Sri Mulyani, Virus Corona, & Rencana Belanja Rp 2.500 T

Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
05 February 2020 14:25
Tahun 2020 baru berjalan sebulan lebih, namun beragam ketidakpastian sudah muncul di depan mata.
Foto: foto: Srimulyani di Mandiri Investment Forum (CNBC Indonesia: Monica Wareza)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2020 baru berjalan sebulan lebih sedikit, tetapi beragam ketidakpastian sudah muncul di depan mata. Mulai dari perang hingga penyebaran virus corona yang mematikan. Guncangan ekonomi belum berhenti.

Di depan sejumlah investor pada acara Mandiri Investment Forum 2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan banyaknya ketidakpastian dan risiko yang muncul tahun ini. Apa saja?

Dalam paparannya, ketidakpastian dan risiko di tahun ini antara lain, terkait kebijakan moneter Amerika Serikat (AS), kesepakatan dagang AS-China, Pemilu AS, Brexit, resesi di Zona Euro, tensi politik Hong Kong, reformasi struktur ekonomi China, hingga virus corona.

Namun belum sampai di situ, dari Timur Tengah ada juga ketidakpastian akibat perang saudara Suriah dan Yaman, lalu konflik regional Arab Saudi-Iran, Israel, serta AS-Iran, krisis politik Iran, dan konflik Israel-Palestina. Dari Asia ada perang dagang Jepang-Korea, kontraksi ekonomi di Asia Timur, serta hubungan kawasan dengan Korea Utara.


Soal virus corona, pemerintah memang mengkhawatirkan bakal mengganggu sektor pariwisata. Tahun ini pemerintah mengembangkan empat super prioritas daerah tujuan pariwisata antara lain Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.

"Saya berharap ini bisa menimbukan gairah baru, meski kita khawatirkan mewabahnya virus corona," ujar Sri Mulyani di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2/2020).


Sebenarnya risiko dan ketidakpastian di tahun ini tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di tahun lalu, kecuali soal virus corona.

Terkait virus corona, Sri Mulyani pernah mengatakan, kinerja ekonomi global akan terdampak karena penyebaran virus ini. Sebab, perekonomian China bakal terganggu, terutama dari sisi ekspor, impor, dan konsumsi domestik.

[Gambas:Video CNBC]


"Konsumsi mereka turun cukup panjang untuk penanganan dari corona dan masing-masingnya kota-kota dan provinsi di sana dan mereka akan menyiapkan policy untuk meng-counter pelemahan itu," ujar Sri Mulyani di Kampus UI, Salemba Senin lalu.

Oleh karena itu, Sri Mulyani menilai ekonomi global pada triwulan I-2020 akan sangat sulit.

Belanja Rp 2.500 Triliun

Tahun ini, belanja APBN mencapai Rp 2.540,4 triliun. Ada sejumlah fokus belanja yang akan dilakukan pemerintah.

Pertama anggaran pendidikan Rp 508,1 triliun, anggaran kesehatan Rp 132 triliun, anggaran infrastruktur Rp 423,3 triliun, anggaran perlindungan sosial Rp 372,5 triliun, anggaran birokrasi Rp 261,3 triliun, dan anggaran subsidi energi Rp 125,3 triliun.

Untuk anggaran infrastruktur, antara lain akan digunakan untuk membangun 49 bendungan, 18.758 meter jembatan, 19.879 hektar irigasi, satelit Palapa Ring, fasilitas air minum dan sanitasi, jalur kereta api 238 km, 3 bandara baru, jalan sepanjang 6.346 km, serta perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Selain itu, guna menggenjot investasi dan pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah menyiapkan sejumlah perubahan aturan pajak lewat Omnibus Law.

Sedikit bocoran soal alokasi anggaran pendidikan di tahun ini adalah:
  • Kartu Indonesia Pintar (SD/SMP/SMA) Rp 11,2 triliun untuk 20,3 juta jiwa
  • Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp 63 triliun untuk 54,6 juta jiwa
  • Kartu Indonesia Pintar untuk kuliah Rp 6,7 triliun untuk 818.100 mahasiswa
  • Beasiswa LPDP Rp 1,8 triliun
  • Pembangunan fasilitas PAUD Rp 307,6 miliar (5,841 ruang kelas)
  • Pembangunan/rehabilitasi sekolah Rp 7,8 triliun (15.100 ruang kelas dan 2.677 sekolah)
  • Pembangunan/rehabilitasi kampur Rp 4,4 triliun (87 kampus)
  • Gaji guru PNS Rp 63,5 triliun (untuk 1,3 juta guru)
  • Gaji guru non PNS Rp 10,7 triliun (untuk 407.700 guru)

(wed/dru) Next Article Sri Mulyani: Pendapatan Negara Anjlok Rp 472 T Karena Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular