Internasional

Pengusaha Pesimistis, Sinyal Resesi Jepang Makin Kuat

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 March 2020 17:33
Penyebaran virus corona yang begitu masif rupanya membuat lebih dari 60% perusahaan di Jepang merugi
Foto: Bendera Jepang Terlihat di Atas Bank of Japan di Tokyo, Jepang pada 21 September 2016 (REUTERS/Toru Hanai)
Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran virus corona yang begitu masif rupanya membuat lebih dari 60% perusahaan diĀ Jepang merugi. Lewat survei think tank swasta pada Rabu (4/3/2020), berbagai perusahaan tersebut merasa dirugikan atas wabah ini.

Menurut mereka, virus corona di Jepang menimbulkan kekhawatiran pasar. Wabah ini diperkirakan bisa menyebabkan resesi ke negara ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.

Sebuah indeks terpisah yang dilakukan Teikoku Data Bank bahkan sempat mengukur sentimen perusahaan terhadap ekonomi. Hasilnya sentimennya mencapai level terendah dalam tujuh tahun terakhir pada Februari lalu.



Jatuhnya sentimen perusahaan diakibatkan oleh pembatasan perjalanan, pembatalan acara, dan gangguan rantai pasokan menghantam perusahaan dan produsen di sektor jasa. Semuanya karena wabah asal Wuhan, China ini.

"Dampak virus menyebar ke berbagai industri. Ekonomi kemungkinan akan terus mundur secara moderat karena banyak risiko termasuk epidemi," kata lembaga think tank, dikutip dari Reuters.

Dalam survei yang dilakukan 14-29 Februari, 63,4% perusahaan mengatakan pendapatan bahwa mereka dirugikan oleh wabah tersebut. Di antara perusahaan-perusahaan itu, 30,2% mengatakan pendapatan mereka jauh menurun sementara 33,2% mengatakan mereka memperkirakan laba akan terpengaruh dalam waktu dekat.

Sebanyak 10 sektor industri yang ditampilkan dalam survei itu melihat sentimen memburuk. Termasuk pariwisata, yang terpukul oleh penurunan pengunjung domestik dan luar negeri, survei menunjukkan.



Menurut para analis, ekonomi Jepang mengalami kontraksi dalam tiga bulan hingga Desember. Ekonomi diprediksi menyusut lagi pada kuartal mendatang akibat virus corona yang mengganggu rantai pasokan dan melukai pengecer yang bergantung pada pariwisata yang masuk.

Meningkatnya risiko resesi menambah tekanan pada Bank of Japan untuk memperluas stimulus moneter untuk menopang pertumbuhan pada pertemuan kebijakan bulan ini.

Selain itu, sebagai tanda meluasnya kejatuhan, operator terbesar Jepang ANA Holdings Inc dan saingannya, Japan Airlines Co Ltd mengatakan mereka akan membatalkan beberapa penerbangan domestik mereka pada 6-12 Maret karena permintaan perjalanan mulai sedikit.

Jepang sendiri kini menduduki posisi kelima dengan kasus terkonfirmasi terbanyak. Menurut data arcGis by John Hopkins CSSE pada Rabu (4/3/2020) pukul 14:30 WIB, Jepang memiliki 293 kasus virus corona terkonfirmasi, dengan 6 kasus kematian, serta 43 kasus berhasil sembuh.

Walaupun diterjang wabah, ketua Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga menyatakan Jepang masih bersiap untuk menjadi tuan rumah dengan tetap mempersiapkan Olimpiade Musim Panas 2020 (2020 Summer Olympics) sesuai rencana.

Ajang olahraga internasional tersebut rencananya diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada tanggal 24 Juli hingga 9 Agustus 2020. Sebelumnya Tokyo diumumkan sebagai kota tuan rumah dalam sidang IOC ke-125 di Buenos Aires, Argentina, pada tanggal 7 September 2013 silam.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular