
Lockdown Tak Jelas, Pengusaha Industri Serba Salah Pak Jokowi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha serba salah saat menghadapi dilema pekerja yang masih beraktivitas di tengah ancaman corona. Mereka masih mempekerjakan karyawan di pabrik, karena memang soal kebijakan lockdown belum jadi keputusan Presiden Jokowi.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri, Johnny Darmawan menanggapi kekhawatiran buruh soal penyebaran virus corona (COVID-19) di tempat kerja.
Hingga saat ini, banyak buruh yang masih bekerja secara langsung di lapangan. Khususnya di sektor industri manufaktur, yang belum bisa mendapat kebijakan bekerja dari rumah (WFH) karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Menurut Johnny, kondisi saat ini memang serba sulit, bukan hanya terhadap para buruh, namun juga pengusaha.
"Kan gini, lockdown kan belum jelas. Banyak hal yang harus dibicarakan. Jika nanti tidak ada aktivitas produksi, nanti produk yang dibutuhkan masyarakat dari mana? Sementara masyarakat juga membutuhkan, pun supaya ekonomi berputar. Jadi nggak semudah itu. Kan banyak barang yg diproduksi," kata Johnny kepada CNBC Indonesia, Jumat (27/3).
Menurutnya, syukur-syukur masih ada kegiatan produksi yang berjalan di tengah keadaan sulit seperti sekarang. Jika tidak ada pemesanan dan pegawai total diliburkan, maka yang menjadi kekhawatiran adalah ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sehingga, terpenting adalah perusahaan mau menerapkan social distancing dengan baik, yakni mengatur jaga jarak minimal sejauh 1 meter. Termasuk menerapkan beragam standar lain, di antaranya penyediaan masker, tempat kerja yang diberi cairan disinfektan serta lainnya.
"Menurut saya ini dilematis, kita mau hasilkan sesuatu, tapi lain pihak ada kerjaan yang nggak bisa pake WFH, nggak bisa. Ini memang ada pro dan kontra, keadaannya sulit," katanya.
Sebelumnya, Ketua Departemen Komunikasi dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Kahar S. Cahyono mengakui banyak buruh yang masih menjalani pekerjaan seperti biasa di industri manufaktur dalam bayang-bayang keresahan di tengah pandemi corona. Mereka tidak mendapat kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
"Sebagian besar masih berjalan karena misalnya industri manufaktur susah dikerjakan di rumah. Untuk menjahit di garmen nggak mungkin bahannya dibawa ke rumah untuk dijahit, gitu juga otomotif, perakitan motor, mobil nggak bisa dari rumah. Mereka masih bekerja saat ini, masih banyak yang bekerja," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/3).
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI