WHO Bilang RI Tak Bisa Deteksi Corona, Ini Faktanya

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
15 February 2020 16:24
WHO Bilang RI Tak Bisa Deteksi Corona, Ini Faktanya
Foto: Kantor WHO. (Dok: WHO)
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa waktu belakangan, beredar informasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meragukan kemampuan Indonesia mendeteksi penyebaran virus corona yang baru, yang belum lama ini diberi nama Covid-19. Sebab, hingga saat ini belum ada kasus virus corona yang positif di Tanah Air.

Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dokter Navaratnasamy Paranietharan di Jakarta, menilai Indonesia harus melakukan persiapan lebih matang lagi demi menghadapi risiko penyebaran virus corona.

WHO khawatir Indonesia tidak bisa mendeteksi virus tersebut. Padahal negara-negara tetangga sudah melaporkan beberapa orang terjangkit. WHO juga khawatir bahwa sampai saat ini belum ada kasus virus corona yang terdeteksi di Indonesia.

WHO menginginkan pemerintah Indonesia meningkatkan sistem pengawasan, pemantauan, sistem deteksi, dan persiapan lainnya di setiap fasilitas kesehatan yang ditunjuk untuk menangani virus corona.

"Indonesia tengah melakukan persiapan untuk menghadapi kemungkinan penyebaran virus corona. WHO dan Kementerian Kesehatan RI juga terus berkoordinasi. Pemerintah RI juga mulai menyebarkan informasi terkait virus ini kepada publik dalam beberapa hari terakhir," kata Paranietharan seperti dilaporkan cnnindonesia.com, Senin (10/2/2020).

Meski begitu, menurut dia, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan sistem pengawasan dan pendeteksian kasus virus corona.

Ia mengatakan Indonesia juga masih perlu memaksimalkan persiapan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ditunjuk khusus untuk menangani kemungkinan kasus virus corona, terutama dalam hal pencegahan infeksi, sistem karantina, langkah-langkah pengendalian terutama dalam menangani terduga pasien dan pasien positif virus corona.

Paranietharan mengungkapkan kekhawatiran lantaran Indonesia belum melaporkan satu pun kasus virus corona di negara berpenduduk 270 juta orang ini. Padahal, negara tetangga seperti Singapura, Filipina, Malaysia, Australia, Vietnam, dan Kamboja sudah mengonfirmasi sejumlah kasus virus corona yang terjadi di negara mereka.

Sederet pernyataan itu akhirnya mendapatkan sanggahan. Menanggapi kabar yang beredar, Medical Officer WHO di Indonesia Dokter Vinod Kumar Bara meluruskan sejumlah hal.

"Jadi kan hari ini kalian sudah mendengar apa yang dijelaskan Bu Vivi (Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Vivi Setyawaty), dia sudah menjelaskan proses dan prosedur uji spesimen seperti apa," ujarnya di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (11/2/2020).

"Dan hari ini kita konfirmasi kalau Indonesia sudah bisa mendeteksi novel coronavirus. Lab-nya juga sudah kompeten," lanjut Vinod Kumar seperti dilansir detik.com.

Ia meyakini kemampuan Indonesia mendeteksi virus corona sudah sesuai guideline WHO. Hal itu dikarenakan Indonesia saat ini sudah memiliki PCR yang bisa mendeteksi keberadaan virus itu secara akurat.

"Namun setiap negara harus tetap waspada, termasuk Indonesia," kata Vinod Kumar.
Sementara, ditemui di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020), Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan pemerintah, dalam konteks ini Kementerian Kesehatan, memiliki alat yang sudah teruji untuk pemeriksaan terkait virus tersebut.
"Boleh nanti lihat sendiri di Balitbangkes (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan). Karena problemnya itu adalah kalian bisa melihat sendiri. Kita ini sangat terbuka, tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi dan memang kita punya alat itu," katanya.
Terpisah, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Kementerian Kesehatan Vivi Setiawaty kemampuan Kemenkes mendeteksi Corona. Menurut Vivi, Lebih lanjut, Vivi menjelaskan salah satu efek dari virus tersebut adalah infeksi pada saluran pernapasan.
"Jadi bukan sesuatu yang baru buat Indonesia," katanya dalam keterangan pers di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Menurut dia, Kemenkes sudah berpengalaman menangani penyakit-penyakit yang dipicu virus serupa. Mulai dari H5N1 (flu burung), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), hingga Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Pengalaman itu, lanjut Vivi, diikuti dengan serangkaian pelatihan demi pelatihan yang dilakukan kepada staf Balitbangkes. Tidak hanya itu, pelatihan juga menyasar rumah sakit maupun dinas kesehatan di daerah.
"Banyak petugas yang terlatih," tegas Vivi.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular