Internasional

Percaya atau Tidak, Korut Klaim Bebas Corona

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 April 2020 16:59
Pemerintah Korea Utara tetap bersikeras jika tidak ada penyebaran virus corona di negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut.
Foto: istimewa
Jakarta, CNBC Indonesia - Hingga kini, pemerintah Korea Utara tetap bersikeras jika tidak ada penyebaran virus corona di negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut. Hal ini menimbulkan keraguan, sebab pandemi global ini sudah menjalar ke 203 negara dan teritorial, termasuk tetangga Korut, Korea Selatan.

Tetapi Korut sendiri sudah melakukan penguncian (lockdown) secara nasional dengan menutup semua perbatasannya pada Januari, sesaat setelah terdeteksinya kasus pertama di China. Lockdown tersebut juga dilengkapi dengan senjata nuklir dan pemberlakuan tindakan pengamanan yang ketat.

Direktur departemen anti-epidemi di Markas Besar Anti-epidemi Darurat Korut, Pak Myong-su menegaskan bahwa upaya tersebut berhasil. "Sejauh ini tidak ada satu orang pun yang terinfeksi coronavirus baru di negara kami," kata Myong-su kepada AFP, Kamis (2/4/2020).

"Kami telah melakukan tindakan preventif dan ilmiah seperti inspeksi dan karantina untuk semua personel yang memasuki negara kami dan sepenuhnya mendisinfeksi semua barang, serta menutup perbatasan dan memblokir jalur laut dan udara."

Tetapi para ahli mengatakan Korut sangat rentan terhadap virus karena sistem medisnya yang lemah, dan para pembelot menuduh Pyongyang menutupi kasus wabah tersebut. Komandan militer AS di Korea Selatan, Jenderal Robert Abrams, mengatakan bulan lalu dia "cukup yakin" Korut memiliki kasus terkonfirmasi atas virus tersebut.

Presiden AS Donald Trump juga mengatakan Korea Utara "akan melalui sesuatu" dan menawarkan "kerja sama dalam pekerjaan anti-epidemi", dalam sebuah surat pribadi kepada pemimpin Korut, Kim Jong-un.

Sebelumnya Pyongyang telah meminta bantuan terkait virus tersebut. Pada Februari lalu, kementerian luar negeri Rusia mengatakan pihaknya memberi Pyongyang 1.500 alat tes diagnostik corona "karena risiko yang berkelanjutan dari COVID-19 yang baru".

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga memberikan pengecualian sanksi kepada kelompok-kelompok bantuan, termasuk Dokter tanpa Perbatasan dan UNICEF pada barang-barang seperti kit diagnostik, masker wajah, peralatan pelindung, dan desinfektan. Tetapi tidak segera jelas apakah pasokan tersebut diberikan ke Korut atau tidak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan berencana mengeluarkan US$ 900.000 (Rp 14,8 miliar) untuk mendukung kegiatan tanggapan virus corona di Pyongyang, menurut data yang diposting di Kantor PBB untuk situs web Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Saat ini, sudah ada 938.452 kasus terkonfirmasi, 47.290 kasus kematian, dan 195.388 kasus berhasil sembuh secara global per Kamis (2/4/2020) pukul 15.30 WIB, menurut data dari Worldometers.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Tahun Baru, Kasus Covid-19 di Australia Cetak Rekor Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular