
Gegara Arab, Mimpi RI Jadi 'Raja Minyak' Hadapi Ujian Berat
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 March 2020 09:51

Jakarta, CNBC Indonesia- Target atau mimpi pemerintah untuk memproduksi 1 juta barel mnyak sehari kini hadapai ujian berat. Tak lain tak bukan, ujian datang dari harga minyak yang terjun bebas dalam beberapa terakhir.
Padahal, baru pekan lalu PT Pertamina (Persero) masih cukup percaya diri memaparkan target yang ditekankan berkali-kali oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsat Pandjaitan tersebut,
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pernah mengungkapkan pemerintah mengejar produksi minyak dan lifting 1 juta bph. Semula, target ini diagendakan tercapai pada 2030, namun diminta dipercepat menjadi 2025.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan target produksi minyak nasional 1 juta bph merupakan PR besar bagi Pertamina. Tahun ini target produksi minyak nasional adalah sekitar 750 ribu bph. Untuk Pertamina sendiri, dari bahan RKAP 2020, target produksi minyak tahun ini adalah sekitar 387 ribu bph, naik dari tahun lalu 371 ribu bph.
Untuk menggenjot produksi minyak, Nicke mengatakan, belanja investasi (capex) Pertamina akan banyak dialokasikan untuk sektor hulu. "Kenaikan produksi minyak ini bisa menurunkan angka impor," kata Nicke di Jakarta, Jumat lalu.
Anggaran investasi Pertamina untuk sektor hulu mendapat porsi terbesar. Dari data Pertamina, tahun ini anggaran investasi adalah US$ 7,8 miliar, naik 84% dari tahun sebelumnya US$ 4,2 miliar. Rinciannya:
* Hulu mendapat US$ 3,7 miliar
* Upgrade kilang US$ 1,9 miliar
* Infrastruktur hilir US$ 1,2 miliar
* Proyek investasi subholding gas US$ 800 juta
* Lain-lain US$ 300 juta
Pertamina bakal menggenjot sektor hulu migasnya, dengan menggencarkan pengeboran-pengeboran sumur minyak yang ada agar produksinya bisa optimal. Bahkan dia mengatakan, ada harta karun terpendam di perut bumi Indonesia yang bisa membantu Indonesia mengembalikan kejayaan sebagai raja minyak. Apa itu.
"Di sektor hulu migas ada sumur bekas pengeboran yang tidak diaktifkan, jumlahnya 9.000. Ini bisa kita garap karena biaya investasinya hanya 25% dibandingkan biaya eksplorasi dari awal. Jadi Indonesia punya harta karun terpendam di perut bumi," ujar Nicke.
Padahal, baru pekan lalu PT Pertamina (Persero) masih cukup percaya diri memaparkan target yang ditekankan berkali-kali oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsat Pandjaitan tersebut,
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pernah mengungkapkan pemerintah mengejar produksi minyak dan lifting 1 juta bph. Semula, target ini diagendakan tercapai pada 2030, namun diminta dipercepat menjadi 2025.
Untuk menggenjot produksi minyak, Nicke mengatakan, belanja investasi (capex) Pertamina akan banyak dialokasikan untuk sektor hulu. "Kenaikan produksi minyak ini bisa menurunkan angka impor," kata Nicke di Jakarta, Jumat lalu.
Anggaran investasi Pertamina untuk sektor hulu mendapat porsi terbesar. Dari data Pertamina, tahun ini anggaran investasi adalah US$ 7,8 miliar, naik 84% dari tahun sebelumnya US$ 4,2 miliar. Rinciannya:
* Hulu mendapat US$ 3,7 miliar
* Upgrade kilang US$ 1,9 miliar
* Infrastruktur hilir US$ 1,2 miliar
* Proyek investasi subholding gas US$ 800 juta
* Lain-lain US$ 300 juta
Pertamina bakal menggenjot sektor hulu migasnya, dengan menggencarkan pengeboran-pengeboran sumur minyak yang ada agar produksinya bisa optimal. Bahkan dia mengatakan, ada harta karun terpendam di perut bumi Indonesia yang bisa membantu Indonesia mengembalikan kejayaan sebagai raja minyak. Apa itu.
"Di sektor hulu migas ada sumur bekas pengeboran yang tidak diaktifkan, jumlahnya 9.000. Ini bisa kita garap karena biaya investasinya hanya 25% dibandingkan biaya eksplorasi dari awal. Jadi Indonesia punya harta karun terpendam di perut bumi," ujar Nicke.
Pages
Most Popular