Mahathir Mundur, Skenario Gagalkan Anwar Ibrahim Jadi PM?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 February 2020 15:22
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengundurkan diri dengan mengirim surat pengunduran dirinya kepada Raja Malaysia
Foto: REUTERS/Lai Seng Sin
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengundurkan diri dengan mengirim surat pengunduran dirinya kepada Raja Malaysia pada hari Senin (24/2/2020) pukul 1 siang waktu setempat.

Mahathir pertama kali diangkat sebagai perdana menteri pada tahun 1981, pensiun pada tahun 2003. Ia kembali ke menjabat pada tahun 2018 sebelum mengundurkan diri tahun ini.

Namun, pengunduran dirinya ini memiliki agenda tertentu, yakni sebagai langkah taktis untuk menggagalkan Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim yang digadang-gadang akan menggantikan posisinya.


Seperti yang diberitakan oleh The Straits Times, langkah kejutan itu kemungkinan akan diikuti oleh deklarasi dukungan agar Mahathir terus berkuasa sampai akhir masa parlementer saat ini.

Pada hari yang sama, Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) yang dipimpin oleh Mahathir juga mengumumkan bahwa mereka meninggalkan koalisi Pakatan Harapan (PH) yang sedang berkuasa. Sementara itu, 11 anggota parlemen dari PKR juga telah mundur dari partai tersebut untuk membentuk blok independen.

Keluarnya anggota parlemen ini telah membuat PH kekurangan suara mayoritas dalam parlemen, yang artinya pemerintahan saat ini sudah jatuh secara efektif.

Langkah pengunduran diri 11 anggota tersebut juga kemungkinan besar bersifat taktis, guna membatalkan perjanjian transisi PH,dimana Anwar seharusnya menggantikan Mahathir sebelum pemilihan berikutnya pada 2023 mendatang.

"Tidak, Agong (Raja Malaysia) akan menolak pengunduran diri dengan mengatakan Mahathir mendapat dukungan dari mayoritas Parlemen," kata seorang sumber, merujuk pada Raja Malaysia.


Tetapi hingga kini belum ada kepastian apakah Raja, yang akan bertemu dengan Anwar pada pukul 2.30 sore nanti, akan menerima pengunduran diri atau meminta Mahathir untuk tetap menjabat sebagai PM.

Mahathir akan bertemu dengan Raja pada jam 5 sore nanti, setelah pengunduran dirinya. Selain mundur sebagai PM, Mahatir juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua PPBM.

Sebuah sumber lain dari PH mengatakan bahwa Istana sudah mendeklarasikan dukungan untuk Mahathir, dengan membentuk koalisi baru yang berkuasa sementara, yakni Perikatan Nasional atau Aliansi Nasional.

Sebelumnya pada Minggu (23/2/2020) waktu setempat, Anwar mengatakan bahwa dia telah dikhianati oleh para rekan politiknya di koalisi Pakatan Harapan (PH), sebab mereka membuat koalisi baru.


Koalisi penguasa baru tersebut terdiri dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Parti Islam Se-Malaysia (PAS), Gabungan Parti Sarawak (GPS), serta Parti Warisan Sabah (Warisan).

Apalagi menurut Anwar, koalisi ini juga melibatkan wakilnya, Mohamed Azmin Ali. Tentu dengan adanya kejadian ini, hilang sudah harapan Anwar untuk menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Koalisi baru yang akan dibentuk tersebut memang membutuhkan setidaknya 112 anggota parlemen, dengan mayoritas dari 222 kursi di Parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.

Dikatakan bahwa pemerintah baru jika berhasil dibentuk, akan terdiri dari 41 anggota parlemen dari BN, 26 dari PPBM, 18 dari PAS, sembilan dari sekutu PH Parti Warisan Sabah, 19 dari oposisi Gabungan Parti Sarawak (GPS), dan 10 dari PKR, berjumlah total 123 anggota parlemen.

[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Anwar Ibrahim Diperiksa Karena Tuduhan Pelecehan Seksual

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular