
Jokowi Kasih Kode '2024' ke Sandi Uno, Anies Gimana?
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
27 January 2020 06:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Sandiaga Salahuddin Uno kembali memberikan pernyataan perihal kode '2024' yang dilayangkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Pernyataan itu disampaikan Sandi, sapaan akrab Sandiaga Salahuddin Uno, kepada wartawan di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Minggu (26/1/2020).
"Saya ingin, sebetulnya, tentunya Presiden juga sudah mengatakan 2024 masih lama, dan saya sangat setuju pada Pak Presiden, jadi saya ingin kita narasinya politik. Karena kita baru selesai kontestasi pilpres 2019, ini saatnya kita membangun bangsa dengan penuh rasa persatuan dan kesatuan," kata Sandi seperti dilansir detik.com, Minggu (26/1/2020).
"Apa yang disampaikan pak presiden itu merangkul ya, merangkul seluruh elemen bangsa untuk bersatu padu. Ini tugas kita empat tahun ke depan. Jangan kejebak lagi bicara politik 2024, terlalu dini, dan akhirnya ada potensi memecah belah kita," lanjutnya.
Sandi pun mengajak semua pihak untuk fokus bekerja nyata.
"Di mana pun kita berada, baik saya di luar sekarang maupun siapa pun yang di dalam pemerintah ini diberikan kesempatan untuk bekerja nyata berkontribusi pada bangsa," ujarnya.
Ditemui terpisah, Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Anies Rasyid Baswedan ogah berkomentar mengenai pernyataan Jokowi yang memberikan kode '2024' kepada Sandi.
"Kita ini lagi ngurusin Jakarta, gitu aja cukup," katanya seperti dilansir cnnindonesia.com, Minggu (26/1/2020).
Kendati demikian, Anies mengaku terus menjalin komunikasi dengan Sandi. Seperti diketahui, Sandi merupakan eks wakil gubernur DKI Jakarta sebelum mundur pada 2018 lalu.
"Jadi enggak ada yang baru," ujarnya.
Sekadar kilas balik, Sandi mendapat kode '2024' dari Jokowi saat menghadiri dalam acara pelantikan pengurus Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia periode 2020-2022 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Tidak lama berselang, kode '2024' giliran dilayangkan oleh Kepala Badan Intelijen Negara yang juga Ketua Umum PB Esports Jenderal Polisi Budi Gunawan dalam acara pelantikan Pengurus Besar Esports periode 2020-2024 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Sabtu (16/1/2020).
Direktur Eksekutif Media Survei Nasional Rico Marbun memiliki analisis tersendiri perihal kode '2024' kepada Sandi. Menurut dia, sapaan Jokowi kepada Sandi merupakan taktik yang jitu dari Jokowi untuk memecah perhatian kepada Anies. Anies digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat calon presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.
"Kompetitor yang paling berat kan dari jajaran kepala daerah. Anies Baswedan, (Gubernur Jawa Barat) Ridwan Kamil, kemudian Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo), Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini). Kalau kita melihat seperti Anies ini kan dikritik oleh banyak pihak, terutama pengamanan banjir dan sebagainya. Ketika bola itu dilempar oleh ke Sandiaga, berarti kan yang ada di spot perhatian publik, itu kan Sandiaga Uno," kata Rico.
"Dalam posisi itu, ini taktik untuk memecah serangan. Jadi spotlight itu tidak hanya ke Anies Baswedan tapi juga lari ke Sandi. Jadi ini oleh presiden dibagi rata. Saya pikir sih yang diuntungkan tentunya kandidat yang lain, tentunya partai politik selain Gerindra. Begitu maksud saya," lanjutnya seperti dikutip dari detik.com, Kamis (16/1/2020).
(miq/sef) Next Article MK Hapus Ambang Batas Syarat Nyapres, Anies Beri Respons Tak Terduga
"Saya ingin, sebetulnya, tentunya Presiden juga sudah mengatakan 2024 masih lama, dan saya sangat setuju pada Pak Presiden, jadi saya ingin kita narasinya politik. Karena kita baru selesai kontestasi pilpres 2019, ini saatnya kita membangun bangsa dengan penuh rasa persatuan dan kesatuan," kata Sandi seperti dilansir detik.com, Minggu (26/1/2020).
"Apa yang disampaikan pak presiden itu merangkul ya, merangkul seluruh elemen bangsa untuk bersatu padu. Ini tugas kita empat tahun ke depan. Jangan kejebak lagi bicara politik 2024, terlalu dini, dan akhirnya ada potensi memecah belah kita," lanjutnya.
"Di mana pun kita berada, baik saya di luar sekarang maupun siapa pun yang di dalam pemerintah ini diberikan kesempatan untuk bekerja nyata berkontribusi pada bangsa," ujarnya.
Ditemui terpisah, Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Anies Rasyid Baswedan ogah berkomentar mengenai pernyataan Jokowi yang memberikan kode '2024' kepada Sandi.
"Kita ini lagi ngurusin Jakarta, gitu aja cukup," katanya seperti dilansir cnnindonesia.com, Minggu (26/1/2020).
Kendati demikian, Anies mengaku terus menjalin komunikasi dengan Sandi. Seperti diketahui, Sandi merupakan eks wakil gubernur DKI Jakarta sebelum mundur pada 2018 lalu.
"Jadi enggak ada yang baru," ujarnya.
Sekadar kilas balik, Sandi mendapat kode '2024' dari Jokowi saat menghadiri dalam acara pelantikan pengurus Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia periode 2020-2022 di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Tidak lama berselang, kode '2024' giliran dilayangkan oleh Kepala Badan Intelijen Negara yang juga Ketua Umum PB Esports Jenderal Polisi Budi Gunawan dalam acara pelantikan Pengurus Besar Esports periode 2020-2024 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Sabtu (16/1/2020).
Direktur Eksekutif Media Survei Nasional Rico Marbun memiliki analisis tersendiri perihal kode '2024' kepada Sandi. Menurut dia, sapaan Jokowi kepada Sandi merupakan taktik yang jitu dari Jokowi untuk memecah perhatian kepada Anies. Anies digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat calon presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.
"Kompetitor yang paling berat kan dari jajaran kepala daerah. Anies Baswedan, (Gubernur Jawa Barat) Ridwan Kamil, kemudian Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo), Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini). Kalau kita melihat seperti Anies ini kan dikritik oleh banyak pihak, terutama pengamanan banjir dan sebagainya. Ketika bola itu dilempar oleh ke Sandiaga, berarti kan yang ada di spot perhatian publik, itu kan Sandiaga Uno," kata Rico.
"Dalam posisi itu, ini taktik untuk memecah serangan. Jadi spotlight itu tidak hanya ke Anies Baswedan tapi juga lari ke Sandi. Jadi ini oleh presiden dibagi rata. Saya pikir sih yang diuntungkan tentunya kandidat yang lain, tentunya partai politik selain Gerindra. Begitu maksud saya," lanjutnya seperti dikutip dari detik.com, Kamis (16/1/2020).
(miq/sef) Next Article MK Hapus Ambang Batas Syarat Nyapres, Anies Beri Respons Tak Terduga
Most Popular