Defisit Anggaran 2020 Diramal Bengkak 2,8%

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
06 February 2020 14:34
Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) meramal pada tahun ini defisit anggaran akan melebar cukup besar.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) meramal pada tahun ini defisit anggaran akan melebar cukup besar. Defisit anggaran tahun 2020 diproyeksi capai 2,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit ini lebih lebar dari yang ditetapkan pemerintah sebesar 1,76% atau Rp 307,2 triliun menjadi 2,8% atau Rp 486 triliun.

Ekonom INDEF Tauhid Ahmad mengatakan, defisit ini melebar cukup besar karena kondisi yang terjadi di 2019 masih akan berlanjut di 2020. Ini adalah kondisi yang tidak diprediksi oleh pemerintah saat menetapkan APBN 2020 pada Oktober 2019 lalu.

Dimana, pemerintah saat itu dinilai terlalu optimis dalam menetapkan target penerimaan dan belanja negara, yang ternyata tidak sesuai ekspektasi di awal tahun ini.



"Pada saat itu pemerintah masih optimis, situasi global masih optimis, penerimaan pajak sedikit goyang tapi masih optimis. Ini menurut saya ada kesalahan awal proyeksi. Asumsi pajak terlalu tinggi yakni tumbuh 13%, padahal realisasi setiap tahunnya hanya tumbuh 8%-9%," kata dia.

Menurutnya, jika realitas 2019 berlanjut di 2020 maka penerimaan pajak akan kembali tertekan dan shortfall semakin melebar. Jika penerimaan pajak yang menjadi tumpuan pemerintah tidak bisa diharapkan dan belanja tetap berjalan maka pemerintah akan menambah utang lagi.

"Dengan belanja relatif tetap, tanpa ada treatment apapun, otomatis kita harus tambah utang, otomatis defisit meningkat menjadi 2,8%," jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]







(dru) Next Article Postur APBN 2022: Defisit di Atas 4%, Rasio Utang 44% PDB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular