Ada Corona, Cerita Pusingnya Pengusaha Impor dari China

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
05 March 2020 12:49
Virus corona yang melanda China dan banyak negara telah merusak rantai pasok.
Foto: REUTERS/Fabian Bimmer
Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona yang melanda China dan banyak negara telah merusak rantai pasok kebutuhan bahan baku industri terutama dari China. Pada Maret 2020 merupakan batas stok terakhir bagi pelaku industri di dalam negeri khususnya tekstil dan garmen untuk kegiatan produksi.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno yang juga Wakil Ketua Kadin Indonesia bidang perdagangan, sempat mengalami kendala bahan baku belum bisa dikirim dari China, terutama jenis barang kain dan zat pewarna karena persoalan distribusi di pelabuhan yang tutup pada akhir Februari lalu. Ia bersama mitranya di China mencoba memutar otak dengan mencari solusi sebab bila tak terkirim, maka akan berdampak pada produksi Maret 2020.

"Ada yang sudah diatasi dengan kesepakatan pembeli akhir dengan menggunakan kapal terbang (Air Freight) tentu ada tambahan biaya. Sharing the burden, penjual bahan baku, produsen barang jadi dan pembeli barang jadi, 1/3 masing masing," katanya kepada CNBC Indonesia, Kamis (5/3).



Namun, tak semua bahan baku bisa didapat semua, karena beberapa produk bahan baku harus tetap diangkut dengan kapal laut.

"Masih ada kendala di bahan pewarna untuk industri Kain (dalam negeri) karena bahan pewarna harus diangkut menggunakan Sea Freight," katanya.

Namun, yang justru dikhawatirkan adalah periode April atau triwulan II-2020 akan sangat menentukan, kelanjutan produksi usahanya. Bila virus corona belum selesai dan masih berdampak pada produksi dan distribusi di China, maka produksi di dalam negeri akan terganggu.

"Jadi masing masing sektor semua berusaha untuk aman kan di triwulan II-2020," katanya.


[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular