SBY Bicara Skandal Jiwasraya, Istana : Terima Kasih!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
29 January 2020 17:06
Istana Kepresidenan angkat bicara mengenai pernyataan Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Foto: foto/ Jiwasraya, Asabri, Bumiputera/Aristya Rahadian Kirsabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Istana Kepresidenan angkat bicara mengenai pernyataan Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengapresiasi sikap yang ditunjukkan SBY sebagai seorang tokoh bangsa. Menurutnya, apa yang disampaikan SBY penting untuk menjadi pelajaran dari pemerintahan.

"Kepada SBY, kami ucapkan terima kasih atas kritik dan masukannya dan kami perhatikan apa yang menjadi masukan SBY," kata Fadjroel, Rabu (29/1/2020).

Istana Kepresidenan, kata Fadjroel, membuka sebesar-besarnya masukan maupun kritik dari internal maupun eksternal. Menurutnya, sikap yang dilakukan SBY membuktikan sistem demokrasi bekerja dengan optimal.

"Apapun yang disampaikan pihak luar, dalam kalangan pemerintahan, koalisi juga sampaikan, dan betul-betul jadi masukan. Itu bukti demokrasi bekerja di Indonesia," jelasnya.

"Terhadap SBY, PKS, non partai, terima kasih. Artinya demokrasi bekerja di negeri ini. Tidak ada yang dapat perlakuan buruk apabila kritik di Indonesia," jelasnya.

Sebelumnya Presiden ke-6 Republik Indonesia yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) buka suara perihal perkembangan terkini kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

SBY menyampaikan sederet penjelasan dalam tulisannya berjudul "PENYELESAIAN KASUS JIWASRAYA AKAN SELAMATKAN NEGARA DARI KRISIS YANG LEBIH BESAR" yang diunggah di akun Facebook resminya.

Dalam tulisan itu, SBY memulai penjelasan dengan menuturkan bahwa saat kasus Jiwasraya mencuat, ia tidak berkomentar apapun. Sebab, SBY menilai sebagai sebuah perusahaan, Jiwasraya bisa mengalami masalah.

Pasang surut keadaan keuangan perusahaan, sehat-tidak sehat, boleh dikata lumrah. Namun, ketika dalam perkembangannya SBY mengetahui dugaan angka kerugiannya mencapai Rp13 triliun lebih, SBY mulai tertarik untuk mengikutinya karena dianggap cukup serius.

Ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan pernyataan permasalahan Jiwasraya sudah terjadi 10 tahun lalu, SBY mengaku tak merasa terusik. Sebab, untung rugi dalam dunia bisnis bisa saja terjadi.

Apalagi Kementerian BUMN secara eksplisit mengatakan bahwa masalah Jiwasraya bermula di tahun 2006. Saat itu SBY mengaku juga tak merasa terganggu. Apalagi, di tahun itu SBY saya tak pernah dilapori bahwa terjadi krisis keuangan yang serius di Jiwasraya.

"Namun, ketika mulai dibangun opini, dan makin kencang, bahwa seolah tidak ada kesalahan pada masa pemerintahan sekarang ini, dan yang salah adalah pemerintahan SBY, saya mulai bertanya... apa yang terjadi? Kenapa isunya dibelokkan? Kenapa dengan cepat dan mudah menyalahkan pemerintahan saya lagi?," ujar SBY.

"Padahal, saya tahu bahwa krisis besar, atau jebolnya keuangan Jiwasraya ini terjadi 3 tahun terakhir. Karenanya, di hadapan staf dan beberapa tamu saya di rumah yang merasa tidak terima jika lagi-lagi saya yang disalahkan, saya sampaikan komentar ringan saya. Intinya, kalau memang tak satupun di negeri ini yang merasa bersalah dan tak ada pula yang mau bertanggung jawab, ya salahkan saja masa lampau," lanjutnya.

SBY lantas mengaku terkejut perihal semangat DPR RI membentuk panitia khusus. Sebab, alasannya adalah untuk menjatuhkan sejumlah tokoh antara lain eks Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"Presiden Jokowi juga harus dikaitkan. Mendengar berita seperti ini, meskipun belum tentu benar dan akurat, saya harus punya sikap. Sikap saya adalah tak baik dan salah kalau belum-belum sudah main "target-targetan"," kata SBY.


[Gambas:Video CNBC]







(dru) Next Article Dari SBY Hingga Jokowi,Penyakit Kronis Jiwasraya Sulit Sembuh

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular