
Catat, Pemerintah Tak Tinggal Diam Antisipasi Corona
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
02 March 2020 19:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Merebaknya virus corona di seluruh dunia diketahui memiliki dampak yang cukup signifikan bagi ekonomi global. Pemerintah pun tidak tinggal diam.
"Saudara-saudara, kita memahami bahwa sekarang kondisi ekonomi global sangat menantang, selain kita dihadapkan pada pelemahan ekonomi sekarang ditambah dengan terjangkitnya virus corona," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, di gedung Kementerian Keuangan, (2/3/2020).
Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat menjadi 2,8 persen dan menurutnya pertumbuhan ini sama seperti yang terjadi 2008-2009 di mana terjadi krisis ekonomi global.
"Oleh karena itu pemerintah terus melakukan berbagai bauran kebijakan bersamaan otoritas moneter otoritas di OJK dan di sektor riil untuk terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia," tegasnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menuturkan bahwa APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), dan APBDES (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) menjadi instrumen penting dalam menjaga perekonomian Indonesia.
"Sesuai arahan bapak presiden ini adalah instrumen yang harus efektif berjalan, terutama pada 5 prioritas penting yakni pembangunan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, transformasi ekonomi, perbaikan regulasi, dan simplifikasi dari birokrasi," ujar Sri Mulyani.
Maka dari itu, lewat Badan Layanan Umum (BLU) kelapa sawit dan Badan Pengelola Dan Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Sri Mulyani berharap industri kelapa sawit bisa meningkatkan perekonomian dalam negeri di tengah krisis global.
"BLU kelapa sawit yang dalam hal ini dibawah kementerian keuangan merupakan dana dari industri dan untuk meningkatkan kemampuan daya tahan industri kelapa sawit termasuk di dalam tugas dan fungsinya adalah menghasilkan devisa, menciptakan kesempatan kerja, membangun kedaulatan energi, dan mendorong sektor ekonomi kerakyatan," kata Sri Mulyani
(dru) Next Article Bangga! Sri Mulyani Bawa Pulang Penghargaan Internasional
"Saudara-saudara, kita memahami bahwa sekarang kondisi ekonomi global sangat menantang, selain kita dihadapkan pada pelemahan ekonomi sekarang ditambah dengan terjangkitnya virus corona," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, di gedung Kementerian Keuangan, (2/3/2020).
Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melambat menjadi 2,8 persen dan menurutnya pertumbuhan ini sama seperti yang terjadi 2008-2009 di mana terjadi krisis ekonomi global.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menuturkan bahwa APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), dan APBDES (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) menjadi instrumen penting dalam menjaga perekonomian Indonesia.
"Sesuai arahan bapak presiden ini adalah instrumen yang harus efektif berjalan, terutama pada 5 prioritas penting yakni pembangunan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, transformasi ekonomi, perbaikan regulasi, dan simplifikasi dari birokrasi," ujar Sri Mulyani.
Maka dari itu, lewat Badan Layanan Umum (BLU) kelapa sawit dan Badan Pengelola Dan Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Sri Mulyani berharap industri kelapa sawit bisa meningkatkan perekonomian dalam negeri di tengah krisis global.
"BLU kelapa sawit yang dalam hal ini dibawah kementerian keuangan merupakan dana dari industri dan untuk meningkatkan kemampuan daya tahan industri kelapa sawit termasuk di dalam tugas dan fungsinya adalah menghasilkan devisa, menciptakan kesempatan kerja, membangun kedaulatan energi, dan mendorong sektor ekonomi kerakyatan," kata Sri Mulyani
(dru) Next Article Bangga! Sri Mulyani Bawa Pulang Penghargaan Internasional
Most Popular