
Padat & Rawan Banjir, Penerbangan di Halim akan Dipangkas
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
10 February 2020 18:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian penerbangan yang selama ini berlangsung di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta bakal dipindahkan melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menjelaskan, ada sejumlah faktor yang membuat jumlah penerbangan di Halim Perdanakusuma harus dipangkas. Salah satunya adalah tingkat kepadatan penerbangan yang sudah begitu tinggi.
"Kita memang melihat kepadatan Halim ini kan sudah cukup tinggi," katanya ketika ditemui di Tangerang, Senin (10/2/20).
Selain itu, pertimbangan lain adalah mengenai aspek 3S, yakni safety, security, services. Dia ingin layanan penerbangan tetap mengedepankan 3S itu.
"Jangan sampai kemudian banyak faktor yang diharapkan maskapai dan penumpang itu tidak terpenuhi maksimal dalam hal aspek safety, dalam hal security, dalam aspek services," tegasnya.
Dia memberikan contoh ketika terjadi banjir beberapa waktu lalu di landasan pacu atau runway Bandara Halim Perdanakusuma. Kondisi ini tentu mempengaruhi aspek 3S.
"Misalkan kejadian kemarin kan bandara Halim runway-nya kerendam, otomatis kan pelayanan penerbangan langsung drop. Dan kemudian kalau risiko itu bisa terjadi kan cukup tinggi faktor itu," tandasnya.
Namun, ia menegaskan tidak akan menutup Bandara Halim sepenuhnya. Penerbangan yang dialihkan ke Soetta hanya berkisar 12 penerbangan saja.
"Itu mungkin total kita hitung kemarin paling sekitar 6 penerbangan. Jadi 12 take off landing untuk Batik dan 12 take off landing Citilink kurang lebih seperti itu. Biasanya totalnya mereka setiap hari hampir 160," katanya.
Kebijakan ini masih dalam tahap pembahasan. AP II sudah mengajukan usulan kepada Kementerian Perhubungan dan terus berkoordinasi dengan maskapai terkait.
"Prosesnya kan kita minta izin kita udah lapor, kan kita harus konsolidasi dengan maskapai. Paling cepat Maret, awal dari summer season, kan dia harus per season," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Pengumuman! Penerbangan Bandara Halim Dialihkan ke Soetta
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menjelaskan, ada sejumlah faktor yang membuat jumlah penerbangan di Halim Perdanakusuma harus dipangkas. Salah satunya adalah tingkat kepadatan penerbangan yang sudah begitu tinggi.
"Kita memang melihat kepadatan Halim ini kan sudah cukup tinggi," katanya ketika ditemui di Tangerang, Senin (10/2/20).
Selain itu, pertimbangan lain adalah mengenai aspek 3S, yakni safety, security, services. Dia ingin layanan penerbangan tetap mengedepankan 3S itu.
"Jangan sampai kemudian banyak faktor yang diharapkan maskapai dan penumpang itu tidak terpenuhi maksimal dalam hal aspek safety, dalam hal security, dalam aspek services," tegasnya.
Dia memberikan contoh ketika terjadi banjir beberapa waktu lalu di landasan pacu atau runway Bandara Halim Perdanakusuma. Kondisi ini tentu mempengaruhi aspek 3S.
"Misalkan kejadian kemarin kan bandara Halim runway-nya kerendam, otomatis kan pelayanan penerbangan langsung drop. Dan kemudian kalau risiko itu bisa terjadi kan cukup tinggi faktor itu," tandasnya.
Namun, ia menegaskan tidak akan menutup Bandara Halim sepenuhnya. Penerbangan yang dialihkan ke Soetta hanya berkisar 12 penerbangan saja.
"Itu mungkin total kita hitung kemarin paling sekitar 6 penerbangan. Jadi 12 take off landing untuk Batik dan 12 take off landing Citilink kurang lebih seperti itu. Biasanya totalnya mereka setiap hari hampir 160," katanya.
Kebijakan ini masih dalam tahap pembahasan. AP II sudah mengajukan usulan kepada Kementerian Perhubungan dan terus berkoordinasi dengan maskapai terkait.
"Prosesnya kan kita minta izin kita udah lapor, kan kita harus konsolidasi dengan maskapai. Paling cepat Maret, awal dari summer season, kan dia harus per season," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Pengumuman! Penerbangan Bandara Halim Dialihkan ke Soetta
Most Popular