
Benci-Cinta-Benci, 2 Tahun Drama Anwar Ibrahim & Mahathir
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
24 February 2020 15:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah mengajukan pengunduran dirinya pada Senin (24/2/2020). Laporan itu telah dikonformasi oleh Kantor Perdana Menteri (PMO) negara itu.
"PMO mengatakan surat pengunduran diri itu disampaikan ke [Raja Malaysia] Yang di-Pertuan Agong pukul 1 siang." lapor Strait Times.
Sebelumnya, kabar pengunduran diri perdana menteri tertua di dunia itu telah ramai diberitakan oleh media Malaysia termasuk Malaysiakini. Kabar ini juga telah dikonfirmasi oleh beberapa pejabat Pakatan Harapan (PH).
Namun, media itu juga mengatakan langkah pengunduran diri ini kemungkinan akan batal karena diperkirakan akan ada banyak pihak yang mendukung Mahathir untuk memimpin hingga masa parlementer saat ini berakhir.
Bahkan seorang sumber mengatakan pengajuan pengunduran diri Mahathir hanyalah sebuah taktik untuk membatalkan perjanjian transisi Pakatan Harapan, di mana Datuk Seri Anwar Ibrahim seharusnya menggantikan Mahathir sebelum pemilihan berikutnya pada tahun 2023 tiba.
"Tidak, [Raja Malaysia] Agong akan menolak pengunduran diri dengan mengatakan Mahathir mendapat dukungan dari mayoritas Parlemen," kata seorang sumber, merujuk pada Raja Malaysia.
Lalu, apa sebenarnya alasan di balik pengunduran diri Mahathir? Apa juga perjanjian transisi Pakatan Harapan antara Anwar dan Mahathir dan bagaimana hubungan keduanya selama ini? Berikut penjelasannya.
Anwar-Mahathir Musuh lama Jadi Kawan, Lalu Musuh Lagi?
Hubungan antara Anwar Ibrahim dengan Mahathir sudah keruh sejak lama. Sebelumnya pada tahun 1981, Anwar adalah wakil perdana menteri dan menteri keuangan dalam pemerintahan Mahathir, yang menjabat hingga 2003.
Namun, pada 1998, Anwar dipecat dari jabatannya dan pada 1999 ia dijebloskan ke penjara oleh Mahathir akibat kasus sodomi dan korupsi. Saat itu Anwar dijatuhi hukuman penjara enam tahun dan vonis kedua selama sembilan tahun penjara.
Anwar sebelumnya telah membantah tuduhan itu dan menyebut tindakan memenjarakannya itu sebagai hasil dari tuduhan palsu untuk mengeluarkannya dari politik garis depan, sebagaimana dilaporkan South China Morning Post (SCMP).
Namun, pada 2018 lalu, Anwar dibebaskan dari penjara dengan bantuan Mahathir. Pada saat itu Anwar menyatakan bahwa dia telah memaafkan Mahathir, apalagi Mahathir telah membantu membebaskannya. Mahathir sendiri telah mengakui telah menjebloskan Anwar ke penjara dan juga membebaskannya. Ia telah memintakan pengampunan untuk Anwar dari Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Muhammad V.
"Di masa lalu dikatakan bahwa saya memenjarakannya. Sekarang saya telah membebaskannya," ujar Mahathir pada saat itu.
Dalam kesempatan itu Mahathir juga mengatakan Anwar tidak lagi berminat bergabung dengan kabinet setelah dibebaskan, dan lebih memilih untuk memimpin partai yang didirikannya, yaitu Partai Keadilan Rakyat (PKR).
"Dia bukan anggota pemerintah (Pakatan Harapan), oleh karena itu perannya akan ada di partai,' kata Mahathir.
Perjanjian transisi Anwar-Mahathir
Pada 2018, tepatnya pada 10 Mei, Mahathir dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia, menggantikan Najib Razak, yang berkoalisi dengan Barisan Nasional. Najib yang adalah perdana menteri Malaysia pada saat itu, telah terlibat skandal pencucian uang terkait 1MDB.
Menurut laporan, Anwar telah membantu Mahathir menggulingkan Najib. Pada saat memenangkan jabatan, Mahathir mendeklarasikan bahwa dirinya tidak akan lama menjabat sebagai perdana menteri, yaitu hanya selama dua tahun dan setelahnya akan memberikan kursi nomor 1 di Malaysia ke Anwar. Sementara itu, isteri Anwar yang juga Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat (PKR), Dr. Wan Azizah, dijanjikan bakal menjadi wakil perdana menteri.
"Sejauh yang saya khawatirkan, saya mundur dan saya menyerahkan tongkat estafet kepadanya (Anwar). Jika orang tidak menginginkannya, itu urusan mereka, tetapi saya akan membuktikan janji saya ... terlepas dari tuduhan apa pun itu. Saya membuat janji saya, saya menepati janji saya," kata Mahathir pada suatu kesempatan, sebagaimana dilaporkan SCMP.
Penghianatan dan pengunduran diri
Pada hari ini, Mahathir secara tiba-tiba mengajukan pengunduran dirinya. Itu dilakukan setelah Anwar menuduh Pakatan Harapan melakukan "pengkhianatan" dan berusaha menjatuhkan pemerintah dengan mencoba membentuk pemerintahan baru.
"[Saya] terkejut pada upaya untuk menggulingkan koalisi yang berkuasa," kata Anwar, Minggu malam. "[Ini] pengkhianatan, karena telah ada janji (untuk menyerahkan kekuasaan kepada saya)."
Sebagaimana dilaporkan AFP, koalisi dan politisi oposisi bertemu pada akhir pekan. Dalam pertemuan itu, mereka dilaporkan berupaya membentuk pemerintahan baru. Parahnya, Anwar yang telah lama digembar-gemborkan bakal menggantikan Mahathir, dikabarkan akan didepak dari koalisi baru itu.
Apalagi, menurut Anwar, koalisi itu juga melibatkan wakilnya, Mohamed Azmin Ali.
Koalisi penguasa baru itu disebut terdiri dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Parti Islam Se-Malaysia (PAS), Gabungan Parti Sarawak (GPS), serta Parti Warisan Sabah (Warisan).
(gus) Next Article Anwar Ibrahim Diperiksa Karena Tuduhan Pelecehan Seksual
"PMO mengatakan surat pengunduran diri itu disampaikan ke [Raja Malaysia] Yang di-Pertuan Agong pukul 1 siang." lapor Strait Times.
Sebelumnya, kabar pengunduran diri perdana menteri tertua di dunia itu telah ramai diberitakan oleh media Malaysia termasuk Malaysiakini. Kabar ini juga telah dikonfirmasi oleh beberapa pejabat Pakatan Harapan (PH).
Bahkan seorang sumber mengatakan pengajuan pengunduran diri Mahathir hanyalah sebuah taktik untuk membatalkan perjanjian transisi Pakatan Harapan, di mana Datuk Seri Anwar Ibrahim seharusnya menggantikan Mahathir sebelum pemilihan berikutnya pada tahun 2023 tiba.
"Tidak, [Raja Malaysia] Agong akan menolak pengunduran diri dengan mengatakan Mahathir mendapat dukungan dari mayoritas Parlemen," kata seorang sumber, merujuk pada Raja Malaysia.
Lalu, apa sebenarnya alasan di balik pengunduran diri Mahathir? Apa juga perjanjian transisi Pakatan Harapan antara Anwar dan Mahathir dan bagaimana hubungan keduanya selama ini? Berikut penjelasannya.
Anwar-Mahathir Musuh lama Jadi Kawan, Lalu Musuh Lagi?
Hubungan antara Anwar Ibrahim dengan Mahathir sudah keruh sejak lama. Sebelumnya pada tahun 1981, Anwar adalah wakil perdana menteri dan menteri keuangan dalam pemerintahan Mahathir, yang menjabat hingga 2003.
Namun, pada 1998, Anwar dipecat dari jabatannya dan pada 1999 ia dijebloskan ke penjara oleh Mahathir akibat kasus sodomi dan korupsi. Saat itu Anwar dijatuhi hukuman penjara enam tahun dan vonis kedua selama sembilan tahun penjara.
Anwar sebelumnya telah membantah tuduhan itu dan menyebut tindakan memenjarakannya itu sebagai hasil dari tuduhan palsu untuk mengeluarkannya dari politik garis depan, sebagaimana dilaporkan South China Morning Post (SCMP).
Namun, pada 2018 lalu, Anwar dibebaskan dari penjara dengan bantuan Mahathir. Pada saat itu Anwar menyatakan bahwa dia telah memaafkan Mahathir, apalagi Mahathir telah membantu membebaskannya. Mahathir sendiri telah mengakui telah menjebloskan Anwar ke penjara dan juga membebaskannya. Ia telah memintakan pengampunan untuk Anwar dari Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Muhammad V.
"Di masa lalu dikatakan bahwa saya memenjarakannya. Sekarang saya telah membebaskannya," ujar Mahathir pada saat itu.
Dalam kesempatan itu Mahathir juga mengatakan Anwar tidak lagi berminat bergabung dengan kabinet setelah dibebaskan, dan lebih memilih untuk memimpin partai yang didirikannya, yaitu Partai Keadilan Rakyat (PKR).
"Dia bukan anggota pemerintah (Pakatan Harapan), oleh karena itu perannya akan ada di partai,' kata Mahathir.
Perjanjian transisi Anwar-Mahathir
Pada 2018, tepatnya pada 10 Mei, Mahathir dilantik menjadi Perdana Menteri Malaysia, menggantikan Najib Razak, yang berkoalisi dengan Barisan Nasional. Najib yang adalah perdana menteri Malaysia pada saat itu, telah terlibat skandal pencucian uang terkait 1MDB.
Menurut laporan, Anwar telah membantu Mahathir menggulingkan Najib. Pada saat memenangkan jabatan, Mahathir mendeklarasikan bahwa dirinya tidak akan lama menjabat sebagai perdana menteri, yaitu hanya selama dua tahun dan setelahnya akan memberikan kursi nomor 1 di Malaysia ke Anwar. Sementara itu, isteri Anwar yang juga Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat (PKR), Dr. Wan Azizah, dijanjikan bakal menjadi wakil perdana menteri.
![]() |
"Sejauh yang saya khawatirkan, saya mundur dan saya menyerahkan tongkat estafet kepadanya (Anwar). Jika orang tidak menginginkannya, itu urusan mereka, tetapi saya akan membuktikan janji saya ... terlepas dari tuduhan apa pun itu. Saya membuat janji saya, saya menepati janji saya," kata Mahathir pada suatu kesempatan, sebagaimana dilaporkan SCMP.
Penghianatan dan pengunduran diri
Pada hari ini, Mahathir secara tiba-tiba mengajukan pengunduran dirinya. Itu dilakukan setelah Anwar menuduh Pakatan Harapan melakukan "pengkhianatan" dan berusaha menjatuhkan pemerintah dengan mencoba membentuk pemerintahan baru.
"[Saya] terkejut pada upaya untuk menggulingkan koalisi yang berkuasa," kata Anwar, Minggu malam. "[Ini] pengkhianatan, karena telah ada janji (untuk menyerahkan kekuasaan kepada saya)."
Sebagaimana dilaporkan AFP, koalisi dan politisi oposisi bertemu pada akhir pekan. Dalam pertemuan itu, mereka dilaporkan berupaya membentuk pemerintahan baru. Parahnya, Anwar yang telah lama digembar-gemborkan bakal menggantikan Mahathir, dikabarkan akan didepak dari koalisi baru itu.
Apalagi, menurut Anwar, koalisi itu juga melibatkan wakilnya, Mohamed Azmin Ali.
Koalisi penguasa baru itu disebut terdiri dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Parti Islam Se-Malaysia (PAS), Gabungan Parti Sarawak (GPS), serta Parti Warisan Sabah (Warisan).
(gus) Next Article Anwar Ibrahim Diperiksa Karena Tuduhan Pelecehan Seksual
Most Popular