Postur APBN 2022: Defisit di Atas 4%, Rasio Utang 44% PDB

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
29 April 2021 12:44
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 (Tangkapan Layar Youtube Bappenas RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 (Tangkapan Layar Youtube Bappenas RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, tahun depan defisit anggaran masih diprediksi di atas 4% dari PDB. Hal ini disebabkan oleh penerimaan negara yang masih seret dan belanja yang terus meningkat.

Ia merinci, pada tahun 2022 penerimaan negara akan berada di kisaran 10,18-10,44% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Rp 1.823,5 triliun - Rp 1.895,4 triliun. Kemudian, belanja negara ditargetkan 14,69%-15,29% atau Rp 2.631,8 triliun - Rp 2.775,3 triliun.

"Sehingga dalam hal ini defisit masih ada di kisaran 4,5% hingga 4,85% dari GDP (PDB) kita," ujarnya dalam webinar Pembangunan Pusat, Kamis (29/4/2021).

Dengan defisit tersebut, maka pembiayaan untuk tahun depan diproyeksikan berada di kisaran 4,51%-4,85% atau Rp 808,2 triliun - Rp 879,9 triliun.

"Pembiayaan tahun 2022 akan terus dijaga secara prudent di dalam kondisi Global yang terus dinamis termasuk tren dari suku bunga Global serta pemulihan ekonomi global," jelasnya.

Pembiayaan untuk tahun depan juga masih akan berasal dari utang baik pinjaman luar negeri maupun penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Oleh karenanya, rasio utang juga diperkirakan akan melebar dibandingkan proyeksi tahun ini.

Rasio utang di tahun 2022 diperkirakan akan berada di kisaran 43,76% hingga 44,28% dari PDB. Di mana untuk tahun ini diproyeksi capai 41,05% dari PDB.

"Kesimpulannya adalah tahun 2022 masih merupakan tema pemulihan ekonomi namun juga kami terus mengakselerasi reformasi struktural," tegasnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Defisit APBN 2024 Diproyeksi 2,8% PDB, Utang RI Bisa Melonjak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular