Perjuangan Warung Kelontong di Tengah Pandemi Corona

dob, CNBC Indonesia
27 March 2020 16:54
Kisah warung kelontong dalam menghadapi situasi sulit pasca virus corona menyebar.
Foto: Grab
Jakarta, CNBC Indonesia-  Nicodemus Harianja dan Erika Sibagariang tak menyerah meski ekonomi saat ini sedang sulit. Sepasang suami-istri asal Medan ini menghadapi situasi pelanggan yang tiba-tiba sepi akibat social distancing setelah wabah virus corona (COVID-19) menyebar.

Toko mulai sepi karena orang-orang mulai jarang ke luar rumah. "Sekarang semua toko sepi. Barang banyak nggak jalan (terjual). Orang beli kebutuhan pokok seperti beras, itu tidak lagi seperti dulu. Biasanya beli karungan, sekarang berubah jadi kiloan. Jadi itu efeknya yang benar-benar terasa," cerita Erika seperti dikutip dari situs Grab, Jumat (27/3/2020) 

Nico dan Erika tidak tinggal diam menghadapi situasi tersebut. Jika pelanggan berkurang karena semua orang sedang menerapkan imbauan sosial distancing, maka mereka menyiasatinya dengan membuka pemesanan barang melalui WhatsApp.

Dengan cara demikian pelanggan tidak lagi perlu datang, cukup mengirim pesan saja maka barang yang diinginkan akan diantarkan ke tujuan. Layanan delivery dulunya biasa digunakan untuk pelanggan yang memesan galon. Akan tetapi sekarang, layanan tersebut bisa dipakai untuk mengirim pesanan barang apapun. Tentunya, semua pengantar dianjurkan menjaga kebersihan dan menggunakan alat pelindung diri juga.


"Bisa WhatsApp untuk beli apapun. Roti dan makanan ringan pun kita hajar, dikirimkan kalau ada yang memesan. Jadi bukan cuma galon dan gas saja yang bisa diantarkan. Untuk pembayaran kami imbau menggunakan OVO supaya lebih cepat dan higienis" jelas Erika.

Nico dan Erika adalah sepasang dari banyak wirausahawan mikro yang diberdayakan melalui GrabKios dan kini tengah berjuang melawan dampak pandemi COVID-19 di Medan. Grab, sebagai perusahaan aplikasi serba bisa terkemuka di Asia Tenggara, memiliki berbagai inisiatif guna mendukung upaya tersebut, yakni melalui gerakan #KitaVSCorona yang diluncurkan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Medan.

"Bergabung dengan GrabKios kami lakukan untuk menarik minat pembeli yang datang ke toko kami untuk melakukan pembayaran tagihan bulanan, misalnya listrik atau BPJS. Jadi kalau ada yang mau bayar tagihan, pulangnya pasti belanja," ujar Nico yang sudah 20 tahun merintis usaha kios.


Saat ini kondisi toko  kelontong yang dikelola Nico bersama istrinya sudah jauh berubah jika dibandingkan dengan saat pertama kali merintis. Jika dulu masih berdinding papan 2×3 meter, sekarang sudah lebih besar dan bisa menyediakan lebih banyak barang. Kemudian melalui GrabKios, Nico juga memperluas layanannya sampai pada top-up Grab dan Payment Point Online Bank (PPOB) untuk tagihan secara online seperti listrik, PDAM, serta BPJS.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article GrabKios Jadi Andalan Warung Untuk Bersaing dengan Minimarket

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular