Efek Virus Corona, Pemerintah Siap Gelontorkan Banyak Uang

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
18 February 2020 14:35
Mewabahnya virus corona yang terjadi saat ini, tidak akan mengganggu lajunya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Foto: Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono, S.E., M.E.
Jakarta, CNBC Indonesia - Mewabahnya virus corona yang terjadi saat ini, tidak akan mengganggu lajunya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Sekretaris Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian (Sesmenko) Susiwijono Moegiarso mengatakan pemerintah saat ini sudah merancang strategi, dalam menghadapi dampak yang bisa dihasilkan dari virus corona ke perekonomian.

"Kita mau set off antara dampak negatif corona virus dengan dampak positif dari RUU Cipta Kerja, yang mudah-mudahan bisa membalance itu," ujarnya saat ditemui di Gedung Pakarti Centre, Selasa (18/2/2020).

Meskipun saat ini RUU Ciptaker belum disahkan, Susiwijono menegaskan bahwa pemerintah saat ini sudah melakukan belanja pemerintah untuk mendukung daya beli masyarakat.

Caranya, lanjut dia adalah dengan menggelontorkan belanja berupa bantuan sosial (bansos) dan dana desa digelontorkan lebih cepat, juga dengan menaikkan porsi jumlah yang digelontorkan.

"Kita ingin mendorong front loading di depan. Bansos, termasuk dana desa. Dana desa kita juga targetkan 40% di kuartal I. Artinya policy pemerintah jelas, untuk mengatasi permasalahan ekonomi, kita pengennya di depan itu kita dorong di kuartal I," jelas dia.

Sampai saat ini, pemerintah masih terus mengkaji dan mengawasi dampak yang bisa terjadi di tengah gejolak ekonomi saat ini. Tak menutup kemungkinan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga bisa terkoreksi atau menurun 0,1% sampai 0,3%.

Hal itu dilihat dari pertumbuhan ekonomi di China yang saat ini GDP-nya mencapai US$ 14,4 triliun, namun saat ini ekonominya juga sedang menurun 1% sampai 2%.

"Kemungkinan dampaknya ke perekonomian kita bisa 0,1% sampai 0,3% turunnya. Sehingga dari target yang ada atau realisasi sekarang bisa di bawah 5%," tuturnya.

Kendati demikian, pemerintah tidak akan mengubah proyeksi pertumbuhan ekonominya, baik di kuartal I-2020 atau keseluruhan tahun 2020. Pemerintah optimisitis pertumbuhan ekonomi bisa mencapai target 5,3%

"Tidak [akan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi]. Mudah-mudahan dengan beberapa set off yang kita siapkan, policy yang mau kita dorong di kuartal I, kita masih yakin di atas 5%," pungkasnya.

Untuk diketahui, pemerintah baru saja mengubah skema penyaluran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) dan dana BOS.

Di mana saat ini, tahap penyaluran dana desa menjadi 40%, 40%, 20%, yang sebelumnya 20%, 40%, 40%. Dengan skema tersebut, maka masing-masing desa akan mendapatkan dana desa dengan rata-rata Rp 384,24 juta pada tahap I.

Dana BOS untuk 2020 diketahui sebesar Rp 54,32 triliun untuk 45,5 juta siswa. Sementara dana BOS penyalurannya menjadi 30%, 40%, dan 30%. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyalurkan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler Tahap I Gelombang I sebesar Rp 9.803.214.420.000,- untuk 136.579 sekolah.


[Gambas:Video CNBC]






(dru) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular