
Rupiah Dekati Rp 17.000/US$, Inflasi Aman?
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
26 March 2020 14:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memastikan inflasi akan tetap terjaga stabil sesuai target, meski nilai tukar rupiah mengalami pelemahan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, ada empat faktor yang membuat dampak rupiah ke inflasi sangat rendah.
Pertama, karena ketersediaan pasokan terutama bahan pangan sangat cukup. Ini yang membuat inflasi dari bahan makanan atau volatile food rendah ke inflasi.
Kedua, Kenaikan permintaan dan penawaran bahan makanan bisa dipenuhi dengan baik. "Sehingga kesenjangan output negatif," uar Perry, Kamis (26/3/2020).
Ketiga, kebijakan yang diluncurkan pemerintah maupun BI untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan perekonomian memberikan confident. Oleh karenanya, inflasi pada Maret di proyeksi mencapai 2,98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dibandingkan bulan lalu 0,11%.
"Ini berarti sasaran kita 3% plus minus 1% tercapai, terutama karena koordinasi erat dengan Tim Pengendali Inflasi (TPI) pusat dan daerah," jelasnya.
Keempat, karena pelemahan rupiah temporer. Ini terlihat dari stabilnya rupiah setelah meredanya kepanikan global saat ada kejelasan kebijakan negara-negara di dunia.
"Jadi pelemahan rupiah sekarang temporer, dan saya yakin korporasi nggak akan menaikkan harga karena pelemahan rupiah. Makanya kami confident inflasi terkendali," tegasnya.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah pada Kamis (26/3/2020), US$ 1 dibanderol Rp 16.280/US$ di pasar spot. Dalam sebulan terakhir, rupiah anjlok 16,77% di hadapan greenback. Secara year-to-date, depresiasi rupiah mencapai 14,55%.
(dru) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, ada empat faktor yang membuat dampak rupiah ke inflasi sangat rendah.
Pertama, karena ketersediaan pasokan terutama bahan pangan sangat cukup. Ini yang membuat inflasi dari bahan makanan atau volatile food rendah ke inflasi.
Ketiga, kebijakan yang diluncurkan pemerintah maupun BI untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan perekonomian memberikan confident. Oleh karenanya, inflasi pada Maret di proyeksi mencapai 2,98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dibandingkan bulan lalu 0,11%.
"Ini berarti sasaran kita 3% plus minus 1% tercapai, terutama karena koordinasi erat dengan Tim Pengendali Inflasi (TPI) pusat dan daerah," jelasnya.
Keempat, karena pelemahan rupiah temporer. Ini terlihat dari stabilnya rupiah setelah meredanya kepanikan global saat ada kejelasan kebijakan negara-negara di dunia.
"Jadi pelemahan rupiah sekarang temporer, dan saya yakin korporasi nggak akan menaikkan harga karena pelemahan rupiah. Makanya kami confident inflasi terkendali," tegasnya.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah pada Kamis (26/3/2020), US$ 1 dibanderol Rp 16.280/US$ di pasar spot. Dalam sebulan terakhir, rupiah anjlok 16,77% di hadapan greenback. Secara year-to-date, depresiasi rupiah mencapai 14,55%.
(dru) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular