
Internasional
Ini Alasan Palestina Umumkan Status Darurat
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 March 2020 13:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Palestina mengumumkan keadaan darurat. Tak tanggung-tanggung, status ini diutarakan hingga 30 hari.
Hal ini diutarakan langsung melalui dekrit oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Perdana menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan penyebaran corona yang sudah masuk ke kota suci Betlehem menjadi penyebab.
"Kami telah memutuskan untuk menyatakan keadaan darurat di semua wilayah Palestina untuk menghadapi bahaya virus corona dan mencegahnya menyebar," kata Shtayyeh, membaca dari dekrit dikutip dari Reuters, Jumat (6/3/2020).
Shtayyeh mengatakan Abbas telah memberinya wewenang penuh untuk mengawasi implementasi kebijakan ini. Ia pun telah memutuskan untuk menutup semua sekolah - termasuk perguruan tinggi dan taman kanak-kanak- serta membatalkan reservasi wisatawan asing ke wilayah itu.
Palestina mengumumkan setidaknya ada tujuh kasus positif corona di Betlehem, Kamis. Kasus-kasus itu pertama kali terdeteksi di sebuah hotel.
Hotel itu, sempat dikunjungi sekelompok wisatawan Yunani di akhir Februari, di mana dua diantara turis terinfeksi corona. Gereja kelahiran Yesus, Nativity, dan masjid lokal juga ditutup karena ini.
Hal senada juga dikatakan kementerian pertahanan Israel. Bahkan Betlehem akan dikunci (locked down) dari keluar masuknya manusia, termasuk turis dan pendatang.
"Semua warga Israel dan Palestina dilarang memasuki atau meninggalkan kota. Penguncian sudah dikonfirmasi dengan Palestina," ujarnya dikutip dari AFP.
Koordinasi ini diambil karena Israel dan Palestina sama-sama memiliki kewenangan di wilayah yang menjadi salah satu lokasi rebutan mereka tersebut. Israel mengendalikan semua pintu masuk ke Tepi Barat dari negara Yahudi tetapi pemerintah Palestina memiliki otonomi terbatas di kota-kota itu.
Menurut Johns Hopkins CSSE, Israel sejauh ini memiliki 16 kasus COVID-19. Sementara Palestina ada 4 kasus. Secara global, corona telah menjangkiti 98.378 orang dengan koran tewas sebanyak 3.383 orang.
(sef/sef) Next Article Skenario Trump-Israel untuk Palestina
Hal ini diutarakan langsung melalui dekrit oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Perdana menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan penyebaran corona yang sudah masuk ke kota suci Betlehem menjadi penyebab.
Shtayyeh mengatakan Abbas telah memberinya wewenang penuh untuk mengawasi implementasi kebijakan ini. Ia pun telah memutuskan untuk menutup semua sekolah - termasuk perguruan tinggi dan taman kanak-kanak- serta membatalkan reservasi wisatawan asing ke wilayah itu.
Palestina mengumumkan setidaknya ada tujuh kasus positif corona di Betlehem, Kamis. Kasus-kasus itu pertama kali terdeteksi di sebuah hotel.
Hotel itu, sempat dikunjungi sekelompok wisatawan Yunani di akhir Februari, di mana dua diantara turis terinfeksi corona. Gereja kelahiran Yesus, Nativity, dan masjid lokal juga ditutup karena ini.
Hal senada juga dikatakan kementerian pertahanan Israel. Bahkan Betlehem akan dikunci (locked down) dari keluar masuknya manusia, termasuk turis dan pendatang.
"Semua warga Israel dan Palestina dilarang memasuki atau meninggalkan kota. Penguncian sudah dikonfirmasi dengan Palestina," ujarnya dikutip dari AFP.
Koordinasi ini diambil karena Israel dan Palestina sama-sama memiliki kewenangan di wilayah yang menjadi salah satu lokasi rebutan mereka tersebut. Israel mengendalikan semua pintu masuk ke Tepi Barat dari negara Yahudi tetapi pemerintah Palestina memiliki otonomi terbatas di kota-kota itu.
Menurut Johns Hopkins CSSE, Israel sejauh ini memiliki 16 kasus COVID-19. Sementara Palestina ada 4 kasus. Secara global, corona telah menjangkiti 98.378 orang dengan koran tewas sebanyak 3.383 orang.
(sef/sef) Next Article Skenario Trump-Israel untuk Palestina
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular