
Mimpi Buruk Sri Mulyani: Corona Hambat Pertumbuhan Ekonomi RI
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
24 February 2020 07:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam lawatannya ke Riyadh, Arab Saudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani bercerita soal dampak virus corona. Salah satunya kepada Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg.
Sri Mulyani mengatakan, Indonesia menghadapi tantangan dalam menghadapi penyebaran virus corona. Meskipun fundamental ekonomi Indonesia diklaim kuat dengan pertumbuhan rata-rata 5% dalam beberapa tahun terakhir, namun diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melemah tahun ini.
"Dampak virus corona diperkirakan akan menghambat pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2020," kata Sri Mulyani seperti dikutip dalam akun unggahan di instagramnya, Minggu (23/2/2020).
Kendati demikian, lanjut dia, Indonesia berharap akan terjadi titik balik atau rebound dengan berbagai upaya perbaikan, baik pada tataran global maupun domestik.
Sementara dalam kesempatan itu, Frydenberg mengatakan ketahanan ekonomi Australia relatif baik, juga terkena dampak sigfinkan kepada ekonominya.
"Penyebaran virus corona telah menyebabkan China menghentikan produksi atas beberapa produk dan ini akan mempengaruhi Australia dalam rangkaian rantai pasokan [supply chain]," ujarnya seperti yang ditulis Sri Mulyani dalam akun Instagramnya.
Dalam kesempatan itu juga, Frydenberg mendukung pandangan Sri Mulyani terkait dengan pemberdayaan perempuan, dan Australia merupakan referensi yang cukup baik untuk dapat diaplikasikan di Indonesia.
"Saya menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan terus ditingkatkan di Indonesia termasuk melalui proses penyusunan alokasi anggaran berdasarkan gender," jelas Sri Mulyani.
Sebelumnya, Sri Mulyani telah mengatakan strateginya untuk menjaga perekonomian tetap pada arahnya.
Pemerintah mendorong Kementerian dan Lembaga serta Pemerintah Daerah untuk dapat mengakselerasi belanja terutama pada periode awal 2020.
"APBN kita terus-menerus mencoba merespons dengan melakukan rekalibrasi untuk melakukan stabilisasi countercyclical dalam rangka memperbaiki pemerataan dan alokasi. Bagaimana kita menciptakan pelayanan publik dan memberikan dorongan pada sektor-sektor yang memang kita anggap perlu mendapatkan perhatian," ujar Sri Mulyani di Gedung Kemenkeu, Rabu (19/2/2020).
Salah satu kebijakan terbaru yang dikeluarkan pemerintah untuk menggenjot perekonomian adalah Omnibus Law terutama di bidang Cipta Kerja. Selain itu ada juga berbagai reformasi sektor riil yang dilakukan oleh K/L terkait.
"Kita harapkan akan menyumbang confidence momentum positif," kata dia.
(dru) Next Article Cerita Sri Mulyani Soal "Desa Setan" yang Terima Dana Desa
Sri Mulyani mengatakan, Indonesia menghadapi tantangan dalam menghadapi penyebaran virus corona. Meskipun fundamental ekonomi Indonesia diklaim kuat dengan pertumbuhan rata-rata 5% dalam beberapa tahun terakhir, namun diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melemah tahun ini.
"Dampak virus corona diperkirakan akan menghambat pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2020," kata Sri Mulyani seperti dikutip dalam akun unggahan di instagramnya, Minggu (23/2/2020).
Kendati demikian, lanjut dia, Indonesia berharap akan terjadi titik balik atau rebound dengan berbagai upaya perbaikan, baik pada tataran global maupun domestik.
Sementara dalam kesempatan itu, Frydenberg mengatakan ketahanan ekonomi Australia relatif baik, juga terkena dampak sigfinkan kepada ekonominya.
"Penyebaran virus corona telah menyebabkan China menghentikan produksi atas beberapa produk dan ini akan mempengaruhi Australia dalam rangkaian rantai pasokan [supply chain]," ujarnya seperti yang ditulis Sri Mulyani dalam akun Instagramnya.
Dalam kesempatan itu juga, Frydenberg mendukung pandangan Sri Mulyani terkait dengan pemberdayaan perempuan, dan Australia merupakan referensi yang cukup baik untuk dapat diaplikasikan di Indonesia.
"Saya menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan terus ditingkatkan di Indonesia termasuk melalui proses penyusunan alokasi anggaran berdasarkan gender," jelas Sri Mulyani.
Sebelumnya, Sri Mulyani telah mengatakan strateginya untuk menjaga perekonomian tetap pada arahnya.
Pemerintah mendorong Kementerian dan Lembaga serta Pemerintah Daerah untuk dapat mengakselerasi belanja terutama pada periode awal 2020.
"APBN kita terus-menerus mencoba merespons dengan melakukan rekalibrasi untuk melakukan stabilisasi countercyclical dalam rangka memperbaiki pemerataan dan alokasi. Bagaimana kita menciptakan pelayanan publik dan memberikan dorongan pada sektor-sektor yang memang kita anggap perlu mendapatkan perhatian," ujar Sri Mulyani di Gedung Kemenkeu, Rabu (19/2/2020).
Salah satu kebijakan terbaru yang dikeluarkan pemerintah untuk menggenjot perekonomian adalah Omnibus Law terutama di bidang Cipta Kerja. Selain itu ada juga berbagai reformasi sektor riil yang dilakukan oleh K/L terkait.
"Kita harapkan akan menyumbang confidence momentum positif," kata dia.
(dru) Next Article Cerita Sri Mulyani Soal "Desa Setan" yang Terima Dana Desa
Most Popular