
Internasional
WHO Sebut Kebijakan Pencegahan Corona Trump Perburuk Keadaan
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 March 2020 14:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupanya kebijakan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal larangan perjalanan ke dan dari Eropa tidak tepat dilakukan. Setidaknya hal ini diungkapkan salah satu dokter Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harris.
Ia menyatakan jika larangan tersebut dapat memberi rasa aman yang keliru. Bahkan dampak negatif dalam upaya memerangi pandemi corona (COVID-19).
Harris mengatakan WHO akan lebih memilih para pemimpin dunia untuk fokus memerangi wabah secara lokal daripada menutup perbatasan.
"Secara umum, kami tidak tertarik soal larangan bepergian saat pandemi ini, karena akan membuat negara khawatir ... (Negara) akan lebih fokus dalam mengelola perbatasan mereka dibandingkan fokus dalam menghentikan penyebaran virus dalam komunitas," kata Harris, dikutip dari Independent.co.uk, Jumat (13/2/2020).
"Sesungguhnya, (negara) harus mendukung sistem kesehatan untuk dapat menjaga dan merawat orang-orang yang terjangkit sakit parah."
Harris juga menambahkan jika menutup perbatasan hanya akan membantu pada tahap awal munculnya wabah. Tetapi pelarangan perjalanan tidak ada gunanya begitu virus sudah berhasil menyebar dalam suatu komunitas.
"Ini memberikan rasa aman yang salah . Karena Anda berpikir 'ya, kami melakukan sesuatu'. Tetapi jika virus sudah ada di komunitas Anda, fokus Anda harus menghentikannya di sana," lanjut Harris.
Keputusan presiden AS itu juga ditolak oleh presiden dewan Uni Eropa, Charles Michel, dan presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Menurut keduanya corona adalah krisis global.
"(Jadi) tidak terbatas pada benua mana pun dan membutuhkan kerja sama daripada tindakan sepihak," tulis Independent mengutip keduanya.
Sejauh ini, ada 134.769 kasus corona secara global. Total kematian sebanyak 4.983 dan korban sembuh 70.388.
Sebelumnya Rabu (10/3), Trump menegaskan akan menangguhkan semua perjalanan dari Eropa ke AS selama kurun waktu 30 hari, guna mengekang penyebaran corona.
Larangan tersebut akan diberlakukan pada Jumat ini waktu AS. Langkah Trump ini tentunya mempengaruhi 26 negara Eropa yang merupakan bagian dari negara-negara dalam perjanjian Schengen yang bebas visa.
Visa Schengen adalah visa kunjungan singkat bagi traveler yang akan mengunjungi negara-negara member Schengen untuk tujuan wisata atau bisnis. Sementara Inggris dan Irlandia dibebaskan dari pembatasan perjalanan, sama seperti warga negara Amerika yang sudah menjalani screening virus.
(sef/sef) Next Article Alhamdulillah, WHO Bawa Kabar Baik Terbaru soal Covid-19 Lagi
Ia menyatakan jika larangan tersebut dapat memberi rasa aman yang keliru. Bahkan dampak negatif dalam upaya memerangi pandemi corona (COVID-19).
"Secara umum, kami tidak tertarik soal larangan bepergian saat pandemi ini, karena akan membuat negara khawatir ... (Negara) akan lebih fokus dalam mengelola perbatasan mereka dibandingkan fokus dalam menghentikan penyebaran virus dalam komunitas," kata Harris, dikutip dari Independent.co.uk, Jumat (13/2/2020).
"Sesungguhnya, (negara) harus mendukung sistem kesehatan untuk dapat menjaga dan merawat orang-orang yang terjangkit sakit parah."
Harris juga menambahkan jika menutup perbatasan hanya akan membantu pada tahap awal munculnya wabah. Tetapi pelarangan perjalanan tidak ada gunanya begitu virus sudah berhasil menyebar dalam suatu komunitas.
"Ini memberikan rasa aman yang salah . Karena Anda berpikir 'ya, kami melakukan sesuatu'. Tetapi jika virus sudah ada di komunitas Anda, fokus Anda harus menghentikannya di sana," lanjut Harris.
Keputusan presiden AS itu juga ditolak oleh presiden dewan Uni Eropa, Charles Michel, dan presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Menurut keduanya corona adalah krisis global.
"(Jadi) tidak terbatas pada benua mana pun dan membutuhkan kerja sama daripada tindakan sepihak," tulis Independent mengutip keduanya.
Sejauh ini, ada 134.769 kasus corona secara global. Total kematian sebanyak 4.983 dan korban sembuh 70.388.
Sebelumnya Rabu (10/3), Trump menegaskan akan menangguhkan semua perjalanan dari Eropa ke AS selama kurun waktu 30 hari, guna mengekang penyebaran corona.
Larangan tersebut akan diberlakukan pada Jumat ini waktu AS. Langkah Trump ini tentunya mempengaruhi 26 negara Eropa yang merupakan bagian dari negara-negara dalam perjanjian Schengen yang bebas visa.
Visa Schengen adalah visa kunjungan singkat bagi traveler yang akan mengunjungi negara-negara member Schengen untuk tujuan wisata atau bisnis. Sementara Inggris dan Irlandia dibebaskan dari pembatasan perjalanan, sama seperti warga negara Amerika yang sudah menjalani screening virus.
(sef/sef) Next Article Alhamdulillah, WHO Bawa Kabar Baik Terbaru soal Covid-19 Lagi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular