
Imbas Corona, Ini Hitungan Konsumsi Listrik PLN
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
01 April 2020 16:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak corona virus (Covid-19) menyasar semua lini termasuk listrik. Konsumsi listrik industri diperkirakan bakal turun akibat work from home (WFH) yang dianjurkan pemerintah demi menekan angka penyebaran Covid-19. Namun, kondisi sebalikya pada konsumsi listrik rumah tangga diperkirakan bakal naik.
Berdasarkan data dari Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) konsumsi lisrik nasional semua pelanggan PT PLN (Persero) sepanjang tahun 2019 sekitar 75,4 juta pelanggan dan pendapatan PLN dari penjualan sekitar Rp 274 triliun per tahun, atau sekitar Rp 22,8 triliun per bulan.
Jumlah pelanggan PLN 450 VA dan 900 VA sekitar 55,7 juta pelanggan dengan pendapatan sekitar Rp 53,2 triliun per tahun atau sekitar Rp 4,4 triliun per bulan. Lalu jumlah pelanggan PLN RT 450 VA dan 900 VA bersubsidi sekitar 31 juta pelanggan dengan pendapatan sekitar Rp 15,3 triliun per tahun atau sekitar Rp 1,28 triliun per bulan.
"Adanya himbauan kerja di rumah, maka konsumen rumah tangga akan sedikit meningkat. Ini yang terus kita pantau golongan rumah tangga ada kenaikan, ini sangat logis 1-3% terus menerus kita pantau," ungkap Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Gatrik) Kementerian ESDM, Rida Mulyana dalam konferensi pers, Rabu, (1/04/2020).
Seperti diketahui pemerintah menganggarkan tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan virus corona (Covid-19), salah satunya untuk diskon tarif listrik. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran untuk diskon tarif listrik bagi pelanggan 450 VA dan 900 VA sebesar Rp 3,5 triliun.
Rida menerangkan semestinya angka yang dibutuhkan tidak Rp 3,5 triliun namun Rp 3,2 triliun. Anggaran dinaikkan menjadi Rp 3,5 triliun demi mengantisipasi lonjakan pemakaian listrik rumah tangga dampak dari WFH.
"Itulah kemudian kenapa dana Rp 3,5 triliun dialokasikan supaya kita punya space kalau konsumsi lebih dari tahun 2019 saat belum ada himbauan Covid-19," imbuhnya.
Jumlah Rp 3,2 triliun kebutuhan dirinya dapat dari perhitungan pelanggan 450 VA sebanyak 24 juta pelanggan dikalikan tagihan rata-rata Rp 36.000 hasilnya Rp 860 miliar per bulan. Kemudian pelagggan 900 VA dikalikan 7 juta dengan rata-rata tagihan Rp 60.000 per bulan. Di dapatlah hasil Rp 800 miliar. Kemudian dikalikan dengan besaran diskon 50%.
"Maka didapat Rp 1,1 triliun per bulan, kalau dikalikan 3 bulan sekitar Rp 3,2 triliun," terangnya.
Lebih lanjut Rida mengatakan, intinya di tengah pandemi Covid-19 negara inngin hadir meringankan beban masyarakat. Melalui keringanann tagihan listrik per bulannya.
(gus) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Berdasarkan data dari Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) konsumsi lisrik nasional semua pelanggan PT PLN (Persero) sepanjang tahun 2019 sekitar 75,4 juta pelanggan dan pendapatan PLN dari penjualan sekitar Rp 274 triliun per tahun, atau sekitar Rp 22,8 triliun per bulan.
Jumlah pelanggan PLN 450 VA dan 900 VA sekitar 55,7 juta pelanggan dengan pendapatan sekitar Rp 53,2 triliun per tahun atau sekitar Rp 4,4 triliun per bulan. Lalu jumlah pelanggan PLN RT 450 VA dan 900 VA bersubsidi sekitar 31 juta pelanggan dengan pendapatan sekitar Rp 15,3 triliun per tahun atau sekitar Rp 1,28 triliun per bulan.
Seperti diketahui pemerintah menganggarkan tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan virus corona (Covid-19), salah satunya untuk diskon tarif listrik. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan anggaran untuk diskon tarif listrik bagi pelanggan 450 VA dan 900 VA sebesar Rp 3,5 triliun.
Rida menerangkan semestinya angka yang dibutuhkan tidak Rp 3,5 triliun namun Rp 3,2 triliun. Anggaran dinaikkan menjadi Rp 3,5 triliun demi mengantisipasi lonjakan pemakaian listrik rumah tangga dampak dari WFH.
"Itulah kemudian kenapa dana Rp 3,5 triliun dialokasikan supaya kita punya space kalau konsumsi lebih dari tahun 2019 saat belum ada himbauan Covid-19," imbuhnya.
Jumlah Rp 3,2 triliun kebutuhan dirinya dapat dari perhitungan pelanggan 450 VA sebanyak 24 juta pelanggan dikalikan tagihan rata-rata Rp 36.000 hasilnya Rp 860 miliar per bulan. Kemudian pelagggan 900 VA dikalikan 7 juta dengan rata-rata tagihan Rp 60.000 per bulan. Di dapatlah hasil Rp 800 miliar. Kemudian dikalikan dengan besaran diskon 50%.
"Maka didapat Rp 1,1 triliun per bulan, kalau dikalikan 3 bulan sekitar Rp 3,2 triliun," terangnya.
Lebih lanjut Rida mengatakan, intinya di tengah pandemi Covid-19 negara inngin hadir meringankan beban masyarakat. Melalui keringanann tagihan listrik per bulannya.
![]() |
(gus) Next Article Pemerintah Kucurkan Rp 3 T Untuk Insentif Biaya Listrik
Most Popular