Terimbas Corona, Produksi Batu Bara RI Bisa Merosot Tahun Ini

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
24 March 2020 15:11
Produksi batu bara RI diperkirakan tidak akan sebanyak tahun lalu karena terimbas corona
Foto: Istimewa
Jakarta, CNBC Indonesia - Akibat penyebaran virus corona (Covid-19) yang makin meluas diperkirakan akan menekan produksi batu bara tahun ini. Tahun 2019 pemerintah menargetkan produksi batu bara sebanyak 489 juta ton, namun realiasainya jauh melampaui target yakni sebesar 610 juta ton.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan dengan kondisi objektif seperti sekarang ini, diperkirakan produksi hanya akan mencapai target dari pemerintah. Artinya produksi hanya 550 juta ton sesuai target tidak seperti tahun sebelumnya yang jauh melampaui target.

"Jadi untuk sementara kalau proyeksi, paling konservatif adalah realisasi produksi mungkin bisa sesuai target ditetapkan pemerintah mungkin tercapai, tidak seperti di 2018 dan 2019 di mana realisasi jauh melebihi target," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin, (24/03/2020).

Hendra menyebut sangat sulit membuat prediksi tahun ini dengan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian. Menurutnya perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota saat ini masih beroperasi normal untuk memenuhi target Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) masing-masing.



"Tentu perusahaan punya protokol masing-masing untuk mengatur sistem jadwal kerja agar target produksi tidak terganggu," imbuhnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan terkait pengapalan sejauh ini belum ditemukan hambatan yang signifikan. "Kecuali dalam hal loading di mana floating loading facilities membatasi personil surveyor yang naik memeriksa ke kapal dan beberapa protokol sehingga sedikit delay (hitungan jam range 4-6 jam)," ungkapnya.

Lalu dari sisi permintaan dirinya belum bisa memprediksi meski China sudah mulai tahap pemulihan paska Covid-19. Pasokan batu bara dari dalam negeri mereka saat ini masih belum stabil, karena belum semua perusahaan batu bara beroperasi.

"Transportasi batu bara di inland China juga belum sepenuhnya pulih dan transportasi dari Mongolia sebagai salah satu supplier coal ke China khususnya coking juga masih terganggu," jelasnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan merevisi produksi batu bara pada semester satu tahun ini. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan apabila harga batu bara membaik, revisi dilakukan untuk meningkatkan produksi batu bara.

"Kita di Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) menetapkan 550 juta ton (produksi) walaupun di semester 1 akan direvisi, apabila harga jadi baik, ini akan jadi revisi untuk bisa meningkatkan produksi batu bara," ungkapnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Selasa, (11/02/2020). 


[Gambas:Video CNBC]




(gus) Next Article Penampakan Bongkar Muat Batu Bara di Tanjung Priok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular