
Tiap Tahun BPJS Kesehatan Tekor, Solusinya Hanya di Jokowi
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
11 March 2020 16:24

Faktor lain yang juga memiliki kontribusi besar meningkatkan kerumitan masalah yang dihadapi dalam mengimplementasikan jaminan kesehatan nasional secara menyeluruh adalah wilayah geografis Indonesia yang luas dan heterogen.
Ini yang tidak dijumpai di negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara yang juga mengimplementasikan sistem asuransi kesehatan nasional.
Menurut estimasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), pada 2018 Indonesia memiliki penduduk sekitar 265.000.000 orang. Jumlah tersebut setara dengan 8,2 kali lipat penduduk Malaysia, dan 2,5 kali lipat penduduk Filipina.
Jika menengok negara tetangga, beberapa negara juga sudah menjalankan asuransi kesehatan nasional dengan skema tanggungan dan pembiayaan yang berbeda-beda.
Contohnya di Filipina, asuransi nasional atau yang dikenal dengan National Health Insurance Act sudah mulai diterapkan sejak tahun 1995. Filipina memberlakukan satu tarif rumah sakit dan dokter yang berlaku secara nasional.
Skema asuransi mirip seperti program JKN-KIS di Indonesia, dengan membayar iuran 2,5 persen dari penghasilan sebulan yang ditanggung bersama oleh pekerja dan pemberi kerja. Untuk iuran bagi pekerja di sektor informal adalah sebesar 120 peso (sekitar Rp 20 ribu).
Di Malaysia, asuransi kesehatan nasional mengandalkan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang bersumber pada pajak. Untuk biaya rawat inap, anggota asuransi tiga 3 ringgit per hari untuk keseluruhan biaya (all in). Peserta asuransi tidak perlu membayar biaya apapun jika ke rumah sakit,.
Sementara di Thailand, sejak tahun 2002 pemerintah menyediakan beberapa asuransi kesehatan yang berbeda, yaitu untuk pegawai negeri dan seluruh keluarga termasuk orangtua dan mertua, pegawai swasta, dan pekerja informal. Iuran juga ditanggung oleh APBN. Untuk keperluan asuransi kesehatan nasional ini, pemerintah Thailand membiayai tak kurang dari 13,1 persen dari APBN.
Tak bisa dipungkiri tiap negara yang mengimplementasikan sistem asuransi kesehatan nasional memiliki skema yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan tujuan masing-masing. Tiap negara juga menghadapi tantangannya masing-masing.
Seperti di Indonesia, sudah masalahnya kompleks dan rumit tantangannya besar pula. Jadilah BPJS Kesehatan carut marut seperti sekarang.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Ini yang tidak dijumpai di negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara yang juga mengimplementasikan sistem asuransi kesehatan nasional.
Menurut estimasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), pada 2018 Indonesia memiliki penduduk sekitar 265.000.000 orang. Jumlah tersebut setara dengan 8,2 kali lipat penduduk Malaysia, dan 2,5 kali lipat penduduk Filipina.
Contohnya di Filipina, asuransi nasional atau yang dikenal dengan National Health Insurance Act sudah mulai diterapkan sejak tahun 1995. Filipina memberlakukan satu tarif rumah sakit dan dokter yang berlaku secara nasional.
Skema asuransi mirip seperti program JKN-KIS di Indonesia, dengan membayar iuran 2,5 persen dari penghasilan sebulan yang ditanggung bersama oleh pekerja dan pemberi kerja. Untuk iuran bagi pekerja di sektor informal adalah sebesar 120 peso (sekitar Rp 20 ribu).
Di Malaysia, asuransi kesehatan nasional mengandalkan dana APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang bersumber pada pajak. Untuk biaya rawat inap, anggota asuransi tiga 3 ringgit per hari untuk keseluruhan biaya (all in). Peserta asuransi tidak perlu membayar biaya apapun jika ke rumah sakit,.
Sementara di Thailand, sejak tahun 2002 pemerintah menyediakan beberapa asuransi kesehatan yang berbeda, yaitu untuk pegawai negeri dan seluruh keluarga termasuk orangtua dan mertua, pegawai swasta, dan pekerja informal. Iuran juga ditanggung oleh APBN. Untuk keperluan asuransi kesehatan nasional ini, pemerintah Thailand membiayai tak kurang dari 13,1 persen dari APBN.
Tak bisa dipungkiri tiap negara yang mengimplementasikan sistem asuransi kesehatan nasional memiliki skema yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan tujuan masing-masing. Tiap negara juga menghadapi tantangannya masing-masing.
Seperti di Indonesia, sudah masalahnya kompleks dan rumit tantangannya besar pula. Jadilah BPJS Kesehatan carut marut seperti sekarang.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular