
Merapi Erupsi, Abu Vulkanik Ganggu Penerbangan?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
13 February 2020 13:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memantau ketat dampak erupsi Gunung Merapi terhadap penerbangan, pada Kamis (13/2). Titik sebaran abu vulkanik jadi yang paling diperhatikan.
"Gunung Merapi betul terjadi letusan. Ada abu vulkanik di daerah tertentu. Penerbangan aware terhadap hal itu," ungkap Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto di Jakarta, Kamis (13/2/20).
Untuk melakukan pemantauan tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana abu vulkanik menyebar.
"Kami juga kumpulkan data dari pilot report kalau dia lewat situ ada abu di daerah mana saja. Kemudian lakukan tes di bandara menggunakan paper test untuk melihat apakah ada abu yang masuk ke bandara," bebernya.
Dari sederet data yang didapatkan, sejauh ini dia mengaku belum ada dampak signifikan. Artinya, penerbangan belum terganggu akibat erupsi Gunung Merapi.
"Kita aware akan itu tapi belum ada keterlambatan dan pengalihan rute. Masih normal, tetapi kita aware dan monitor ketat sebaran abu vulkaniknya," tandasnya.
Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mengalami erupsi pada hari ini, Kamis (13/2/2020). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan tinggi kolom erupsi yang terjadi pukul 05.16 WIB mencapai 2.000 meter.
BPPTKG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mengamati angin berhembus ke arah barat laut, sedangkan erupsi terjadi selama 150 detik. Namun, pantauan saat ini angin berhembus tenang.
"Gunung Merapi yang terakhir meletus hebat pada 2010 lalu masih berstatus level 2 atau 'Waspada' sejak 21 Mei 2018," kata Agus Wibowo, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam siaran pers, Kamis pagi.
Pada level tersebut, katanya, PVMBG merekomendasikan warga atau pengunjung tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 3 km dari puncak gunung. Warga juga diharapkan untuk mampu mengantisipasi potensi abu vulkanik, awan panas maupun letusan eksplosif.
Di samping itu, PVMBG mencatat potensi bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif. Demikian juga, potensi bahaya lahar, khususnya apabila terjadi hujan di sekitar puncak gunung.
(hoi/hoi) Next Article Aktivitas Merapi Naik, BPPTKG: Guguran Biasa Terjadi
"Gunung Merapi betul terjadi letusan. Ada abu vulkanik di daerah tertentu. Penerbangan aware terhadap hal itu," ungkap Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto di Jakarta, Kamis (13/2/20).
Untuk melakukan pemantauan tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana abu vulkanik menyebar.
Dari sederet data yang didapatkan, sejauh ini dia mengaku belum ada dampak signifikan. Artinya, penerbangan belum terganggu akibat erupsi Gunung Merapi.
"Kita aware akan itu tapi belum ada keterlambatan dan pengalihan rute. Masih normal, tetapi kita aware dan monitor ketat sebaran abu vulkaniknya," tandasnya.
Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta mengalami erupsi pada hari ini, Kamis (13/2/2020). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan tinggi kolom erupsi yang terjadi pukul 05.16 WIB mencapai 2.000 meter.
BPPTKG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mengamati angin berhembus ke arah barat laut, sedangkan erupsi terjadi selama 150 detik. Namun, pantauan saat ini angin berhembus tenang.
"Gunung Merapi yang terakhir meletus hebat pada 2010 lalu masih berstatus level 2 atau 'Waspada' sejak 21 Mei 2018," kata Agus Wibowo, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam siaran pers, Kamis pagi.
Pada level tersebut, katanya, PVMBG merekomendasikan warga atau pengunjung tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 3 km dari puncak gunung. Warga juga diharapkan untuk mampu mengantisipasi potensi abu vulkanik, awan panas maupun letusan eksplosif.
Di samping itu, PVMBG mencatat potensi bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif. Demikian juga, potensi bahaya lahar, khususnya apabila terjadi hujan di sekitar puncak gunung.
(hoi/hoi) Next Article Aktivitas Merapi Naik, BPPTKG: Guguran Biasa Terjadi
Most Popular