
Jokowi Kesal Soal Baja Impor, Menperin Akui Lokal Kalah Saing
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
12 February 2020 13:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Serbuan baja impor memang masih jadi momok yang terus terjadi bagi industri dasar besi dan baja nasional. Pada 2019, sektor industri logam termasuk yang mengalami pertumbuhan minus.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan pemerintah berkomitmen hadir dalam rangka membina dan membantu industri baja nasional. Baik itu industri baja yang dimiliki oleh pemerintah (BUMN) atau industri baja lainnya yang dimiliki oleh swasta.
Hal ini disampaikan oleh Agus usai ratas di Istana, Jakarta, Rabu (12/2).
"Nah kita bisa melihat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, impor dari bahan baku untuk kebutuhan hilirisasi industri baja ini semakin lama semakin meningkat. Tentu ini merupakan satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Tentu, yang harus kita selesaikan bagaimana kita meningkatkan unitilisasi," kata Agus.
Ia mengatakan saat ini pemanfaatan produksi dari kapasitas terpasang (utilisasi) rata-rata industri baja masih sangat rendah bahkan di bawah 50% dari kapasitas. Hal ini karena pasar baja di dalam negeri banyak diisi oleh produk-produk impor, penyebabnya antara lain daya saing produk lokal tertinggal dari produk impor terutama harga.
"Karena memang saya harus sampaikan apa adanya bahwa belum bisa berkompetisi dengan produk-produk yang berasal dari luar negeri, berkaitan dengan harga. Dan juga beberapa produk belum bisa bersaing, berkaitan dengan kualitasnya," katanya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan sebuah data yang mengagetkan. Indonesia merupakan importir baja terbesar yang masuk nomor 3 dalam daftar barang impor terbanyak.
"Kita tahu industri baja dan besi merupakan industri strategis nasional yang kita pakai mendukung pembangunan infrastruktur," kata Jokowi di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
"Dan data yang saya miliki, impor baja sudah masuk ke peringkat 3 besar impor negara kita. Ini tentu saja menjadi salah satu sumber utama defisit neraca perdagangan kita, defisit transaksi berjalan kita. Apalagi baja impor tersebut kita sudah bisa produksi di dalam negeri," tegas Jokowi.
(hoi/hoi) Next Article Teror Baja Impor China-Vietnam, 7 Pabrik RI Setop Produksi
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan pemerintah berkomitmen hadir dalam rangka membina dan membantu industri baja nasional. Baik itu industri baja yang dimiliki oleh pemerintah (BUMN) atau industri baja lainnya yang dimiliki oleh swasta.
Hal ini disampaikan oleh Agus usai ratas di Istana, Jakarta, Rabu (12/2).
Ia mengatakan saat ini pemanfaatan produksi dari kapasitas terpasang (utilisasi) rata-rata industri baja masih sangat rendah bahkan di bawah 50% dari kapasitas. Hal ini karena pasar baja di dalam negeri banyak diisi oleh produk-produk impor, penyebabnya antara lain daya saing produk lokal tertinggal dari produk impor terutama harga.
"Karena memang saya harus sampaikan apa adanya bahwa belum bisa berkompetisi dengan produk-produk yang berasal dari luar negeri, berkaitan dengan harga. Dan juga beberapa produk belum bisa bersaing, berkaitan dengan kualitasnya," katanya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan sebuah data yang mengagetkan. Indonesia merupakan importir baja terbesar yang masuk nomor 3 dalam daftar barang impor terbanyak.
"Kita tahu industri baja dan besi merupakan industri strategis nasional yang kita pakai mendukung pembangunan infrastruktur," kata Jokowi di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
"Dan data yang saya miliki, impor baja sudah masuk ke peringkat 3 besar impor negara kita. Ini tentu saja menjadi salah satu sumber utama defisit neraca perdagangan kita, defisit transaksi berjalan kita. Apalagi baja impor tersebut kita sudah bisa produksi di dalam negeri," tegas Jokowi.
(hoi/hoi) Next Article Teror Baja Impor China-Vietnam, 7 Pabrik RI Setop Produksi
Most Popular