
Internasional
Dibombardir Rudal Iran, 50 Tentara & Petugas AS Cedera Otak
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 January 2020 09:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Pentagon mengonfirmasi sebanyak 50 tentara dan petugas layanan Amerika Serikat (AS) menderita cedera traumatis pada otak setelah serangan rudal oleh Iran awal bulan ini. Angka ini bertambah dari sebelumnya, yang dikabarkan hanya 16 orang saja.
"Sampai saat ini, ada 50 anggota AS yang telah didiagnosis," kata Juru Bicara Petagon letnan Kolonel Thomas Campbell. Gejala cedera itu, mulai dari sakit kepala, pusing hingga sensitif terhadap cahanya dan mual.
Sebanyak 18 orang bahkan telah dikirimkan ke Jerman untuk perawatan lebih lanjut. Sedangkan satu orang lain dikirim ke Kuwait.
"Ini adalah potret waktu (sekarang) dan angka bisa berubah," tegasnta lagi.
Sebelumnya, pangkalan militer AS di Irbis dan Ayn Al-Ansad diserang lebih dari lusinan rudal oleh Isarel 8 Januari lalu. Ini merupakan pembalasan pada AS yang menyerang Jenderal Iran Qasem Soleimani hingga tewas.
Meski demikian, Presiden AS Donald Trump sempat mengatakan tak ada korban yang meninggal. Bahkan, ia sempat sesumbar, korban hanya mengalami cedera ringan.
Kelompok Veteran Perang AS meminta Trump meminta maaf. Pernyataannya soal tak ada korban dikatakan tidak benar.
"(Kami) mengharapkan permintaan maaf dari Presiden kepada para lelaki dan perempuan kami (tentara) atas ucapannya yang salah arah," kata Komandan Nasional Veteran Perang Asing William Schmitz.
Menurut data pentagon, setidaknya ada 408 ribu warga AS yang menderita cedera otak sejak tahun 2000 karena bertugas di daerah konflik.
Sementara itu, pada 26 Januari lalu, Kedubes AS juga kembali diserang tiga roket katyusha. Setidaknya satu orang dikatakan mengalami cedera karena serangan itu.
(sef/sef) Next Article Roket Hantam Kedubes AS di Irak, Trump Rapat dengan Israel
"Sampai saat ini, ada 50 anggota AS yang telah didiagnosis," kata Juru Bicara Petagon letnan Kolonel Thomas Campbell. Gejala cedera itu, mulai dari sakit kepala, pusing hingga sensitif terhadap cahanya dan mual.
Sebanyak 18 orang bahkan telah dikirimkan ke Jerman untuk perawatan lebih lanjut. Sedangkan satu orang lain dikirim ke Kuwait.
Sebelumnya, pangkalan militer AS di Irbis dan Ayn Al-Ansad diserang lebih dari lusinan rudal oleh Isarel 8 Januari lalu. Ini merupakan pembalasan pada AS yang menyerang Jenderal Iran Qasem Soleimani hingga tewas.
Meski demikian, Presiden AS Donald Trump sempat mengatakan tak ada korban yang meninggal. Bahkan, ia sempat sesumbar, korban hanya mengalami cedera ringan.
Kelompok Veteran Perang AS meminta Trump meminta maaf. Pernyataannya soal tak ada korban dikatakan tidak benar.
"(Kami) mengharapkan permintaan maaf dari Presiden kepada para lelaki dan perempuan kami (tentara) atas ucapannya yang salah arah," kata Komandan Nasional Veteran Perang Asing William Schmitz.
Menurut data pentagon, setidaknya ada 408 ribu warga AS yang menderita cedera otak sejak tahun 2000 karena bertugas di daerah konflik.
Sementara itu, pada 26 Januari lalu, Kedubes AS juga kembali diserang tiga roket katyusha. Setidaknya satu orang dikatakan mengalami cedera karena serangan itu.
(sef/sef) Next Article Roket Hantam Kedubes AS di Irak, Trump Rapat dengan Israel
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular