
Pemerintah Klaim Stok Pangan Aman, Tapi Harga Gula Darurat!
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
27 March 2020 14:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menjamin ketersediaan bahan pangan di Indonesia ada dan cukup. Terutama selama masa mewabahnya virus corona atau Covid-19 yang semakin meluas.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan, pemerintah terus berkoordinasi untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dalam masa-masa sulit saat ini. Terutama 11 komoditas utama bahan pangan pokok dengan menjaga empat hal.
Pertama, stok dan ketersediaan. Pemerintah, baik di level menteri maupun di level teknis akan terus memonitor neraca bahan pangan pokok.
"Kita monitor stok dan ketersediaan per hari. Kita hitung kebutuhan selama Ramadan dan lebaran nanti. Kita juga perkirakan ketahanan stok kita sampai akhir tahun," ujar Susiwijono, Jumat (27/3/2020).
Kedua, pasokan. Bersama asosiasi dan dunia usaha terutama di sektor retail, Pemerintah bersinergi untuk menjaga pasokan tetap aman.
"Karena kalaupun stok tersedia, tapi permintaannya tinggi, maka pasokan yang harus menyesuaikan," jelasnya.
Ketiga, distribusi. Mengingat cakupan luas wilayah Indonesia, maka logistik dan distribusi juga menjadi faktor yang sangat penting. Pemerintah Pusat akan terus berkoordinasi dengan seluruh Pemerintah Daerah dan asosiasi dunia usaha.
Keempat, stabilisasi harga. Pemerintah berupaya menjaga harga 11 bahan pokok utama agar tetap stabil dan tidak ada lonjakan harga yang signifikan baik di pasar maupun supermarket.
"Seperti kemarin harga gula pasir melonjak tinggi. Kami di rakortas pangan memutuskan sambil menunggu realisasi impor, kita datangkan gula pasir dari Lampung dan tempat lain. Ini kita harapkan bisa menjaga stabilisasi harga," katanya.
Kesebelas itu antara lain beras, jagung, bawang merah, bawang putih, dan cabai merah besar. Kemudian ada juga cabai rawit, daging sapi/daging kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.
Dari sebelas kebutuhan pokok itu, harga gula memang naik paling tinggi termasuk bawang bombay. Harga gula 27 Maret 2020, rata-rata harga gula nasional sudah menembus Rp 18.000 per kg, sedangkan di Papua Barat sudah sampai Rp 21.000 per kg.
(hoi/hoi) Next Article Harga Gula Terbang, 33 Ribu Ton Gula Diguyur ke Pasar
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono mengatakan, pemerintah terus berkoordinasi untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dalam masa-masa sulit saat ini. Terutama 11 komoditas utama bahan pangan pokok dengan menjaga empat hal.
Pertama, stok dan ketersediaan. Pemerintah, baik di level menteri maupun di level teknis akan terus memonitor neraca bahan pangan pokok.
Kedua, pasokan. Bersama asosiasi dan dunia usaha terutama di sektor retail, Pemerintah bersinergi untuk menjaga pasokan tetap aman.
"Karena kalaupun stok tersedia, tapi permintaannya tinggi, maka pasokan yang harus menyesuaikan," jelasnya.
Ketiga, distribusi. Mengingat cakupan luas wilayah Indonesia, maka logistik dan distribusi juga menjadi faktor yang sangat penting. Pemerintah Pusat akan terus berkoordinasi dengan seluruh Pemerintah Daerah dan asosiasi dunia usaha.
Keempat, stabilisasi harga. Pemerintah berupaya menjaga harga 11 bahan pokok utama agar tetap stabil dan tidak ada lonjakan harga yang signifikan baik di pasar maupun supermarket.
"Seperti kemarin harga gula pasir melonjak tinggi. Kami di rakortas pangan memutuskan sambil menunggu realisasi impor, kita datangkan gula pasir dari Lampung dan tempat lain. Ini kita harapkan bisa menjaga stabilisasi harga," katanya.
Kesebelas itu antara lain beras, jagung, bawang merah, bawang putih, dan cabai merah besar. Kemudian ada juga cabai rawit, daging sapi/daging kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng.
Dari sebelas kebutuhan pokok itu, harga gula memang naik paling tinggi termasuk bawang bombay. Harga gula 27 Maret 2020, rata-rata harga gula nasional sudah menembus Rp 18.000 per kg, sedangkan di Papua Barat sudah sampai Rp 21.000 per kg.
(hoi/hoi) Next Article Harga Gula Terbang, 33 Ribu Ton Gula Diguyur ke Pasar
Most Popular