Sri Mulyani Waspada, Ada Risiko di Penerimaan Pajak 2020

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
28 January 2020 14:52
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan untuk tahun ini penerimaan negara masih akan penuh tantangan.
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri rapat kerja Komisi XI DPR RI membahas pengesahan DIM RUU Bea Materai dan BPJS Kesehatan (Dok Kemenkeu)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan untuk tahun ini penerimaan negara masih akan penuh tantangan. Terutama penerimaan pajak masih akan tertekan.

Hal ini lantaran, penerimaan dari sektor migas yang akan sulit mencapai target yang ditetapkan. Sebab, nilai tukar rupiah juga lebih kuat dari yang diperkirakan di 2020. Rupiah yang kuat maka akan membuat penerimaan migas lebih rendah, karena nilai ekspor menurun.

Menurutnya, penerimaan pajak dari sektor migas dipengaruhi oleh tiga komponen yakni harga minyak, nilai tukar dan lifting.

"Lifting migas menurun dan rupiah terus menguat di bawah Rp 14.000, ini akan akan menurunkan nilai ekspor migas sehingga membuat down side risk pada penerimaan perpajakan," ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Pada tahun ini, pemerintah menetapkan nilai tukar rupiah sebesar Rp 14.400 per US$ atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tukar rupiah saat ini yang berada di level Rp 13.600/US$.

Lalu, harga minyak mentah dipatok US$ 63 per barel dan lifting minyak 755.000 barel/hari dan lifting gas sebesar 1,19 juta barel setara minyak/hari.

"Dinamika nilai kurs, ICP dan lifting migas akan kembali berlanjut di tahun ini," jelasnya.



[Gambas:Video CNBC]








(dru) Next Article Top! Ini Insentif Pajak yang Resmi Diperpanjang Sri Mulyani

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular