
Sri Mulyani: Banyak Masalah Global Karena Kurangnya Perempuan
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
05 February 2020 10:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu pembicara dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2020. Ia menyoroti masalah yang terjadi di tingkat global yang cukup banyak.
Penyebabnya, menurut Sri Mulyani adalah karena manusia itu sendiri. "Kebanyakan masalah-masalah buatan manusia. Man made. Terutama kurangnya perempuan dalam ambil kebijakan," tutur Sri Mulyani di Fairmont, Rabu (5/2/2020).
Misalnya saja AS dengan China soal perang dagang. Kemudian, kerusuhan di Bolivia. "Bapak-bapak banyak ciptakan masalah. Ini kurangnya representasi perempuan," tegasnya lagi.
Tantangan ke depan, menurut Sri Mulyani, tercermin dari PDB global yang mencatatkan angka yang melambat. Sri Mulyani menekankan banyak negara di dunia akhirnya mengambil kebijakan dan langkah nyata menghadapi pelemahan global.
"Sekarang, atau satu dekade terakhir banyak negara yang tanda kutip kekurangan atau kehabisan amunisi, strategi untuk hadapi pelemahan ekonomi tersebut."
"Akhirnya muncul volatilitas di pasar global dan hal yang terefleksi negatif di kebijakan negara," terangnya.
(dru) Next Article Bangga! Sri Mulyani Bawa Pulang Penghargaan Internasional
Penyebabnya, menurut Sri Mulyani adalah karena manusia itu sendiri. "Kebanyakan masalah-masalah buatan manusia. Man made. Terutama kurangnya perempuan dalam ambil kebijakan," tutur Sri Mulyani di Fairmont, Rabu (5/2/2020).
Misalnya saja AS dengan China soal perang dagang. Kemudian, kerusuhan di Bolivia. "Bapak-bapak banyak ciptakan masalah. Ini kurangnya representasi perempuan," tegasnya lagi.
Tantangan ke depan, menurut Sri Mulyani, tercermin dari PDB global yang mencatatkan angka yang melambat. Sri Mulyani menekankan banyak negara di dunia akhirnya mengambil kebijakan dan langkah nyata menghadapi pelemahan global.
"Sekarang, atau satu dekade terakhir banyak negara yang tanda kutip kekurangan atau kehabisan amunisi, strategi untuk hadapi pelemahan ekonomi tersebut."
"Akhirnya muncul volatilitas di pasar global dan hal yang terefleksi negatif di kebijakan negara," terangnya.
(dru) Next Article Bangga! Sri Mulyani Bawa Pulang Penghargaan Internasional
Most Popular