
Pak Jokowi, Target PDB Tumbuh 5,3% di 2020 Nggak Realistis
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
06 February 2020 13:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,3% yang ditetapkan pemerintah sudah tidak realistis.
Ekonom INDEF Abdul Manap Pulungan mengatakan, hal ini tercermin dengan kondisi perekonomian global yang menekan perekonomian pada tahun lalu masih akan berlanjut pada tahun ini.
Terutama dari sisi pendorong perekonomian seperti ekspor yang akan mengalami tekanan karena mitra dagang Indonesia yakni China yang masih belum bangkit. Apalagi ada virus baru yang tercemar hingga ke negara lain.
"Tahun ini 5,3% tidak lagi realistis. Kondisi global tertekan karena performa China turun dan menyebarnya corona. Saat saluran ekspor kita ke China sekitar16% tidak bisa diserap, artinya kontribusi perdagangan tidak bisa dimaksimalkan," ujarnya di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Ia pun menyoroti realisasi pertumbuhan perekonomian sepanjang 2019 yang jauh dari target pemerintah. Dimana pertumbuhan perekonomian hanya mencapai 5,02%.
Pertumbuhan yang hanya 5,02% ini disebabkan karena pertumbuhan perekonomian sepanjang kuartal IV 2019 di bawah 5% atau 4,97%. Ini merupakan realisasi terendah sejak 2016 yang saat itu tercatat 4,94%
"Kalau secara siklus, kuartal IV harusnya menjadi salah satu periode yang memberikan harapan bagi akselerasi perekonomian. Karena ada perayaan hari besar keagamaan yakni natal dan tahun baru," kata dia.
Dengan kondisi 2019 ini yang jauh dari target dan perlambatan ekonomi global yang akan terus berlanjut, ia menilai target perekonomian pemerintah tahun ini sangat tidak realistis.
(dru) Next Article Ekonom : Perang Dagang Perburuk Makro Ekonomi Global
Ekonom INDEF Abdul Manap Pulungan mengatakan, hal ini tercermin dengan kondisi perekonomian global yang menekan perekonomian pada tahun lalu masih akan berlanjut pada tahun ini.
Terutama dari sisi pendorong perekonomian seperti ekspor yang akan mengalami tekanan karena mitra dagang Indonesia yakni China yang masih belum bangkit. Apalagi ada virus baru yang tercemar hingga ke negara lain.
Ia pun menyoroti realisasi pertumbuhan perekonomian sepanjang 2019 yang jauh dari target pemerintah. Dimana pertumbuhan perekonomian hanya mencapai 5,02%.
Pertumbuhan yang hanya 5,02% ini disebabkan karena pertumbuhan perekonomian sepanjang kuartal IV 2019 di bawah 5% atau 4,97%. Ini merupakan realisasi terendah sejak 2016 yang saat itu tercatat 4,94%
"Kalau secara siklus, kuartal IV harusnya menjadi salah satu periode yang memberikan harapan bagi akselerasi perekonomian. Karena ada perayaan hari besar keagamaan yakni natal dan tahun baru," kata dia.
Dengan kondisi 2019 ini yang jauh dari target dan perlambatan ekonomi global yang akan terus berlanjut, ia menilai target perekonomian pemerintah tahun ini sangat tidak realistis.
(dru) Next Article Ekonom : Perang Dagang Perburuk Makro Ekonomi Global
Most Popular