
Gegara Corona, Proyek-proyek Pembangkit RI Molor 6 Bulan
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
16 March 2020 16:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Akibat virus corona (COVID-19) pembangunan pembangkit yang sudah berjalan diperkirakan akan molor dari target.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan ada beberapa pembangkit yang sumbernya berasal dari luar negeri baik tekhnologi maupun pekerja seperti dari China, Korea Selatan (Korsel), dan Eropa.
Saat ini menurutnya tengah dilakukan pendataan soal dampak COVID-19 pada target pembangunan yang konsekuensinya pada molornya waktu pengerjaan. Akibat keterlambatan ini mestinya akan ada denda dari perbankan yang telah menyalurkan kredit untuk pembangunan pembangkit.
Rida menyebut akan ada insentif dari perbankan untuk PT PLN (Persero). "Nah kan nanti unjung-ujungnya ada denda, dengan para bank kan. Nah itu ada sedikit ruang untuk dimaklumkan," ungkapnya di Kantor Kementerian ESDM, Senin, (16/03/2020).
Dirinya mencontohkan, misal pemerintah mulanya menetapkan salah satu pembangkit PLN akan Commercial Operation Date (COD) tahun ini, namun karena ada kasus COVID-19, pemerintah tidak ngotot untuk diselesaikan. Apalagi kondisi saat ini tidak terjadi krisis listrik, sehingga tidak berdampak signifikan molornya penyelesaian pembangkit.
"Toh kita belum atau tidak dalam krisis listrik. Cuman di pihak lain segala macam yang kemudian disepakati mereka," imbuhnya.
Diperkirakan molornya pembangunan pembangkit yang sudah berjalan bisa mencapai kisaran 6 bulan. Sehingga Rida berharap COVID-19 ini bisa segera selesai.
"Kalaupun delay karena sesuatu itu kita maklum lah, mudah-mudahan sementara, paling delay 6 bulan," jelasnya
Sementara, dengan berlakunya kebijakan work from home diperkirakan akan ada perpindahan konsumsi listrik dalam beebrapa waktu mendatang.
Jika biasanya konsumsi listrik di kantor yang tinggi, akan berpindah ke listrik rumah tangga. "Mereka nyalain laptop, wifi dan segala macam, sama mungkin kerja pakai AC juga. Saya nggak tahu ini ballance antara kantor dan itu, tapi kalau kemungkinan mereka tidak dibarengi dengan efisiensi di lift logikanya nambah," ungkapnya di Kantor Kementerian ESDM, Senin, (16/03/2020).
(gus) Next Article Indonesia Hemat Listrik?
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan ada beberapa pembangkit yang sumbernya berasal dari luar negeri baik tekhnologi maupun pekerja seperti dari China, Korea Selatan (Korsel), dan Eropa.
Saat ini menurutnya tengah dilakukan pendataan soal dampak COVID-19 pada target pembangunan yang konsekuensinya pada molornya waktu pengerjaan. Akibat keterlambatan ini mestinya akan ada denda dari perbankan yang telah menyalurkan kredit untuk pembangunan pembangkit.
Dirinya mencontohkan, misal pemerintah mulanya menetapkan salah satu pembangkit PLN akan Commercial Operation Date (COD) tahun ini, namun karena ada kasus COVID-19, pemerintah tidak ngotot untuk diselesaikan. Apalagi kondisi saat ini tidak terjadi krisis listrik, sehingga tidak berdampak signifikan molornya penyelesaian pembangkit.
"Toh kita belum atau tidak dalam krisis listrik. Cuman di pihak lain segala macam yang kemudian disepakati mereka," imbuhnya.
Diperkirakan molornya pembangunan pembangkit yang sudah berjalan bisa mencapai kisaran 6 bulan. Sehingga Rida berharap COVID-19 ini bisa segera selesai.
"Kalaupun delay karena sesuatu itu kita maklum lah, mudah-mudahan sementara, paling delay 6 bulan," jelasnya
Sementara, dengan berlakunya kebijakan work from home diperkirakan akan ada perpindahan konsumsi listrik dalam beebrapa waktu mendatang.
Jika biasanya konsumsi listrik di kantor yang tinggi, akan berpindah ke listrik rumah tangga. "Mereka nyalain laptop, wifi dan segala macam, sama mungkin kerja pakai AC juga. Saya nggak tahu ini ballance antara kantor dan itu, tapi kalau kemungkinan mereka tidak dibarengi dengan efisiensi di lift logikanya nambah," ungkapnya di Kantor Kementerian ESDM, Senin, (16/03/2020).
(gus) Next Article Indonesia Hemat Listrik?
Most Popular