Internasional

China-Mesir Puji Xi Jinping, Suci Murni bak Bayi Baru Lahir

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 March 2020 06:40
Pejabat dan media China memuji Xi Jinping karena dianggap berjasa dalam menangani wabah virus corona yang mematikan.
Foto: REUTERS/Jason Lee

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping banyak dipuji di dalam negeri lantaran dianggap telah mengupayakan berbagai cara untuk membendung wabah virus corona di negara itu. Bahkan, Kantor Berita resmi Xinhua merinci bahwa Xi telah secara langsung turun tangan membasmi wabah yang berasal dari Wuhan itu.

Beberapa upaya langsung yang dilakukan Xi di antaranya adalah mengunjungi pekerja medis utama yang menangani pasien terjangkit COVID-19 hingga melakukan panggilan telepon dengan para pemimpin asing untuk membahas berbagai hal terkait wabah itu.

"Pengabdian Xi membuktikan bahwa ia memiliki hati yang murni seperti bayi yang baru lahir yang selalu menempatkan orang-orang sebagai prioritas nomor satu," tulis media itu dalam sebuah artikel yang diterbitkan minggu lalu, ditulis Wall Street Journal.



Selain media itu, pejabat negara serta berbagai media lpemerintah, juga terus-terusan menyampaikan pujian pada Xi. Mereka rata-rata menggambarkannya sebagai pemimpin yang menentukan, yang menyelamatkan negaranya dari bencana kesehatan masyarakat dan telah berjasa karena memperingatkan seluruh dunia untuk mempersiapkan pertahanan melawan patogen baru yang sangat menular itu.

Bahkan pada Jumat (6/3/2020), pejabat tinggi di pusat kota Wuhan sampai memerintahkan kampanye "pendidikan syukur", di mana warga diimbau untuk berterima kasih kepada Xi dan partai yang telah memimpin respons penanganan terhadap epidemi.

Xi sendiri telah mengklaim dirinya telah ada sejak awal wabah muncul untuk memberikan penanganan terdepan.

"Sejak epidemi muncul, pusat partai telah memberinya tingkat perhatian yang tinggi," kata Xi kepada 170.000 pejabat di telekonferensi nasional akhir bulan lalu. Telekonferensi tersebut disebut media pemerintah sebagai yang terbesar dalam sejarah partai.

"Saya terus-menerus memperhatikan upaya pencegahan dan pengendalian epidemi, mengeluarkan instruksi dan komentar lisan setiap hari."

Meski demikian, ada juga yang kontra dengan pujian itu. Sejumlah orang menyampaikan pandangan yang berbeda di media sosial, namun dengan cepat banyak diantara postingan itu disensor negara.

"Orang-orang belum meminta permintaan maaf dari para pemimpin, namun para pemimpin sudah meminta orang-orang untuk menunjukkan rasa terima kasih," kata seorang pengguna di platform media sosial Weibo.

Alasan kritik bermunculan untuk Xi adalah karena rakyat menganggap pemerintah tidaklah cepat dalam merespon wabah. Bahkan pemerintah dianggap telah 'diam' selama minggu-minggu awal penyebaran virus, bertolak belakang dengan pernyataan Xi.

Namun demikian, Xi tetap menuai banyak sanjungan, bukan hanya dari para pejabat dan media, tapi juga berbagai pihak di luar negeri. Salah satunya datang dari seorang profesor mikrobiologi terkenal Mesir, yang pertama kali mendiagnosis virus corona serupa pada 2012, yaitu Ali Mohamed Zaki.

Menurut Zaki, China telah berhasil menggunakan cara-cara ilmiah terbaik dan teknologi paling canggih dalam semua tahap untuk menangani COVID-19.


"China telah berhasil memerangi COVID-19 dan mempertahankan pengendalian infeksi besar-besaran terhadap epidemi, menyediakan produksi ilmiah yang digunakan di seluruh dunia dalam mendiagnosis virus baru," kata Zaki yang merupakan profesor mikrobiologi dan kekebalan di Fakultas Kedokteran Ain Universitas Shams, dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Xinhua.

Lebih lanjut, Zaki yang berkontribusi pada penemuan virus corona serupa bernama MERS (Middle East Respiratory Syndrome) ketika ia bekerja di Arab Saudi pada 2012, menjelaskan bahwa China telah memperoleh banyak keahlian dari berurusan dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) pada tahun 2002.

"Saya percaya tidak ada negara di dunia yang bisa melakukan lebih baik dari apa yang telah dilakukan China dalam memerangi virus corona baru," katanya, menurut laporan Xinhua.

"Dengan cara memerangi COVID-19 ini, China membuktikan bahwa negara itu seperti kekuatan besar dunia dalam teknologi kesehatan dan medis dan bahkan dengan keahlian yang lebih besar."

"Epidemi pasti akan berakhir dan semuanya akan segera kembali normal."

China sendiri kini mencatat ada 80.735 kasus corona di negerinya. Meski demikian, pemerintah sempat berujar angka kasus makin menurun tiap harinya.

[Gambas:Video CNBC]




(res) Next Article Chaos! Kasus Covid-19 RI Tembus Seribu 3 Hari Berturut-turut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular