
Corona Meluas, Dana Asing Kabur Rp 105 T dari Tanah Air
Lidya Julita Sembiring Kembaren, CNBC Indonesia
20 March 2020 16:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar (outflow) pada tahun ini telah mencapai Rp 105,1 triliun. Aliran modal ini keluar sejak awal tahun lalu dan terus bertambah sejak mewabahnya virus corona atau Covid-19.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, capital outflow terbanyak dari pelepasan SBN oleh asing yang mencapai Rp 92,8 triliun dan dari pasar saham Rp 8,3 triliun.
"Dari penghitungan kami per 19 Maret 2020, tahun ini terjadi capital outflow jumlahnya adalah Rp 105,1 triliun secara netto," ujar Perry di Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Menurutnya, sejak meluasnya wabah virus corona yang tidak hanya di Asia tapi telah menyentuh negara maju seperti AS, Eropa dan Inggris, semakin banyak investor asing yang melepas dananya dari pasar keuangan dunia termasuk RI.
Para investor pun lebih memilih untuk menukar dana mereka yang ada di SBN, saham dan juga emas ke bentuk tunai.
"Memang sebagian besar capital outflow terjadi pada bulan Maret seiring dengan eskalasi yang sangat cepat penyebaran virus di negara maju tadi. Sehingga ini yang dihadapi seluruh dunia, ada pelepasan aset keuangan dan mereka konversi ke dolar," jelasnya.
Oleh karenanya, BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah, OJK serta otoritas terkait untuk bisa mendatangkan devisa ke dalam negeri. Sampai saat ini cadangan devisa BI masih aman sebesar US$ 130,4 miliar hingga akhir Februari 2020.
"Tentu saja koordinasi dengan pemerintah, BUMN, untuk langah-langkah lanjutan dilakukan bagaimana kemudian berbagai program target itu bisa nanti juga akan datangkan devisa. Kombinasi itu terus dilakukan," tegasnya.
(dru) Next Article Sedih, Perbaikan Ekonomi RI Tak Secepat yang Diperkirakan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, capital outflow terbanyak dari pelepasan SBN oleh asing yang mencapai Rp 92,8 triliun dan dari pasar saham Rp 8,3 triliun.
"Dari penghitungan kami per 19 Maret 2020, tahun ini terjadi capital outflow jumlahnya adalah Rp 105,1 triliun secara netto," ujar Perry di Jakarta, Jumat (20/3/2020).
"Memang sebagian besar capital outflow terjadi pada bulan Maret seiring dengan eskalasi yang sangat cepat penyebaran virus di negara maju tadi. Sehingga ini yang dihadapi seluruh dunia, ada pelepasan aset keuangan dan mereka konversi ke dolar," jelasnya.
Oleh karenanya, BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah, OJK serta otoritas terkait untuk bisa mendatangkan devisa ke dalam negeri. Sampai saat ini cadangan devisa BI masih aman sebesar US$ 130,4 miliar hingga akhir Februari 2020.
"Tentu saja koordinasi dengan pemerintah, BUMN, untuk langah-langkah lanjutan dilakukan bagaimana kemudian berbagai program target itu bisa nanti juga akan datangkan devisa. Kombinasi itu terus dilakukan," tegasnya.
(dru) Next Article Sedih, Perbaikan Ekonomi RI Tak Secepat yang Diperkirakan
Most Popular