika ada masalah dan mereka (pelanggar lockdown) melawan, tembak saja.
"Mengerti? Mati. Daripada Anda membuat masalah, lebih baik saya kubur," tegas Rodrigo Duterte, Presiden Filipina, seperti dikutip dari Reuters.
Berbagai kebijakan tersebut bertujuan untuk mempersempit ruang gerak penyebaran virus corona dan menyelamatkan jutaan nyawa. Namun tidak bisa dipungkiri, aktivitas manusia yang sangat terbatas membuat laju perekonomian berjalan sangat lambat.
Pabrik dan kantor banyak yang tidak beroperasi, walau beroperasi tidak dalam kapasitas penuh. Hotel dan restoran sepi. Tempat wisata dan pusat perbelanjaan minim pengunjung, atau bahkan ada yang ditutup.
Dunia usaha kelimpungan. Pemasukan anjlok seanjlok-anjloknya, sementara pengeluaran jalan terus untuk membayar tagihan listrik, air, membayar utang, dan sebagainya.
Oleh karena itu, upaya efisiensi ditempuh. Salah satunya tentu dengan pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Kementerian Ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) melaporkan, jumlah klaim tunjangan pengangguran (unemployment benefits) pada pekan yang berakhir 28 Maret mencapai 6,65 juta. Melonjak lebih dari dua kali lipat dan menjadi rekor tertinggi sejak program tunjangan pengangguran mulai digulirkan pada 1967.
"Seperti pekan sebelumnya, data hari ini menunjukkan pengorbanan para pekerja AS kepada keluarga, tetangga, dan negara kita untuk menekan penyebaran virus corona. Pemerintah terus bertindak cepat untuk mengatasi dampak penyebaran virus terhadap para pekerja.
"Termasuk pengesahan aturan cuti berbayar dan peningkatan skala tunjangan pengangguran. Aturan tersebut juga memberikan insentif kepada dunia usaha untuk mempertahankan pekerja dan tetap membayar mereka," kata Eugene Scalia, Menteri Ketenagakerjaan AS, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
AS saat ini adalah negara dengan jumlah kasus corona terbanyak di dunia yaitu 242.182. Korban jiwa akibat corona di Negeri Paman Sam juga terus bertambah, saat ini adalah 5.850 orang.
Sektor yang paling banyak melakukan PHK di Negeri Adidaya adalah akomodasi dan pelayanan makanan. Di Negara Bagian Pennsylvania, dilaporkan klaim tunjangan pengangguran bertambah sebanyak 362.012 karena PHK di sektor akomodasi dan pelayanan makanan, transportasi dan pergudangan, pengolahan sampah, serta layanan kesehatan. Sementara di Negara Bagian Texas, klaim tunjangan pengangguran bertambah 139.250 karena PHK di sektor akomodasi dan pelayanan makanan, transportasi dan pergudangan, layanan kesehatan, dan pengolahan sampah. Sedangkan di Negara Bagian New York, daerah dengan kasus corona terbanyak di AS, ada tambahan klaim tunjangan pengangguran berjumlah 65.727 akibat PHK di sektor akomodasi dan pelayanan makanan, kesenian, hiburan, dan rekreasi, serta layanan kesehatan.
Peningkatan jumlah pengangguran juga terjadi di Spanyol. Pada Maret 2020, jumlah pengangguran di Negeri Matador adalah 3,55 juta, tertinggi sejak 2017. Naik 302.300 ribu dibandingkan bulan sebelumnya, laju kenaikan tertinggi sejak 2001.
Tambahan pengangguran terbanyak berasal dari pekerja di sektor jasa (206.000). Disusul oleh konstruksi (59.550), industri manufaktur (25.190), dan pertanian (6.520).
Berdasarkan wilayah, tambahan jumlah pengangguran terbanyak terjadi di Andalusia (138.600). Kemudian di Valencia (21.830) dan Katalunya (21.830).
Berbagai stimulus yang diberikan oleh otoritas fiskal dan moneter mungkin bisa meredakan gejolak ini. Namun tidak bisa menyembuhkan, karena virus corona masih bergentayangan. Lagipula, kapasitas pemerintah dan bank sentral tentu ada batasnya.
Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan saat ini adalah menunggu sampai ada vaksin perontok virus corona. Atau menunggu sampai serangan virus ini reda dengan sendirinya. Sembari menunggu, ayo terus jaga jarak, jaga kebersihan, dan jaga kesehatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular