Kejayaan Sepeda Motor Diramal Berakhir, Kok Pemerintah Happy?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
19 February 2020 09:02
Kejayaan Sepeda Motor Diramal Berakhir, Kok Pemerintah Happy?
Foto: Begini Kondisi Macet di Depan Mal Ambasador/Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Kejayaan sepeda motor di Indonesia diramalkan akan berakhir di masa depan. Pemicunya antara lain berkembangnya transportasi massal, transportasi lain, dan perubahan gaya hidup kaum milenial.

Dari sisi penjualan sepeda motor selama satu windu terakhir memang dalam tren penurunan setelah masa puncaknya 2011 lalu terjual 8 juta unit. Bahkan asosiasi produsen sepeda motor (AISI) meramal pada 2020 penjualan sepeda motor tak lebih baik dari 2019 yang sempat mencapai 6,48 juta unit.

Namun, produsen percaya penurunan ini lebih disebabkan karena kondisi ekonomi, daya beli, termasuk faktor eksternal seperti perang dagang, corona, dan sebagainya.

Simak beberapa fakta soal ramalan sepeda motor akan berakhir di masa depan.

Pemerhati Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan kondisi masa-masa sepeda motor akan mencapai periode stagnasi bahkan sunset adalah suatu keniscayaan.

"Itu bisa terjadi, apalagi mulai gencar transportasi umum. Musuh sepeda motor itu transportasi umum," kata Djoko kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/2).

Apa yang disampaikan Djoko bisa jadi benar. Sebab meski populasi terus bertambah, tapi penjualan sepeda motor dalam tren menurun dalam delapan tahun terakhir. Puncak penjualan sepeda motor terjadi pada 2011, yang mencapai 8.012.540 unit, setelah itu berangsur-angsur lesu, hingga pada 2019 hanya terjual 6.487.460 unit.

Djoko bilang transportasi umum di Indonesia, khususnya Jabodetabek pelan-pelan ada perbaikan, berkembangnya TransJakarta, MRT, LRT, dan lainnya. Hal ini perlahan akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat orang terhadap sepeda motor.

"Makin buruk transportasi umum makin berjaya sepeda motor. Di negara yang transportasi umum bagus, sepeda motor minim sekali," katanya.
Pada tahun 2011, penjualan sepeda motor terjadi mencapai angka 8.012.540 unit, namun setelah itu berangsur-angsur lesu, hingga pada 2019 hanya terjual 6.487.460 unit.

Kondisi ini ditanggapi positif Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi. Menurutnya, itu berarti penggunaan angkutan umum oleh masyarakat semakin besar.

"Meskipun jalan banyak dibangun tapi jika penjualan motor tidak dibatasi penjualannya, bertambahnya kendaraan baik motor maupun mobil maka akan 
over capacity untuk jalan kan. Masyarakat di kota besar pasti akan merasakan itu," kata Budi kepada CNBC Indonesia, Selasa (18/2/2020).

Ia bilang seiring dengan bertambahnya transportasi umum seperti MRT dan LRT, maka masyarakat banyak yang memilih dan beralih ke transportasi umum. Selain itu, sepeda motor ada sisi negatifnya yang melekat pada sepeda motor.

"Di satu sisi kita akan mencegah angka kecelakaan yang makin meningkat. Salah satu korbannya 75% dari sepeda motor. (Apalagi) sepeda motor capek juga, keselamatan nggak terjamin, ribet juga," sebut Budi.
Kondisi penjualan sepeda motor yang dalam tren terus turun jadi alarm keras bagi pabrikan sepeda motor untuk mulai waspada. Namun, spemerintah justru punya rencana yang bisa membuat sepeda motor makin terpuruk di masa depan, yaitu ide pembatasan kendaraan pribadi.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menyebut tidak menutup kemungkinan Indonesia akan mulai mengetatkan regulasi untuk sepeda motor. Cara ini agar masyarakat mulai beralih ke transportasi umum dan sedikit demi sedikit meninggalkan kendaraan pribadi, termasuk sepeda motor.

"Bisa saja nanti di UU 22 (Revisi UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) yang sekarang lagi dibahas (di DPR)," kata Budi (18/2/2020).

Di dunia, negara-negara berkembang juga mulai ada kesadaran soal pembatasan sepeda motor. Pemerintah Kota Hanoi, ibu kota Vietnam, sudah berencana akan melarang sepeda motor di jalan raya pada 2030.

Budi memberikan bocoran mengenai regulasi yang mungkin akan gol nantinya. Namun bukan pelarangan, melainkan pembatasan usia untuk kendaraan. Secara statisik Korlantas, berdasarkan jenis kendaraan, sepeda motor merupakan kendaraan yang paling banyak menyumbang kecelakaan di jalan raya dibandingkan kendaraan lain.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular