
Investor Panik Karena Covid-19, BI Terus Waspada
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
31 March 2020 16:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyebutkan terjadi aliran modal asing keluar (outflow) yang cukup signifikan sejak merebaknya virus corona atau Covid-19. Dari data BI, sejak 20 Januari-30 Maret 2020 terjadi outflow Rp 167,9 triliun.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, outflow terjadi tidak hanya di Indonesia tapi hampir seluruh negara di dunia. Hal ini disebabkan oleh kepanikan investor karena Covid-19 yang menyebar dengan cepat.
"Begitu Covid-19 itu merebak maka terjadilah kepanikan Global, tidak hanya pemodal asing seluruh dunia tapi juga investor asing seluruh dunia. Mereka tidak peduli berapa imbal hasilnya, bagaimana suatu negara itu, mereka pada waktu itu hanya terjadi kepanikan," ujar Perry, Selasa (31/3/2020).
Menurutnya, saat awal Maret lalu terjadi outflow yang besar karena investor menunggu bagaimana langkah-langkah yang dilakukan suatu negara baik dari sisi Kesehatan, Fiskal hingga moneternya.
Namun, setelah negara-negara maju seperti Amerika Serikat hingga Eropa mengeluarkan kebijakan fiskal dan moneternya, maka kepanikan mulai berkurang. Oleh karenanya, sejak akhir Maret ini mulai ada aliran modal asing masuk (inflow).
"Nah kemudian kepanikan itu mereda dengan adanya langkah-langkah stimulus fiskal dari AS dan lain-lain, tentu saja mereka (investor) juga memantau bagaimana langkah-langkah pencegahan konflik ini di Indonesia, bagaimana stimulus fiskal ini telah dan akan diberikan dan bagaimana Bank Sentral melakukan stabilisasi nilai tukar dan bagaimana melakukan injeksi likuiditas sebagaimana dilakukan oleh bank sentral lain," jelasnya.
Ia juga memastikan, meski kepanikan sudah mereda, tapi BI akan tetap waspada. BI juga memastikan akan selalu ada di pasar untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah baik melalui pasar spot, DNDF dan pembelian SBN dari pasar sekunder.
"Tentu saja, minggu lalu mulai mereda tetapi kita harus waspada, tetap waspada ke depan, karena perkembangan bisa lebih cepat dan memerlukan langkah-langkah yang cepat. Yang ingin kami pastikan bahwa Bank Indonesia akan selalu berada di pasar," tegasnya.
(dru) Next Article Chaos! Kasus Covid-19 RI Tembus Seribu 3 Hari Berturut-turut
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, outflow terjadi tidak hanya di Indonesia tapi hampir seluruh negara di dunia. Hal ini disebabkan oleh kepanikan investor karena Covid-19 yang menyebar dengan cepat.
"Begitu Covid-19 itu merebak maka terjadilah kepanikan Global, tidak hanya pemodal asing seluruh dunia tapi juga investor asing seluruh dunia. Mereka tidak peduli berapa imbal hasilnya, bagaimana suatu negara itu, mereka pada waktu itu hanya terjadi kepanikan," ujar Perry, Selasa (31/3/2020).
Namun, setelah negara-negara maju seperti Amerika Serikat hingga Eropa mengeluarkan kebijakan fiskal dan moneternya, maka kepanikan mulai berkurang. Oleh karenanya, sejak akhir Maret ini mulai ada aliran modal asing masuk (inflow).
"Nah kemudian kepanikan itu mereda dengan adanya langkah-langkah stimulus fiskal dari AS dan lain-lain, tentu saja mereka (investor) juga memantau bagaimana langkah-langkah pencegahan konflik ini di Indonesia, bagaimana stimulus fiskal ini telah dan akan diberikan dan bagaimana Bank Sentral melakukan stabilisasi nilai tukar dan bagaimana melakukan injeksi likuiditas sebagaimana dilakukan oleh bank sentral lain," jelasnya.
Ia juga memastikan, meski kepanikan sudah mereda, tapi BI akan tetap waspada. BI juga memastikan akan selalu ada di pasar untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah baik melalui pasar spot, DNDF dan pembelian SBN dari pasar sekunder.
"Tentu saja, minggu lalu mulai mereda tetapi kita harus waspada, tetap waspada ke depan, karena perkembangan bisa lebih cepat dan memerlukan langkah-langkah yang cepat. Yang ingin kami pastikan bahwa Bank Indonesia akan selalu berada di pasar," tegasnya.
(dru) Next Article Chaos! Kasus Covid-19 RI Tembus Seribu 3 Hari Berturut-turut
Most Popular