Harga Impor Tinggi, Stok Gula di Dalam Negeri Aman?

Jakarta, CNBC Indonesia - Stok gula nasional terancam kurang hingga jelang Ramadan 2022. Pasalnya, saat ini belum memasuki musim giling, sedangkan realisasi impor gula kristal putih (GKP) maupun gula mentah (raw sugar) untuk kebutuhan konsumsi masih nihil.
Terbatasnya stok menyebabkan harga gula stabil tinggi. Belum lagi, gangguan cuaca saat pandemi menyebabkan produksi global terbatas. Dan memicu lonjakan harga gula.
Kondisi itu diperparah naiknya permintaan di periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Memicu aksi ambil untung di pasar.
"Ada beberapa faktor, termasuk psikologis pasar yang menyebabkan harga gula masih tinggi naik di atas Rp13.000 per kg. Terutama karena kurang pasokan, saya kira beberapa ada yang masih tahan stoknya. Karena itu, pemerintah sudah harus turun tangan," kata Ketua Umum Ikatan Ahli Gula (Ikagi) Aris Toharisman kepada CNBC Indonesia, Kamis (13/1/2022).
Belum lagi, lanjut dia, produksi gula di Brasil dan Thailand yang sempat terganggu akibat cuaca menyebabkan pasokan global terbatas. Sementara di dalam negeri, pandemi menyebabkan mobilitas petani dan aktivitas produksi pabrik gula (PG) sempat terkendala.
"Harga gula internasional saat ini berkisar 18-19 sen per pon untuk raw sugar dan US$480-500 per ton. Dengan harga segitu, impor jadi tidak menarik. Meski pemerintah kemarin sudah kasih kuota 900 ribu ton," kata dia.
Pemerintah, lanjutnya, telah menerbitkan izin impor raw sugar sebanyak 307 ribu ton pada awal Januari 2022. Untuk segera direalisasikan BUMN, yakni PTPN Perkebunan Holding dan PT RNI (Persero). Yang ditujukan menjaga ketersediaan gula jelang Ramadan.
![]() Sugar canes lie stacked in a field, on the outskirts of Ganthier, Haiti April 28, 2018. REUTERS/Andres Martinez Casares |
"Tapi, karena harga internasionalnya seperti itu, realisasi impor akan terlambat. Tentu, stok di negeri hingga masuk musim giling akan terbatas," kata dia.
Aris menjelaskan, jika raw sugarnya 18-19 sen per pon, maka landed cost mencapai Rp10.500-10.800 per kg.
"Padahal, pemerintah menetapkan harga acuan Rp12.500 per kg. Artinya, harga yang dijual PG harus Rp11.200. Tentu dengan landed cost segitu, nggak masuk. Terlalu mepet. Makanya impornya tidak menarik. Idealnya harga raw harus di bawah 16 sen per pon," kata dia.
Sedangkan, untuk impor GKP, dengan harga internasional saat ini, dinilai masih cukup untuk mengganti biaya pengapalan dan ongkos lainnya. Sehingga, izin impor GKP yang diterbitkan pemerintah memang harus segera direalisasikan.
"Karena stok sekarang sudah menipis. Di PG PTPN Holding saya kira hanya sekitar 50 ribu ton, itu pun untuk ritel BUMN. Untuk stok PG swasta saya tidak ada data. Pemerintah harus segera memastikan," kata Aris.
Tanggapan Dirtipideksus Bareskrim Polri
Dirtipideksus Bareskrim Polri memantau perkembangan harga kebutuhan pokok termasuk gula di awal 2022. Mereka memastikan stok/ketersediaan gula nasional aman.
"Kenaikan harga gula masih dalam batas wajar, dimana kenaikan tersebut juga dipengaruhi karena berakhir masa giling gula nasional (Mei s.d. Nov 2021), sehingga pada awal dan akhir tahun harga gula akan mengalami kenaikan, selain itu naiknya harga gula juga dipengaruhi naiknya harga gula pada pasar internasional," jelas Dirtipideksus Bareskrim Polri dalam pernyataannya, Jumat (14/1).
Satgas mendorong perlunya percepatan realisasi impor gula guna menjaga stok gula nasional aman, terutama menjelang puasa dan lebaran tahun 2022.
[Gambas:Video CNBC]
Awas Diabetes! Indonesia 'Kecanduan' Gula Impor
(dce/dce)