
Internasional
Ngamuk ke Trump, Palestina Putuskan Hubungan dengan AS-Israel
Redaksi, CNBC Indonesia
02 February 2020 07:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Proposal perdamaian Israel dan Palestina baru yang digodok Presiden AS Donald Trump berbuntut panjang.
Draf yang dituding berat sebelah membuat, Palestina akhirnya mengumumkan semua hubungan termasuk kerja sama keamanan, dengan AS dan Israel.
Menurut Presiden Palestina Mahmud Abbas, AS terang-terangan mendukung Israel. Proposal Trump dikatakannya merupakan sebuah pembatasan bagi negara Palestina.
"Kami menginformasikan bahwa tidak akan ada hubungan dengan kamu (Israel) dan AS, termasuk soal keamanan," tegas Abbas saat berbicara di Liga Arab, Kairo, Mesir, Sabtu (1/2/2020).
Bahkan ia menuding keduanya melanggar perjanjian Oslo tahun 1993. Dalam perjanjian Oslo, Palestina diberi dua kuasa wilayah yakni Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Sebelumnya, Presiden AS mengumumkan rencana damai ini Selasa (28/1/2020). Meski mengumumkannya bersama Perdana Menteri Israel Benyamin Naethanyahu, menurut sejumlah media, tidak ada perwakilan dari Palestina saat acara digelar.
Sebagaimana dilansir dari media Israel, The Jerussalem Post, Palestina tetap akan memiliki wilayah Tepi Barat. Namun meski mendominasi di Tepi Barat, 20% wilayah itu akan jatuh ke tangan Israel.
Yerussalem yang juga di Tepi Barat akan jadi ibu kota Israel. Semua permukiman Israel di wilayah ini tetap dipertahankan.
Palestina akan memiliki daerah Yerussalem Timur. Seperti Kafr Akab, Abu Dis dan setengah dari Shuafat.
Israel akan mempertahankan Lembah Yordan. Palestina akan kehilangan tanah di Negev, dekat perbatasan Gaza dan Mesir.
Karena posisi Tepi Barat dan Gaza berjauhan, maka Palestina akan diberi jalur khusus untuk menuju kedua wilayah. Namun kontrol perbatasan akan dikendalikan Israel.
Pengakuan akan negara Palestina, meski sudah diakui PBB, baru akan diberikan empat tahun kemudian. Namun dengan sejumlah persyaratan, seperti tidak mendanai kelompok jihadis dan Hamas.
Jika syarat itu diakui maka AS akan mengakui Palestina sebagai negara. Bahkan membuat rancangan ekonomi untuk membantu negara tersebut.
Israel dan Palestina bagai air dan minyak, tidak bisa disatukan. Perseteruan kedua negara tersebut sudah terjadi selama puluhan tahun dan belum ada penyelesaian yang memuaskan.
(sef/sef) Next Article Perdamaian Timur Tengah, Pernyataan Trump Picu Pro-Kontra
Draf yang dituding berat sebelah membuat, Palestina akhirnya mengumumkan semua hubungan termasuk kerja sama keamanan, dengan AS dan Israel.
Menurut Presiden Palestina Mahmud Abbas, AS terang-terangan mendukung Israel. Proposal Trump dikatakannya merupakan sebuah pembatasan bagi negara Palestina.
Bahkan ia menuding keduanya melanggar perjanjian Oslo tahun 1993. Dalam perjanjian Oslo, Palestina diberi dua kuasa wilayah yakni Tepi Barat dan Jalur Gaza.
![]() |
Sebelumnya, Presiden AS mengumumkan rencana damai ini Selasa (28/1/2020). Meski mengumumkannya bersama Perdana Menteri Israel Benyamin Naethanyahu, menurut sejumlah media, tidak ada perwakilan dari Palestina saat acara digelar.
Sebagaimana dilansir dari media Israel, The Jerussalem Post, Palestina tetap akan memiliki wilayah Tepi Barat. Namun meski mendominasi di Tepi Barat, 20% wilayah itu akan jatuh ke tangan Israel.
Yerussalem yang juga di Tepi Barat akan jadi ibu kota Israel. Semua permukiman Israel di wilayah ini tetap dipertahankan.
Palestina akan memiliki daerah Yerussalem Timur. Seperti Kafr Akab, Abu Dis dan setengah dari Shuafat.
Israel akan mempertahankan Lembah Yordan. Palestina akan kehilangan tanah di Negev, dekat perbatasan Gaza dan Mesir.
Karena posisi Tepi Barat dan Gaza berjauhan, maka Palestina akan diberi jalur khusus untuk menuju kedua wilayah. Namun kontrol perbatasan akan dikendalikan Israel.
Pengakuan akan negara Palestina, meski sudah diakui PBB, baru akan diberikan empat tahun kemudian. Namun dengan sejumlah persyaratan, seperti tidak mendanai kelompok jihadis dan Hamas.
Jika syarat itu diakui maka AS akan mengakui Palestina sebagai negara. Bahkan membuat rancangan ekonomi untuk membantu negara tersebut.
Israel dan Palestina bagai air dan minyak, tidak bisa disatukan. Perseteruan kedua negara tersebut sudah terjadi selama puluhan tahun dan belum ada penyelesaian yang memuaskan.
(sef/sef) Next Article Perdamaian Timur Tengah, Pernyataan Trump Picu Pro-Kontra
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular