
Usai Natuna, Giliran Sebaru Kecil Jadi Lokasi Karantina WNI
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 February 2020 16:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah memutuskan memulangkan 188 WNI ABK kapal pesiar World Dream yang sedang berada di Hong Kong. Pemulangan itu lantaran operasional kapal terhenti seiring penyebaran virus corona (Covid-19).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy usai bertemu Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/2/2020), mengatakan pemerintah sudah menyiapkan lokasi observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Pemerintah pun memiliki alasan tersendiri menempatkan para WNI ABK kapal pesiar World Dream di lokasi tersebut.
"Pokoknya ada tempat yang kita anggap aman. Karena ada pulau yang tidak ada penghuninya. Kita tinggal pakai saja," kata Muhadjir.
Observasi ini merupakan yang kedua yang dilakukan pemerintah. Sebelumnya, pemerintah melakukan observasi terhadap 285 orang yang dievakuasi dari Wuhan, China. Observasi dilakukan di Natuna, Kepulauan Riau, sejak 1 Februari hingga 15 Februari 2020.
Lalu, seperti apa Pulau Sebaru Kecil? CNN Indonesia telah melakukan pemantauan langsung ke pulau yang tak berpenghuni itu. Pulau itu dapat ditempuh dari Dermaga 16 Marina Ancol lewat perjalanan sekitar dua jam.
Berdasarkan pantauan, Pulau Sebaru Kecil sudah berbenah. Kapal-kapal yang membawa logistik ke pulau itu juga terus berdatangan. Selain kebutuhan pokok, barang-barang seperti wc portable, mesin cuci, serta kulkas juga terlihat dibawa.
"Persiapan seperti yang udah dilihat tadi di Pulau Sebaru ini lebih baiklah. Kalau sekarang ini tempat tidur ya kan, yang disekat-sekat. Jadi jauh lebih nyaman dibandingkan dengan Natuna," kata Direktur Pengelolaan Logistik dan Perencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian di Pulau Sebaru.
Kami mencoba berkeliling untuk melihat apa saja fasilitas yang ada di pulau ini. Sepanjang berkeliling, deretan pohon kelapa dan angin sepoi-sepoi terlihat di sepanjang pantai. Meski pulau ini kosong tak berpenghuni, kondisi bangunan yang ada terlihat terawat.
Perinciannya, tiga bangunan digunakan sebagai tempat untuk WNI laki-laki, dan satu bangunan untuk WNI perempuan. Di dalam bangunan tersebut dilengkapi beberapa ruangan yang disekat-sekat dengam kasur dan pendingin ruangan di dalamnya.
Ada juga bangunan yang digunakan ruangan isolasi, satu bangunan untuk ruangan karantina, satu bangunan untuk ruangan ring satu, dan satu bangunan untuk posko kesehatan.
Di bagian pinggir pulau, saat ini juga tengah dibuat helipad dengan ukuran 18x18. Helipad ini dibuat untuk mempermudah akses transportasi ke pulau tersebut.
"Dibuatnya sejak kemarin sore, besok siang mungkin akan selesai. Ini hanya di paving block," kata salah seorang pekerja yang saya temui.
Selain itu, di Pulau Sebaru Kecil juga akan dipasang tower Base Transceiver Station (BTS) dan Wi-Fi. Fasilitas itu dibangun untuk menguatkan jaringan komunikasi di Pulau Sebaru Kecil. Selama beberapa jam berada di pulau ini, sinyal seluler memang termasuk hal yang mewah.
Pulau Sebaru Kecil merupakan bekas tempat rehabilitasi para pecandu narkotika. Dilansir dari beberapa pemberitaan, pada 2012, Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan Yayasan Artha Graha Peduli mengembangkan sistem pelayanan rehabilitasi korban narkoba.
Salah seorang pekerja di resort Pulau Pantara yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan Pulau Pantara dan Pulau Serabu Kecil memang dikelola oleh Artha Graha Group.
"Dipakai untuk rehabilitasi pecandu narkotika sekitar tahun 2003-2007, dan berlanjut pada 2012, setelahnya pulau ini kosong," kata pekerja tersebut.
(miq/sef) Next Article Pulau Sebaru Dipakai buat Karantina WNI, Ini Kata Tomy Winata
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy usai bertemu Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/2/2020), mengatakan pemerintah sudah menyiapkan lokasi observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Pemerintah pun memiliki alasan tersendiri menempatkan para WNI ABK kapal pesiar World Dream di lokasi tersebut.
Observasi ini merupakan yang kedua yang dilakukan pemerintah. Sebelumnya, pemerintah melakukan observasi terhadap 285 orang yang dievakuasi dari Wuhan, China. Observasi dilakukan di Natuna, Kepulauan Riau, sejak 1 Februari hingga 15 Februari 2020.
Lalu, seperti apa Pulau Sebaru Kecil? CNN Indonesia telah melakukan pemantauan langsung ke pulau yang tak berpenghuni itu. Pulau itu dapat ditempuh dari Dermaga 16 Marina Ancol lewat perjalanan sekitar dua jam.
Berdasarkan pantauan, Pulau Sebaru Kecil sudah berbenah. Kapal-kapal yang membawa logistik ke pulau itu juga terus berdatangan. Selain kebutuhan pokok, barang-barang seperti wc portable, mesin cuci, serta kulkas juga terlihat dibawa.
"Persiapan seperti yang udah dilihat tadi di Pulau Sebaru ini lebih baiklah. Kalau sekarang ini tempat tidur ya kan, yang disekat-sekat. Jadi jauh lebih nyaman dibandingkan dengan Natuna," kata Direktur Pengelolaan Logistik dan Perencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian di Pulau Sebaru.
Kami mencoba berkeliling untuk melihat apa saja fasilitas yang ada di pulau ini. Sepanjang berkeliling, deretan pohon kelapa dan angin sepoi-sepoi terlihat di sepanjang pantai. Meski pulau ini kosong tak berpenghuni, kondisi bangunan yang ada terlihat terawat.
Perinciannya, tiga bangunan digunakan sebagai tempat untuk WNI laki-laki, dan satu bangunan untuk WNI perempuan. Di dalam bangunan tersebut dilengkapi beberapa ruangan yang disekat-sekat dengam kasur dan pendingin ruangan di dalamnya.
Ada juga bangunan yang digunakan ruangan isolasi, satu bangunan untuk ruangan karantina, satu bangunan untuk ruangan ring satu, dan satu bangunan untuk posko kesehatan.
Di bagian pinggir pulau, saat ini juga tengah dibuat helipad dengan ukuran 18x18. Helipad ini dibuat untuk mempermudah akses transportasi ke pulau tersebut.
"Dibuatnya sejak kemarin sore, besok siang mungkin akan selesai. Ini hanya di paving block," kata salah seorang pekerja yang saya temui.
Selain itu, di Pulau Sebaru Kecil juga akan dipasang tower Base Transceiver Station (BTS) dan Wi-Fi. Fasilitas itu dibangun untuk menguatkan jaringan komunikasi di Pulau Sebaru Kecil. Selama beberapa jam berada di pulau ini, sinyal seluler memang termasuk hal yang mewah.
Pulau Sebaru Kecil merupakan bekas tempat rehabilitasi para pecandu narkotika. Dilansir dari beberapa pemberitaan, pada 2012, Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerja sama dengan Yayasan Artha Graha Peduli mengembangkan sistem pelayanan rehabilitasi korban narkoba.
Salah seorang pekerja di resort Pulau Pantara yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan Pulau Pantara dan Pulau Serabu Kecil memang dikelola oleh Artha Graha Group.
"Dipakai untuk rehabilitasi pecandu narkotika sekitar tahun 2003-2007, dan berlanjut pada 2012, setelahnya pulau ini kosong," kata pekerja tersebut.
(miq/sef) Next Article Pulau Sebaru Dipakai buat Karantina WNI, Ini Kata Tomy Winata
Most Popular