
Termasuk China, Ini 11 Negara yang Lockdown Gegara Covid-19
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 March 2020 12:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah Covid-19 semakin menyebar luas ke banyak negara di luar China. Bahkan, berbagai negara melaporkan kasus infeksi yang sangat tinggi.
Akibatnya, semakin banyak negara yang melakukan karantina massal (lockdown) terhadap kota-kota atau juga secara nasional demi menghambat penyebaran virus yang sudah menjangkiti hampir 170 ribu orang di seluruh dunia itu.
Sebagaimana dilaporkan Johns Hopkins CSSE, per Senin (16/3/2020), sudah ada 169.316 orang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia. Dengan total kematian sebanyak 6.512 dan pasien sembuh 77.257 orang.
Sementara, dalam hal penyebaran, setidaknya telah ada 146 negara dan wilayah yang mengkonfirmasi Covid-19 sejauh ini. Berikut adalah negara yang sudah melakukan lockdownbaik terhadap kota maupun negara secara keseluruhan
China
China telah menerapkan lockdown saat mencoba membatasi penyebaran dari virus yang pertama ditemukan di kota Wuhan, provinsi Hubei, pada Desember lalu. Lockdown pertama dilakukan negara pada awal Januari.
Lockdown itu diberlakukan pemerintah ke setidaknya 16 kota sekitar provinsi Hubei, termasuk Wuhan. Pada puncaknya, Lockdown China diberlakukan di setidaknya 20 provinsi dan wilayah, menurut The Wall Street Journal.
Dalam sebuah analisis oleh CNN pada pertengahan Februari lalu, diketahui bahwa hampir setengah dari populasi China atau sekitar 780 juta orang, berada di dalam karantina.
Beberapa aturan yang diberlakukan saat masa lockdown besar-besaran itu berlangsung di China di antaranya yaitu memutus jalur transportasi ke dan dari kota yang dikarantina, dan menutup banyak tempat umum.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tindakan pencegahan China telah sukses mencegah banyak kasus baru.
"Tidak ada keraguan bahwa pendekatan berani China terhadap penyebaran cepat dari patogen pernapasan baru ini telah mengubah arah dari [virus] yang dengan cepat meningkat dan terus menjadi epidemi yang mematikan," kata Bruce Aylward, seorang dokter dan ahli epidemiologi Kanada kepada The New York Times, Februari lalu.
Aylward merupakan salah satu anggota tim yang baru-baru ini dikirim ke China oleh WHO untuk memeriksa upaya penanganan di sana.
Sayangnya, pada saat China melakukan upaya lockdown itu, virus telah menyebar ke luar China sehingga penyebaran di banyak negara tidak bisa terhindarkan.
Italia
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengumumkan lockdown pada awal pekan lalu. Ini setelah Italia melaporkan lonjakan kasus Covid-19. Sebagai bagian dari karantina besar-besaran itu, perjalanan dibatasi, banyak sekolah dan kantor diliburkan, dan larangan pergi ke tempat umum dan acara yang ramai pengunjung juga diberlakukan. Sekitar 60 juta warga terdampak aturan itu.
Saat ini, Italia menjadi negara dengan jumlah kematian akibat virus corona tertinggi di dunia di luar China. Per Senin ini, setidaknya ada 24,747 orang telah terinfeksi dan 1.809 orang meninggal di sana.
Denmark
Denmark menjadi negara Eropa kedua yang memberlakukan lockdown nasional untuk membendung wabah Covid-19. Pemerintah mengumumkan lockdown di seluruh negeri mulai berlaku pada 14 Maret dan akan berlangsung setidaknya hingga 13 April.
"Kami berada di wilayah yang belum dipetakan. Kami berada di tengah-tengah sesuatu yang belum pernah kami hadapi sebelumnya," kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dalam konferensi pers, sebagaimana dilaporkan The Local Denmark.
"Saat ini, saya tahu bahwa tindakan ini secara keseluruhan sangat ekstrem dan akan dipandang sangat ekstrem, tetapi saya yakin itu sepadan," lanjutnya.
Denmark melaporkan 1.739 kasus sejauh ini dengan dua kematian dan satu sembuh.
Irlandia
Irlandia mengumumkan lockdown nasional pada 12 Maret. Pada Kamis malam, semua sekolah, perguruan tinggi, fasilitas penitipan anak, dan lembaga budaya resmi ditutup. Pertemuan dalam ruangan yang dihadiri lebih dari 100 orang juga dilarang digelar. Pertemuan di luar ruangan yang dihadiri lebih dari 500 orang juga dilarang.
"Kami belum menyaksikan pandemi seperti ini dalam hidup kami," kata Perdana Menteri Leo Varadkar dari Washington, DC, menurut Irish Times.
"Ini belum pernah terjadi," katanya lagi. "Bertindak bersama, sebagai suatu bangsa, kita dapat menyelamatkan banyak nyawa,"
Irlandia saat ini melaporkan 129 kasus dan dua kematian.
El Salvador
Presiden El Salvador Nayib Bukele mengumumkan status Alerta Naranja (peringatan oranye) pada hari Rabu lalu. Langkah-langkah Alerta Naranja itu termasuk memberlakukan karantina nasional pada 6,4 juta warga negara, menutup sekolah selama tiga minggu, dan juga memberlakukan karantina 30 hari di Salvador bagi mereka yang baru kembali dari luar negeri.
Langkah itu juga melarang orang asing memasuki negara itu dan melarang pertemuan lebih dari 500 orang digelar, menurut The Washington Post. Hal itu dilakukan negara itu meski kasus Covid-19 belum dilaporkan sama sekali di sana.
"Saya tahu ini akan dikritik, tetapi mari kita menempatkan diri pada posisi Italia. Italia berharap mereka bisa melakukan ini sebelumnya," kata Nayib Bukele dalam pidato nasional pada hari Rabu. "Sistem kesehatan kita tidak di level Italia. Tidak juga di level Korea Selatan."
Polandia
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengumumkan karantina nasional pada Jumat lalu. Itu berarti Polandia melarang orang asing memasuki negara itu serta menutup semua restoran, bar dan kasino.
"Negara tidak akan meninggalkan (warganya)," kata Morawiecki seperti dilansir The Daily Mail. "Namun, dalam situasi saat ini kami tidak dapat membiarkan diri kami membiarkan perbatasan terbuka untuk orang asing."
Orang-orang dari luar negeri yang memasuki negara tersebut akan dikenakan karantina 14 hari wajib. Polandia saat ini mencatat 125 pasien positif Covid-19 dengan 3 meninggal dan 13 sembuh.
Akibatnya, semakin banyak negara yang melakukan karantina massal (lockdown) terhadap kota-kota atau juga secara nasional demi menghambat penyebaran virus yang sudah menjangkiti hampir 170 ribu orang di seluruh dunia itu.
Sebagaimana dilaporkan Johns Hopkins CSSE, per Senin (16/3/2020), sudah ada 169.316 orang terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia. Dengan total kematian sebanyak 6.512 dan pasien sembuh 77.257 orang.
China
China telah menerapkan lockdown saat mencoba membatasi penyebaran dari virus yang pertama ditemukan di kota Wuhan, provinsi Hubei, pada Desember lalu. Lockdown pertama dilakukan negara pada awal Januari.
Lockdown itu diberlakukan pemerintah ke setidaknya 16 kota sekitar provinsi Hubei, termasuk Wuhan. Pada puncaknya, Lockdown China diberlakukan di setidaknya 20 provinsi dan wilayah, menurut The Wall Street Journal.
Dalam sebuah analisis oleh CNN pada pertengahan Februari lalu, diketahui bahwa hampir setengah dari populasi China atau sekitar 780 juta orang, berada di dalam karantina.
Beberapa aturan yang diberlakukan saat masa lockdown besar-besaran itu berlangsung di China di antaranya yaitu memutus jalur transportasi ke dan dari kota yang dikarantina, dan menutup banyak tempat umum.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tindakan pencegahan China telah sukses mencegah banyak kasus baru.
"Tidak ada keraguan bahwa pendekatan berani China terhadap penyebaran cepat dari patogen pernapasan baru ini telah mengubah arah dari [virus] yang dengan cepat meningkat dan terus menjadi epidemi yang mematikan," kata Bruce Aylward, seorang dokter dan ahli epidemiologi Kanada kepada The New York Times, Februari lalu.
Aylward merupakan salah satu anggota tim yang baru-baru ini dikirim ke China oleh WHO untuk memeriksa upaya penanganan di sana.
Sayangnya, pada saat China melakukan upaya lockdown itu, virus telah menyebar ke luar China sehingga penyebaran di banyak negara tidak bisa terhindarkan.
Italia
Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengumumkan lockdown pada awal pekan lalu. Ini setelah Italia melaporkan lonjakan kasus Covid-19. Sebagai bagian dari karantina besar-besaran itu, perjalanan dibatasi, banyak sekolah dan kantor diliburkan, dan larangan pergi ke tempat umum dan acara yang ramai pengunjung juga diberlakukan. Sekitar 60 juta warga terdampak aturan itu.
Saat ini, Italia menjadi negara dengan jumlah kematian akibat virus corona tertinggi di dunia di luar China. Per Senin ini, setidaknya ada 24,747 orang telah terinfeksi dan 1.809 orang meninggal di sana.
Denmark
Denmark menjadi negara Eropa kedua yang memberlakukan lockdown nasional untuk membendung wabah Covid-19. Pemerintah mengumumkan lockdown di seluruh negeri mulai berlaku pada 14 Maret dan akan berlangsung setidaknya hingga 13 April.
"Kami berada di wilayah yang belum dipetakan. Kami berada di tengah-tengah sesuatu yang belum pernah kami hadapi sebelumnya," kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen dalam konferensi pers, sebagaimana dilaporkan The Local Denmark.
"Saat ini, saya tahu bahwa tindakan ini secara keseluruhan sangat ekstrem dan akan dipandang sangat ekstrem, tetapi saya yakin itu sepadan," lanjutnya.
Denmark melaporkan 1.739 kasus sejauh ini dengan dua kematian dan satu sembuh.
Irlandia
Irlandia mengumumkan lockdown nasional pada 12 Maret. Pada Kamis malam, semua sekolah, perguruan tinggi, fasilitas penitipan anak, dan lembaga budaya resmi ditutup. Pertemuan dalam ruangan yang dihadiri lebih dari 100 orang juga dilarang digelar. Pertemuan di luar ruangan yang dihadiri lebih dari 500 orang juga dilarang.
"Kami belum menyaksikan pandemi seperti ini dalam hidup kami," kata Perdana Menteri Leo Varadkar dari Washington, DC, menurut Irish Times.
"Ini belum pernah terjadi," katanya lagi. "Bertindak bersama, sebagai suatu bangsa, kita dapat menyelamatkan banyak nyawa,"
Irlandia saat ini melaporkan 129 kasus dan dua kematian.
El Salvador
Presiden El Salvador Nayib Bukele mengumumkan status Alerta Naranja (peringatan oranye) pada hari Rabu lalu. Langkah-langkah Alerta Naranja itu termasuk memberlakukan karantina nasional pada 6,4 juta warga negara, menutup sekolah selama tiga minggu, dan juga memberlakukan karantina 30 hari di Salvador bagi mereka yang baru kembali dari luar negeri.
Langkah itu juga melarang orang asing memasuki negara itu dan melarang pertemuan lebih dari 500 orang digelar, menurut The Washington Post. Hal itu dilakukan negara itu meski kasus Covid-19 belum dilaporkan sama sekali di sana.
"Saya tahu ini akan dikritik, tetapi mari kita menempatkan diri pada posisi Italia. Italia berharap mereka bisa melakukan ini sebelumnya," kata Nayib Bukele dalam pidato nasional pada hari Rabu. "Sistem kesehatan kita tidak di level Italia. Tidak juga di level Korea Selatan."
Polandia
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengumumkan karantina nasional pada Jumat lalu. Itu berarti Polandia melarang orang asing memasuki negara itu serta menutup semua restoran, bar dan kasino.
"Negara tidak akan meninggalkan (warganya)," kata Morawiecki seperti dilansir The Daily Mail. "Namun, dalam situasi saat ini kami tidak dapat membiarkan diri kami membiarkan perbatasan terbuka untuk orang asing."
Orang-orang dari luar negeri yang memasuki negara tersebut akan dikenakan karantina 14 hari wajib. Polandia saat ini mencatat 125 pasien positif Covid-19 dengan 3 meninggal dan 13 sembuh.
Next Page
Selandia Baru hingga Prancis
Pages
Most Popular