Harga Gula Mengamuk di Tengah Panic Buying Corona

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
18 March 2020 12:52
Harga gula naik 10-18% dalam sebulan.
Foto: Bongkar Muat Gula Pasir. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga gula dalam sebulan terakhir di pasar tradisional maupun pasar modern merangkak naik. Ada indikasi yang menunjukkan terganggunya rantai pasok akibat wabah COVID-19 mengingat Indonesia masih mengimpor gula untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Pihak kepolisian mengirimkan surat edaran kepada para peritel untuk membatasi penjualan kebutuhan pokok, termasuk gula. Hal ini sebagai respons dari kejadian beberapa kali panic buying masyarakat di tengah ancaman corona.

Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta menyatakan stok gula di toko-toko ritel sudah kosong. Hal itu menyikapi permintaan Mabes Polri agar produk beras, gula, minyak goreng, mie instan dibatasi penjualannya ke konsumen.

Tutum menjelaskan, untuk stok beras, minyak goreng, dan mie instan dipastikan aman. Namun untuk ketersediaan gula sudah menipis, bahkan habis di sebagian toko ritel.
"Ya kalau gula ini memang kondisinya bukan karena corona, karena keadaan," kata Tutum seperti dikutip dari detikcom.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga gula baik di pasar tradisional maupun modern sudah berada di Rp 16.800/kg. Padahal sebulan sebelumnya harga gula masih berada di kisaran Rp 14.000 - Rp 15.000/Kg.




Artinya dalam sebulan terakhir harga gula di pasaran telah naik 10%-18%. Ini merupakan kenaikan yang fantastis. Harga tersebut lebih tinggi dari harga acuan di tingkat konsumen yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan.

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan nomor 7 tahun 2020, harga acuan penjualan gula di tingkat konsumen sebesar Rp 12.500.

Pemerintah menegaskan pasokan gula dalam negeri masih terbatas, sehingga opsi impor menjadi pilihan untuk meredam harga. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono mengatakan kebutuhan gula kristal putih (GKP) tanah air mencapai 2,8 juta ton.

Dalam memenuhi kebutuhan gula nasional, Indonesia mengandalkan impor terutama dari Thailand dan Australia yang menyumbang lebih dari 98% total impor gula tanah air.

Impor dari Thailand menyumbang yang paling besar hingga 80,3% pada 2018 lalu, jika mengacu pada buku Statistik Tebu Indonesia yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS). Nilai impor gula Indonesia dari Thailand pada 2019 mencapai US$ 1,18 miliar.

Namun impor gula dari Thailand pada bulan pertama tahun ini anjlok menjadi US$ 7,6 juta dari tahun yang lalu sebesar US$ 19,2 juta. Artinya impor gula Indonesia dari Thailand anjlok 60,4% (yoy).



Ada indikasi impor gula bulan Februari dari Thailand juga akan terganggu, mengingat jumlah kasus infeksi COVID-19 di Thailand bertambah banyak. Hal ini membuat pemerintah Thailand menjadi lebih ketat dalam mengatur bandara dan pelabuhannya sebagai salah satu pintu masuk wabah.

Hingga akhir Februari lalu, jumlah kasus COVID-19 di Thailand yang dilaporkan mencapai 42 kasus dari sebelumnya 19 kasus pada Januari. Kini pemerintah Thailand secara ketat melaksanakan protokol surveilance di enam pelabuhan di Bangko, Laem Chabang, Chiang Saen, Phuket, Samui dan Krabi.

Tak bisa dipungkiri, adanya COVID-19 memang mengganggu aktivitas perdagangan dan rantai pasok global. Saat ini lebih dari 180 ribu orang di dunia dinyatakan telah terinfeksi COVID-19. Wabah ini telah menjangkiti lebih dari separuh negara di dunia.

Jika kasus COVID-19 terus berkembang maka aktivitas perdagangan tentu akan semakin terganggu. Pasokan gula akan semakin menipis dan bisa memicu kelangkaan yang ujung-ujungnya bisa membuat harga melejit.

Kenaikan harga gula secara nasional ini tak bisa dibiarkan terus menerus. Pemerintah harus mencari akar permasalahannya jangan sampai di saat seperti ini banyak yang mencari 'untung'.

Pemerintah harus mengambil tindakan tegas dan menstabilkan harga, agar tidak mencekik daya beli masyarakat mengingat gula merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Apalagi masalah saat ini Indonesia menghadapi persoalan wabah corona yang belum jelas kapan berakhir.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg) Next Article Amankan Stok, Bulog Impor Gula

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular