
Rapat dengan Pertamina, DPR Minta Ahok Ikut Hadir!
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
29 January 2020 15:00

Jakarta, CNBC Indonesia- Komisi VII DPR RI menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan PT Pertamina (Persero) siang ini. Saat rapat, beberapa anggota dewan mencari keberadaan komisaris utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ahok memang tidak ikut rapat bersama dengan Pertamina di Komisi VII siang ini, toh selama ini juga memang tidak pernah ada komisaris yang wajib ikut rapat bersama DPR.
Namun, anggota Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir saat rapat dibuka mencari sosok Ahok, "Saya minta komisaris utama Pak Ahok, yang mau kita panggil itu, jadi dalam kesimpulan ini mau dibawa ke mana arahnya," kata Nasir, dalam RDP, Rabu (29/1/2020).
Menurut Nasir kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh Pertamina atas instruksi Presiden Joko Widodo untuk menekan CAD sebenarnya bagus, tapi penerapan di dalamnya kerap kacau balau.
Misal seperti B30, "Pak ketua, atas kesepakatan dari sini (minta) RDP dengan dirjen ebt, migas, dirut pertamina, komisaris utama pertamina untuk mengelola b30 ini," ujarnya.
Permintaan Nasir ini juga diamini oleh anggota lainnya Bambang Wuryanto. "Minta komisaris dihadirkan, setuju saya," katanya.
Apalagi belakangan banyak suara lagi soal mafia migas, "Jangan-jangan hanya ganti mafia , saya hanya konsen soal permintaan Presiden soal defisit, kilang Cilacap enggak selesai-selesai," kata dia.
Meski tidak ada jawaban dari Pertamina atas permintaan ini, rapat dengar pendapat masih terus berlangsung. Pembahasan masih seputar tanya jawab terkait penerapan B30 dan masalah lainnya, termasuk pembangunan kilang.
(gus) Next Article Heboh! Ahok Bongkar Persoalan BUMN di Pertamina dan Peruri
Ahok memang tidak ikut rapat bersama dengan Pertamina di Komisi VII siang ini, toh selama ini juga memang tidak pernah ada komisaris yang wajib ikut rapat bersama DPR.
Namun, anggota Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir saat rapat dibuka mencari sosok Ahok, "Saya minta komisaris utama Pak Ahok, yang mau kita panggil itu, jadi dalam kesimpulan ini mau dibawa ke mana arahnya," kata Nasir, dalam RDP, Rabu (29/1/2020).
Misal seperti B30, "Pak ketua, atas kesepakatan dari sini (minta) RDP dengan dirjen ebt, migas, dirut pertamina, komisaris utama pertamina untuk mengelola b30 ini," ujarnya.
Permintaan Nasir ini juga diamini oleh anggota lainnya Bambang Wuryanto. "Minta komisaris dihadirkan, setuju saya," katanya.
Apalagi belakangan banyak suara lagi soal mafia migas, "Jangan-jangan hanya ganti mafia , saya hanya konsen soal permintaan Presiden soal defisit, kilang Cilacap enggak selesai-selesai," kata dia.
Meski tidak ada jawaban dari Pertamina atas permintaan ini, rapat dengar pendapat masih terus berlangsung. Pembahasan masih seputar tanya jawab terkait penerapan B30 dan masalah lainnya, termasuk pembangunan kilang.
(gus) Next Article Heboh! Ahok Bongkar Persoalan BUMN di Pertamina dan Peruri
Most Popular