Jokowi Benar, Corona Memang Bikin Ekonomi Sulit bin Sukar
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 March 2020 14:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencurahkan isi hatinya. Kepala Negara mengatakan, tantangan ekonomi yang berat seolah datang tanpa henti. Setelah pusing akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China, kini dunia mesti berhadap dengan tantangan baru yaitu penyebaran virus corona.
"Tantangan yang kita hadapi betul-betul sangat tidak mudah. Dulu berpikir menyelesaikan satu saja sudah pusing, urusan perang dagang. Perang dagang belum bisa diselesaikan, sekarang muncul virus corona yang itu menambah sulitnya ekonomi dunia," kata Jokowi.
Virus corona memang bikin pusing. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 11:33 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 93.158. Jumlah korban jiwa terus bertambah menjadi 3.198.
Penyebaran virus mematikan membuat aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Pabrik-pabrik di berbagai negara belum berproduksi optimal karena pekerja dirumahkan untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Akibatnya, aktivitas manufaktur menjadi loyo. Ini tercermin dari angka Purchasing Managers' Index, yang menggambarkan arah kegiatan manufaktur apakah ekspansif atau kontraktif.
Pada Februari, PMI manufaktur global berada di 47,2. Jauh di bawah pencapaian bulan sebelumnya sekaligus menyentuh titik terendah sejak Mei 2009, saat krisis keuangan global bergentayangan.
Â
PMI menggunakan angka 50 sebagai garis start. Kalau di bawah 50, berarti dunia usaha sedang enggan berekspansi.
Melihat sub-indeks dalam PMI, seluruhnya mengalami perlambatan pada Februari dibandingkan bulan sebelumnya. Ada yang naik yaitu biaya input, tetapi kenaikan di pos ini berarti kabar buruk karena menandakan kenaikan biaya produksi.
JPMorgan melaporkan penyebaran virus corona sudah berdampak langsung terhadap pasokan bahan baku/penolong dari negara ekspotir besar seperti China dan Korea Selatan. Kelangkaan pasokan bahan baku/penolong pada gilirannya membuat permintaan turun, seperti yang terjadi di AS, Jepang, Inggris, Taiwan, Australia, dan Brasil.
"Aktivitas manufaktur global jatuh. Ini karena penyebaran virus COVID-19 yang mengganggu aktivitas produksi. Tren perdagangan internasional masih mengalami tekanan, dengan ekspor yang mencapai level terendah dalam satu dekade terakhir," kata Olya Borischevska, Global Economic Research di JPMorgan, dalam keterangan tertulis.
Pak Jokowi benar, dunia memang sedang dalam kondisi susah. Semua gara-gara virus corona.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Jokowi: Praktik Keagamaan Tertutup Harus Kita Hindari!
"Tantangan yang kita hadapi betul-betul sangat tidak mudah. Dulu berpikir menyelesaikan satu saja sudah pusing, urusan perang dagang. Perang dagang belum bisa diselesaikan, sekarang muncul virus corona yang itu menambah sulitnya ekonomi dunia," kata Jokowi.
Virus corona memang bikin pusing. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 11:33 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 93.158. Jumlah korban jiwa terus bertambah menjadi 3.198.
![]() |
Penyebaran virus mematikan membuat aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Pabrik-pabrik di berbagai negara belum berproduksi optimal karena pekerja dirumahkan untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Akibatnya, aktivitas manufaktur menjadi loyo. Ini tercermin dari angka Purchasing Managers' Index, yang menggambarkan arah kegiatan manufaktur apakah ekspansif atau kontraktif.
Pada Februari, PMI manufaktur global berada di 47,2. Jauh di bawah pencapaian bulan sebelumnya sekaligus menyentuh titik terendah sejak Mei 2009, saat krisis keuangan global bergentayangan.
Â
PMI menggunakan angka 50 sebagai garis start. Kalau di bawah 50, berarti dunia usaha sedang enggan berekspansi.
Melihat sub-indeks dalam PMI, seluruhnya mengalami perlambatan pada Februari dibandingkan bulan sebelumnya. Ada yang naik yaitu biaya input, tetapi kenaikan di pos ini berarti kabar buruk karena menandakan kenaikan biaya produksi.
![]() |
JPMorgan melaporkan penyebaran virus corona sudah berdampak langsung terhadap pasokan bahan baku/penolong dari negara ekspotir besar seperti China dan Korea Selatan. Kelangkaan pasokan bahan baku/penolong pada gilirannya membuat permintaan turun, seperti yang terjadi di AS, Jepang, Inggris, Taiwan, Australia, dan Brasil.
"Aktivitas manufaktur global jatuh. Ini karena penyebaran virus COVID-19 yang mengganggu aktivitas produksi. Tren perdagangan internasional masih mengalami tekanan, dengan ekspor yang mencapai level terendah dalam satu dekade terakhir," kata Olya Borischevska, Global Economic Research di JPMorgan, dalam keterangan tertulis.
Pak Jokowi benar, dunia memang sedang dalam kondisi susah. Semua gara-gara virus corona.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Jokowi: Praktik Keagamaan Tertutup Harus Kita Hindari!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular