
Lagi, Lagi, Lagi, Pemerintah Salahkan Global
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
30 January 2020 14:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dengan kompak mengatakan bahwa kondisi perekonomian selama tahun 2019 memang tidak mudah. Ini yang membuat perekonomian dalam negeri ikut terimbas.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, tahun 2019 bukan tahun yang mudah karena sangat menekan ke perekonomian dalam negeri. Tidak hanya Indonesia, tapi hampir semua negara di dunia.
Ia menjelaskan, pada tahun 2019 terjadi Brexit hingga demo di Hong Kong serta ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan mitra dagangnya terutama China. Hal-hal yang tak terduga pada tahun lalu itu yang dinilai membuat perekonomian dunia mengalami perlambatan termasuk Indonesia.
"Kondisi global ini tentunya sangat berdampak pada Indonesia terutama ke perekonomian," ujar Suahasil di Hotel Kempinski, Kamis (30/1/2020).
Menurutnya, dibandingkan dengan negara lain Indonesia masih lebih baik karena perekonomiannya masih tumbuh di atas 5%. Berbeda dengan negara lain yang turun drastis, seperti China yang biasanya pertumbuhannya 10%-11% menjadi 6% di tahun lalu.
Ada juga India yang PDB nya biasanya 7% menjadi 4,5% serta AS yang PDB nya diproyeksi di atas 3% hanya mampu tumbuh di sekitar 2%.
"Indonesia kena imbas juga dimana pertumbuhan pernah 5,2% tapi kemarin hanya mampu sekitar 5,05%. Turun tapi masih tumbuh 5%. Ini bukan pertumbuhan yang rendah, itu pertumbuhan kita masih bisa kasih momentum semangat tumbuh lebih lanjut," kata dia.
Namun, untuk bisa terus tumbuh di tengah 2020 yang masih penuh dengan risiko maka ada syaratnya. Indonesia harus bekerja dan berusaha lebih keras lagi dari tahun sebelumnya.
"Untuk tumbuh lebih lanjut maka ada syaratnya. Kita tidak boleh lagi kerja seperti biasa, tidak boleh seperti kemarin-kemarin," jelasnya.
(dru) Next Article Diungkap Mahfud, Wamenkeu Jelaskan Transaksi Rp189 T di DJBC
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, tahun 2019 bukan tahun yang mudah karena sangat menekan ke perekonomian dalam negeri. Tidak hanya Indonesia, tapi hampir semua negara di dunia.
Ia menjelaskan, pada tahun 2019 terjadi Brexit hingga demo di Hong Kong serta ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan mitra dagangnya terutama China. Hal-hal yang tak terduga pada tahun lalu itu yang dinilai membuat perekonomian dunia mengalami perlambatan termasuk Indonesia.
Ada juga India yang PDB nya biasanya 7% menjadi 4,5% serta AS yang PDB nya diproyeksi di atas 3% hanya mampu tumbuh di sekitar 2%.
"Indonesia kena imbas juga dimana pertumbuhan pernah 5,2% tapi kemarin hanya mampu sekitar 5,05%. Turun tapi masih tumbuh 5%. Ini bukan pertumbuhan yang rendah, itu pertumbuhan kita masih bisa kasih momentum semangat tumbuh lebih lanjut," kata dia.
Namun, untuk bisa terus tumbuh di tengah 2020 yang masih penuh dengan risiko maka ada syaratnya. Indonesia harus bekerja dan berusaha lebih keras lagi dari tahun sebelumnya.
"Untuk tumbuh lebih lanjut maka ada syaratnya. Kita tidak boleh lagi kerja seperti biasa, tidak boleh seperti kemarin-kemarin," jelasnya.
(dru) Next Article Diungkap Mahfud, Wamenkeu Jelaskan Transaksi Rp189 T di DJBC
Most Popular