
Ini Cara Lockdown A La China yang Sukses Lawan Wabah Corona
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
28 March 2020 18:01

Pengawasan ketat ditingkatkan di wilayah lain di seluruh China segera setelah Wuhan dikarantina. Sebagian besar khawatir orang-orang berlomba untuk melarikan diri dari kota sebelum dikarantina dan itu bisa membuat penyebaran virus makin meluas.
Dalam periode dua bulan Wuhan disulap menjadi layaknya kota mati. Namun strategi lockdown yang dilakukan China untuk Wuhan dan beberapa kota lainnya terbukti berhasil. Kini China tak lagi melaporkan adanya kasus tambahan akibat transmisi lokal.
Kasus infeksi baru yang dilaporkan di China merupakan kasus impor. Artinya infeksi terjadi akibat orang tersebut selesai melakukan perjalanan dari luar China. Sejak awal Maret ini, jumlah kasus kumulatif di China cenderung stagnan di angka 80 ribu kasus.
Walau China masih terus melaporkan pertambahan kasus, jumlahnya turun signifikan dibanding sebelumnya. Ekonomi China perlahan mulai bangkit. Pada Sabtu ini, Wuhan sudah tidak berada dalam kondisi lockdown lagi. Layanan transportasi mulai beroperasi kembali dan wilayah perbatasan mulai dibuka. Namun orang-orang masih menggunakan masker sebagai perlindungan diri.
Saat ini negara-negara yang melaporkan pertumbuhan kasus secara eksponensial mulai meniru strategi China dengan melakukan lockdown, seperti Italia, Spanyol, Jerman, Malaysia hingga Filipina.
Beberapa negara yang sudah menetapkan lockdown seperti Italia yang memberlakukan karantina total satu negara dalam beberapa pekan terakhir. Bagi yang melanggar aturan dengan bepergian atau keluar rumah akan didenda oleh pemerintah sebesar US$ 235.
Langkah yang sama juga diambil oleh Perancis. Presiden Emmanual Macron telah menyerukan untuk warga Perancis tetap tinggal di dalam rumah di tengah kondisi genting seperti ini, jika ada yang melanggar akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar US$ 149.
Belum bisa disimpulkan apakah langkah ini terbukti efektif di luar China. Pada dasarnya lockdown pun tidak bisa sembarangan ditetapkan. Harus dipersiapkan dengan matang. Efektivitas lockdown juga bergantung dari sudah berada di fase mana transmisi virus terjadi, ketegasan pemerintah hingga kultur masyarakatnya.
Saat ini jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 di seluruh penjuru dunia totalnya mencapai 602.262. jumlah korban meninggal mencapai 27.889 orang. Berkat strategi lockdown, kini China bukan lagi penyumbang jumlah kasus infeksi COVID-19 terbanyak di dunia karena posisinya sudah di geser oleh AS (104.837 kasus) dan Italia (86.498 kasus).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Dalam periode dua bulan Wuhan disulap menjadi layaknya kota mati. Namun strategi lockdown yang dilakukan China untuk Wuhan dan beberapa kota lainnya terbukti berhasil. Kini China tak lagi melaporkan adanya kasus tambahan akibat transmisi lokal.
Kasus infeksi baru yang dilaporkan di China merupakan kasus impor. Artinya infeksi terjadi akibat orang tersebut selesai melakukan perjalanan dari luar China. Sejak awal Maret ini, jumlah kasus kumulatif di China cenderung stagnan di angka 80 ribu kasus.
Walau China masih terus melaporkan pertambahan kasus, jumlahnya turun signifikan dibanding sebelumnya. Ekonomi China perlahan mulai bangkit. Pada Sabtu ini, Wuhan sudah tidak berada dalam kondisi lockdown lagi. Layanan transportasi mulai beroperasi kembali dan wilayah perbatasan mulai dibuka. Namun orang-orang masih menggunakan masker sebagai perlindungan diri.
Saat ini negara-negara yang melaporkan pertumbuhan kasus secara eksponensial mulai meniru strategi China dengan melakukan lockdown, seperti Italia, Spanyol, Jerman, Malaysia hingga Filipina.
Beberapa negara yang sudah menetapkan lockdown seperti Italia yang memberlakukan karantina total satu negara dalam beberapa pekan terakhir. Bagi yang melanggar aturan dengan bepergian atau keluar rumah akan didenda oleh pemerintah sebesar US$ 235.
Langkah yang sama juga diambil oleh Perancis. Presiden Emmanual Macron telah menyerukan untuk warga Perancis tetap tinggal di dalam rumah di tengah kondisi genting seperti ini, jika ada yang melanggar akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar US$ 149.
Belum bisa disimpulkan apakah langkah ini terbukti efektif di luar China. Pada dasarnya lockdown pun tidak bisa sembarangan ditetapkan. Harus dipersiapkan dengan matang. Efektivitas lockdown juga bergantung dari sudah berada di fase mana transmisi virus terjadi, ketegasan pemerintah hingga kultur masyarakatnya.
Saat ini jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 di seluruh penjuru dunia totalnya mencapai 602.262. jumlah korban meninggal mencapai 27.889 orang. Berkat strategi lockdown, kini China bukan lagi penyumbang jumlah kasus infeksi COVID-19 terbanyak di dunia karena posisinya sudah di geser oleh AS (104.837 kasus) dan Italia (86.498 kasus).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Pages
Most Popular