
Bagi Ekonomi, Corona Lebih Berbahaya Ketimbang SARS!
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 February 2020 18:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) menyebutkan merebaknya virus corona dari kota Wuhan, Hubei China, memiliki dampak yang lebih luas ketimbang dengan penyebaran virus SARS yang terjadi hampir dua dekade silam.
Hal ini lantaran perekonomian China berkontribusi 18% terhadap perekonomian dunia saat ini. Berbeda jauh dengan masa ketika virus SARS menyerang karena saat itu China hanya menyumbang sebesar 4% saja terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Dalam presentasinya di acara Mandiri Investment Forum 2020, Menteri Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Wuhan selain menjadi pusat produksi baja di China, juga menjadi kota produsen otomototif dan riset teknologi di negara tersebut.
"Pada 2003, SARS menyebar ke-29 negara dan menelan 774 korban (9,6%). Tetapi ekonomi RRT [China] waktu itu 4% GDP dunia. Saat ini RRT berkontribusi terhadap 18% DGP dunia," tulis presentasi Luhut tersebut.
Luhut menyebutkan, secara spesifik penyebaran corona ini juga akan berdampak langsung pada perekonomian Indonesia. Sebab, China merupakan salah satu partner dagang terbesar di kawasan Asean saat ini.
Luhut menyebutkan, pada 1980 China menjadi negara yang lebih tertutup dibanding dengan Amerika Serikat. Namun negara tersebut secara konsisten tetap menjadi negara dengan surplus perdagangan terbesar di kawasan Asean, sebaliknya neraca dagang Amerika di kawasan yang sama justru negatif.
Sementara itu, Wuhan yang merupakan pusat penyebaran coronavirus ini merupakan salah satu manufaktur di China. Kota ini berkontribusi cukup terhadap produksi di seluruh negara.
Sepanjang 2019 lalu Kota Hubei ini berkontribusi sebesar hampir 9% dari total produksi otomotif di negara tersebut. Produksi kedua terbanyak adalah obat-obatan yang sebesar 7% secara nasional dengan tempat ketiga adalah komputer mendekati angka 4% dan angkanya tak jauh berbeda dengan baja.
(dob/dob) Next Article Potret Luhut yang Gugat Haris Azhar Rp 100 M di Polda Metro
Hal ini lantaran perekonomian China berkontribusi 18% terhadap perekonomian dunia saat ini. Berbeda jauh dengan masa ketika virus SARS menyerang karena saat itu China hanya menyumbang sebesar 4% saja terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Dalam presentasinya di acara Mandiri Investment Forum 2020, Menteri Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Wuhan selain menjadi pusat produksi baja di China, juga menjadi kota produsen otomototif dan riset teknologi di negara tersebut.
Luhut menyebutkan, secara spesifik penyebaran corona ini juga akan berdampak langsung pada perekonomian Indonesia. Sebab, China merupakan salah satu partner dagang terbesar di kawasan Asean saat ini.
Luhut menyebutkan, pada 1980 China menjadi negara yang lebih tertutup dibanding dengan Amerika Serikat. Namun negara tersebut secara konsisten tetap menjadi negara dengan surplus perdagangan terbesar di kawasan Asean, sebaliknya neraca dagang Amerika di kawasan yang sama justru negatif.
Sementara itu, Wuhan yang merupakan pusat penyebaran coronavirus ini merupakan salah satu manufaktur di China. Kota ini berkontribusi cukup terhadap produksi di seluruh negara.
Sepanjang 2019 lalu Kota Hubei ini berkontribusi sebesar hampir 9% dari total produksi otomotif di negara tersebut. Produksi kedua terbanyak adalah obat-obatan yang sebesar 7% secara nasional dengan tempat ketiga adalah komputer mendekati angka 4% dan angkanya tak jauh berbeda dengan baja.
(dob/dob) Next Article Potret Luhut yang Gugat Haris Azhar Rp 100 M di Polda Metro
Most Popular